Chapter 25

271 13 8
                                    

Netra Gobar yang terpejam, seakan ingin terbuka dengan lebar, namun sayangnya tubuh yang begitu lelah menahannya untuk tetap membeku diatas kursi diruangan itu.

Dengan posisi terikat, Gobar tertidur diatas kursi bersama Mikael yang tampak sudah ketakutan bukan kepalang. Sesekali ia mengawasi keadaan ruangan yang sewaktu-waktu mungkin akan menjadi tempat terakhir untuknya.

"Psssiittt!"

"Oi Bar! Bangun!" panggil Mikael dengan setengah berbisik.

Tidak mendapat sahutan, Mikael  berusaha mendekatkan kakinya dengan bersusah payah.

"Lu mau ngapain?!" seru seseorang yang spontan membuat Mikael membeku ketakutan.

Akhirnya dengan perlahan ia kembali menarik kakinya.

"Lu ngapain bawa sigendut itu?!" tanya seorang pria yang ikut keruangan itu.

Mikael yang mendengarnya langsung memasang wajah kesal.

"Gue salah masuk kamar. Yah. Dari pada ketahuan, gue bekap juga dia,"

"Tapi gak usah dibawa kali. Buang-buang waktu dan tenaga. Lagian gak guna."

"Rencana gue juga gitu. Cuman udah terlanjur pingsan dua-duanya. Yah. Jadi gue bawa aja, daripada ninggal di sana kan bahaya,"

Mikael memelototkan matanya, namun tak bisa berkata apa-apa.

"Jadi gimana kesepakatan kita yang tadi?"

Gadis itu kembali memalingkan pandangannya.

"Sorry. Gue gak bisa bantu lu buat dapatin apa yang lo mau,"

Pria itu tersenyum miring.

"Hei. Ini bukan soal yang gue mau. Tapi ini soal keuntungan buat kita berdua. Lu dapat untung, gue juga. Lu bisa bayangin betapa kuatnya lu sama gue, kalo lu mau kerja sama bareng gue," bujuk pria itu.

"Kenapa gak lo sendiri aja. Lu sama Diego sama aja. Memanfaatkan orang-orang. Sedangkan lu berdua berdiri diatas seakan menjadi raja yang punya segalanya-"

"Gue gak sama, sama Diego,"

Keduanya saling menatap intens.

"Lu bakal dapat yang semestinya lu dapat. Gue janji itu,"

Gadis itu memutar bola matanya sedikit berfikir.

"Jadi. Lu mau gue ngelakuin apa?" tanya gadis itu mulai tertarik dengan tawaran pria itu.

Pria itu melirik kearah Mikael yang langsung memalingkan pandangannya. seakan-akan tak mendengar apapun yang terjadi dalam beberapa menit yang lalu. Kemudian, pria itu menarik gadis itu keluar dari ruangan itu.

Sedangkan musik yang sedari tadi bernaung, berlanjut dengan mengalun tenang  diruangan itu.

Melihat keadaan yang sudah aman, Mikael kembali melancarkan aksinya.

Dengan cekatan, Mikael berusaha menggerak-gerakkan tangannya agar segera lepas dari ikatan yang membelenggu tangannya.

"Sini gue bantuin," ucap Gobar tiba-tiba dengan gamblangnya, membuat Mikael mendongak dengan spontan.

"Anjing. Gimana ceritanya cuk?!"

Gobar memutar bola matanya enteng.

"Sssttt. Jangan berisik!" bisik Gobar sambil melepas ikatan Mikael.

Ditengah kesunyian, akhirnya Mikael bisa terlepas dari ikatan yang menjeratnya.

Belum mereka bangkit bersamaan, tiba-tiba tangan gadis itu sudah tepat diatas bahu Gobar.

GOBAR (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang