Ratu Helios yang terkenal bijaksana namun anggun itu sudah biasa mengundang para bangsawan berprestasi ataupun yang memberikan konstribusi bagi kerajaan untuk minum teh di taman bunga istana. Dan merupakan sebuah kehormatan untuk bisa berinteraksi secara pribadi dengan Ratu yang di elu- elukan rakyat itu.
Aludra tentu tidak mau melewatkan kesempatan emas ini. Dua hari yang lalu, undangan untuk minum teh di sore hari datang ke rumah Aludra. Dan lebih hebatnya lagi, undangan itu di tujukan untuk dirinya.
Setahu Aludra, hanya bangsawan kelas atas dan sudah berusia paruh baya yang sering mendapat undangan kehormatan ini. Dia satu- satunya gadis belia yang pernah mendapatkan kehormatan seperti ini. Karena itu dia berusaha tampil semaksimal mungkin di hadapan sang Ratu. Gaun hijau dia rancang dengan kain termahal dan modelnya sesopan mungkin. Aludra tidak mau mempermalukan dirinya di depan wanita nomor satu di Eterio itu.
Namun, saat memasuki istana, Aludra yang memiliki pribadi gadis mandiri dan berani tiba- tiba nyalinya menciut. Entah karena istana yang sangat besar dan seperti ingin menelannya hidup- hidup. Atau karena dia tidak tahu harus mengatakan apa di hadapan Ratu. Terlebih lagi, dia tidak tahu apa alasannya di undang ke istana. Karena selama ini, Aludra tidak membuat prestasi wah yang menguntungkan istana.
Rasa berdebarnya semakin menjadi saat bertemu dengan Ratu yang duduk manis di kursi taman bunganya. Lengkap dengan teh hangat dan beberapa cemilan manis di meja yang di tata sedemikian rapinya. Aura bijaksana tidak lepas dari Ratu yang memakai gaun merah dan mahkota di kepalanya. Beruntung Aludra tidak salah kostum untuk menemui Ratu Eterio itu. Gaun Aludra yang berwarna hijau di rancang dengan gaya semi formal. Tidak terlalu tertutup dan tidak terlalu terbuka. Dan yang lebih penting, tidak mengalahkan gaun Ratu tetapi tidak jauh di bawah standar seorang Ratu.
"Silahkan duduk, Aludra." Ratu sendiri yang mempersilahkan Aludra duduk di kursi di hadapannya setelah Aludra membungkuk 90 derajat memberi hormat.
Kursinya hanya ada dua. Yang artinya, kursi ini memang disediakan khusus untuk menjamu dia.
Ini pertama kalinya Aludra bertemu secara langsung dengan Ratu. Sebelumnya, dia hanya melihat Ratu dari kejauhan di pesta yang diadakan istana. Jika di lihat lebih dekat, Ratu memiliki aura yang sangat kuat. Sehingga, wanita manapun yang berdiri di hadapannya, akan merasa kecil dan menciut.
"Bagaimana menurutmu taman bunga istana?" tanya Ratu terlebih dahulu.
Aludra melihat sekitarnya. Ada puluhan bunga yang di tanam dengan berbagai pola di sana sini. Sementara di dekat meja teh mereka ada bunga mawar yang membentuk lingkaran. Dan meja mereka sebagai pusatnya. Yang paling menarik perhatian Aludra adalah labirin raksasa sejauh 10 meter di belakang Ratu. Labirin itu di tumbuhi mawar merah yang rimbun. Butuh kemampuan khusus untuk menyusun bunga serapi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity Eclipse {Sudah Terbit}
FantasySeingat Aluna, dia cuma duduk manis di Eclipse The Coffee Shop sembari menghabiskan matcha lattenya. Tapi Gerhana matahari total yang bisa dia lihat dari jendela cafe mengubah seluruh hidupnya. Setelah keluar dari cafe itu, Aluna berada di dunia yan...