part 5

6.7K 497 0
                                    

Markas Yakuza.

Haechan terbangun dari acara pingsannya saat malam hari. Ia mengerjap-ngerjapkan kedua mata cantiknya dengan perlahan. Setelah sepenuhnya sadar, ia kembali di buat kebingungan dengan situasi yang ia alami.

"Aku di mana?"
Ucapnya lirih.

Kamar mewah yang terlihat sangat luas itu membuat dirinya sangat kebingungan. Terlebih lagi tidak ada siapapun di sana, hanya dirinya.

Pintu kamar mandi itu terbuka, menampilkan pria tampan dengan balutan handuk di pinggangnya. Haechan yang melihat hal itu sontak langsung berteriak dengan sangat keras.

"Eomaaaaaaaaaa!"
Teriaknya tidak karuan.

Jaemin yang mendengar teriakan itu langsung menoleh kearah Haechan dan berjalan menghampirinya.

"Ada apa!?"
Tanya Jaemin yang sedikit panik. Namun Haechan hanya bisa melihat raut datar di wajahnya.

"Kau! Kau siapa!?"
Tanya Haechan yang berusaha menutupi mata sucinya dari pemandangan indah di depannya.

Jaemin yang sadar dengan apa yang terjadi. Langsung mengambil baju di dalam lemarinya dan kembali masuk ke dalam kamar mandi. Padahal ia punya ruangan sendiri untuk mengganti baju, namun ia memilih untuk menggantinya di kamar mandi.

Haechan membuka kedua matanya, dan mengatur nafasnya yang terdengar tidak teratur.

"Aku dimana sih!?"
Ucapnya dengan panik.

Pintu kamar mandi kembali terbuka. Haechan segera menutup kedua matanya kembali. Jaga-jaga kalau Jaemin belum memakai baju.

"Kau tidak perlu melakukan itu"
Ucap Jaemin dengan suara rendahnya. Haechan perlahan kembali membuka matanya. Ia melirik kearah Jaemin yang mendudukkan dirinya di salah satu sofa yang ada di situ.

"K-Kau siapa? Kenapa aku bisa ada di sini?"
Tanya Haechan dengan gugup. Jaemin menegakkan tubuhnya lalu menatap wajah manis Haechan dengan intens.

"Kau tidak mengingat kejadian yang kau alami tadi?"
Tanya Jaemin balik.

Haechan merengutkan wajahnya,
"Tentu saja aku masih ingat. Apa kau salah satu orang yang menculik ku?"
Tanya Haechan. Jaemin mengangguk pelan.

Haechan membulatkan kedua matanya.
"Kenapa kau menculik ku!?"
Tanya Haechan dengan sedikit ngegas.

Jaemin menghela nafas lalu kembali menyenderkan tubuhnya di senderan sofa itu. Tanpa berniat menjawab pertanyaan Haechan.

"Hei! Jawab pertanyaan ku!"
Bentak Haechan yang mulai kesal.

"Apa kau tidak punya sopan santun?"
Jaemin menatap tajam kearah Haechan. Membuat anak manis itu sedikit takut.

"U-Untuk apa aku harus sopan dengan orang yang menculik ku!"
Ucap Haechan dengan ketus. Ia mencoba berani sekarang. Jaemin berdecih pelan lalu beranjak dari duduknya. Dan berjalan kearah Haechan.

"Kau tau jika ayah mu sangat kaya, bukan?"
Ucap Jaemin yang masih berjalan kearah Haechan. Haechan memundurkan tubuhnya lalu mengangguk pelan.

"Lalu menurut mu, mengapa aku harus menculik mu?"
Ucap Jaemin yang sudah berdiri di depan Haechan.

"Kau ingin uang ayah ku..?"
Suara Haechan terdengar lirih. Jaemin tersenyum tipis lalu membungkukkan tubuhnya untuk menatap wajah manis Haechan.

"Kenapa aku harus menginginkan uangnya?"
Tanya Jaemin yang semakin mendekatkan wajahnya kearah wajah Haechan.

"Bukan kah seharusnya seperti itu"
Ucap Haechan yang mulai gugup.

"Tidak akan seperti itu, karena aku jauh lebih kaya dari ayah mu"
Ucap Jaemin yang kini menghembuskan nafasnya di kuping kiri Haechan.

"L-Lalu..untuk apa kau menculik ku?"
Tanyanya yang masih berusaha menjauh dari Jaemin. Jaemin tersenyum tipis, lalu kembali menegakkan tubuhnya. Menjauh dari wajah manis yang sangat mengundang itu.

"Kenapa kau tidak berpikir jika aku menginginkan mu?"
Ucap Jaemin dengan santai.

"Apa!?"

Haechan di buat shock dengan perkataan Jaemin barusan. Namun deheman dari pria tampan itu membuat dia kembali tersadar.

"Aku akan pergi. Kau turun lah ke bawah jika ingin makan malam. Atau kau ingin makan di dalam kamar?"
Tanya Jaemin ke Haechan.





























VannoWilliams

Yakuza (NaHyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang