Chapter 11

328 21 8
                                    


"Bar. Gue udah ganteng gak nih?!" tanya Mikael sambil menyisir rambut pendeknya di kaca spion motor miliknya.

"Udah. Udah kayak Michael Jackson tuh," jawab Gobar singkat sambil mengikat tali sepatunya didepan teras kosnya.

"Serius lu?! Perasaan gak ada miripnya. Emang paling mirip dibagian mananya?!" tanya Mikael lagi dengan excited.

"Hmm. Bagian mana ya?!"

Mikael pun tampak tersenyum menyeringai kearah Gobar.

"Dibagian upil kali yah!" ucap Gobar menimbang-nimbang.

Seketika itu juga Mikael menarik bibirnya kesal.

"Anjir lu Bar! Gue kira apaan! Emang ada upil ya yang beda?! Yakali upil gue beda rasa sama dia. Lu kira upil gue rasa keju gitu?!" omel Mikael pada pujian Gobar yang tak sesuai dengan ekspektasinya.

"Ya abis mau dibilang mirip dari segi apanya?! Kan emang gak mirip anjir!" balas Gobar bangkit dari duduknya.

"Sengklek lu! Jadi ngapain tadi lu bilang gue mirip sama Michael Jackson?!" tanya Mikael yang kecewa pada pernyataan Gobar.

"Mirip namanya. Beda dua huruf,'kan?!" tanya Gobar tanpa mengerti perasaan Mikael.

"Bangke lo!" umpat Mikael kesal.
Akhirnya Gobar tertawa kecil pada sahabatnya itu.

"Gak usah sedih. Lu ganteng kok," ucap Gobar memujinya sambil meraih helm Mikael.

Gobar dan Mikael hendak akan bekerja sore ini. Karena hanya punya satu kendaraan, kedua sahabat ini memutuskan untuk pergi bersama. Selain hemat biaya juga tujuan mereka sama.

Gobar akan mulai bekerja di tempat Mikael bekerja saat ini, untuk yang pertama kalinya. Untuk itu, dia sudah mempersiapkan segala keperluan yang ia butuhkan agar pekerjaannya dapat berjalan dengan lancar. Tidak lupa baju rapi dan parfum wangi ia kenakan untuk menunjang penampilannya agar terlihat lebih keren.

Gobar dan Mikael pun tampak akan segera berangkat. Dengan perlahan Gobar mulai menarik celananya yang tampak cukup sempit untuknya. Lalu seperti biasa ia yang akan mengendarai motor itu.

Belum Gobar naik tiba-tiba terdengar suara yang cukup mengejutkan mereka berdua.

Krek!

Celana Gobar malah robek.

Seketika itu juga tawa Mikael meledak tanpa ada permisi dari Gobar.

"Anjir robek! Ini yang namanya karma Bar. Makanya, jangan ngeroasting mulu. Kenak batunya kan lu," ucap Mikael dengan senangnya.

"Kampret lu!" balas Gobar segera berlari kembali ke kamar kos.

Akhirnya Mikael harus menunggu Gobar selesai berpakaian lagi di luar kos.

Setelah beberapa saat berlalu, Gobar yang sedari tadi di dalam kamar belum keluar juga. Akhirnya Mikael memutuskan untuk menyusul Gobar ke kamar kos.

"Lama bener dah!" protes Mikael saat ia tau kalau Gobar masih saja kocar-kacir entah mencari apa.

"Lu pakai yang ada aja Bar. Lu pakai apa aja mah tetap ganteng!" tambahnya memberi saran.

"Gak matching sama baju seragam nya njir. Lu gak liat apah, celana gue rada-rada preman semua!" ucap Gobar masih meneliti sesuatu ditempat itu. Mungkin sedang mencari jarum atau semacamnya.

"Gue punya satu celana sih. Cuman takut kekecilan juga. Bakalan robek juga kalo nanti lu yang makek,"

"Yaudah gak papa. Gue pake pas di bar aja nanti," ucap Gobar langsung menghentikan gerakannya.

GOBAR (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang