Sekesal apapun Aluna pada Langit, dia tetap saja bersama laki- laki itu. Seperti pagi ini, saat Adena membeli bahan makanan ke pasar, Langit minta ikut dan Aluna ikut- ikutan. Padahal Aluna tahu, Langit rela ke pasar dan berharap bisa bertemu dengan Aludra seperti kemungkinan di toko baju tempo hari.
Toko pertama yang mereka datangi adalah toko roti. Kebanyakan orang- orang disini menjadikan roti sebagai sarapan pagi. Dan itu sudah menjadi kebiasaan. Aluna yang memang menyukai starwberry langsung mengambil puluhan roti strawberry tanpa pikir panjang. Toh, uang yang di berikan Adena kemarin masih cukup membeli roti. Dan Aluna tidak mau repot- repot ke pasar setiap pagi demi membeli roti strawberry lagi.
Adenapun mengajak mereka berhenti sejenak di toko ice cream favoritenya. Menurut Adena, ice cream disini jauh lebih enak di banding ice cream manapun. Dan variasi rasanya lebih banyak.
"Ice cream labu," tunjuk Adena ke arah ice cream berwarna jingga itu, dan si pelayan toko mengambil satu sendok untuk di letakkan di atas cone.
"Lidah Klan Marava tidak bisa bohong. Labu, makanan khas musim gugur," ucapnya.
Dan Aluna langsung melihat gaunnya yang berwarna coklat. Iya, semalam Adena memberikan gaun coklat untuk di kenakan Aluna. Dan Aluna harus berhenti berpura- pura menjadi bagian klan Pluvia kalau dia tidak mau kejadian semalam terulang kembali. Padahal Aluna lebih menyukai warna biru di banding coklat.
"Ah, tentu saja kamu masih bebas memilih ice cream kesukaanmu. Bukan berarti harus rasa labu." Adena sepertinya tahu apa yang ada dalam pikiran Aluna.
Aluna langsung tersenyum saat tahu kalau dia bisa lolos dari rasa labu yang membuat tenggorokannya terasa geli. Sejak kecil dia tidak bersahabat dengan rasa labu.
"Strawberry," serunya dengan riang.
Dan Kring..!!!
Suara pintu toko terbuka dan menghasilkan suara kring dari lonceng yang sengaja pemilik toko letakkan di atas pintu. Bukan hanya suara kring yang membuat orang menoleh, tetapi karena wajah wanita yang baru saja masuk ke toko itu. Siapa lagi kalau bukan, Aludra.
Sial, kenapa selalu saja ada Aludra saat Aluna menikmati waktunya bersama Langit. Dan seperti dugaan Aluna, Langit mengulas senyum lebar.
Aludra tidak melirik siapapun. Kali ini dia datang sendirian. Fokusnya hanya ke counter ice cream, memilih rasa yang paling dia suka dan pergi. Tapi tampaknya dia bingung memilih rasa apa yang dia inginkan.
Aludra cukup lama menatap ice cream berbagai rasa itu. Sampai akhirnya sang penolong dari kebingungan ini datang.
"Matcha,"
"Coklat,"
Aludra dan langit bersamaan mengatakan rasa ice cream. Membuat si pemilik toko kebingungan.
"Matcha satu, coklat satu?" tanyanya untuk memastikan rasa mana yang di pilih dua orang ini.
"Matcha campur coklat satu, Pak," suruh Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity Eclipse {Sudah Terbit}
FantasíaSeingat Aluna, dia cuma duduk manis di Eclipse The Coffee Shop sembari menghabiskan matcha lattenya. Tapi Gerhana matahari total yang bisa dia lihat dari jendela cafe mengubah seluruh hidupnya. Setelah keluar dari cafe itu, Aluna berada di dunia yan...