part 7

5.9K 482 0
                                    

Setelah makan malam itu selesai mereka laksanakan. Para anggota utama dari kelompok yakuza itu segera pergi ke kamar mereka masing-masing untuk mengistirahatkan diri.

Haechan awalnya ingin mengekori Chenle. Namun saat ia tau jika Chenle sudah memiliki kekasih dan ia tidak ingin mengganggu mereka. Akhirnya ia memutuskan untuk kembali masuk ke dalam kamar Jaemin.

Pukul sudah menunjukkan 12 malam. Namun Jaemin masih juga belum pulang. Entah mengapa Haechan tidak bisa tidur dan sedikit menghawatirkan pria tampan itu.

Ia memilih untuk duduk dan bersandar pada sisi ranjang. Matanya enggan untuk menutup, mungkin karena ia sudah sangat lama tidur tadi, saat ia pingsan.

Bunyi jarum jam memenuhi kamar mewah itu, hingga akhirnya suara knop pintu yang di buka membuat Haechan tersadar dari acara melamun nya.

Jaemin masuk ke dalam kamarnya sambil melepaskan jas hitamnya. Lengan baju putihnya ia gulung hingga menampilkan beberapa urat tangannya yang begitu indah untuk di pandang.

Penglihatannya beralih pada Haechan yang tengah memperhatikan dirinya dengan tatapan polosnya.

"Kau belum tidur?"
Tanya Jaemin dengan suara beratnya.

"Aku tidak bisa tidur"
Jawab Haechan dengan jujur.

"Tidurlah, ini sudah sangat malam"
Ucap Jaemin. Ia membelakangi Haechan karena ingin mengambil baju di lemari.

"Kau sudah makan?"
Tanya Jaemin tanpa menoleh kearahnya.

"Sudah"
Jawab Haechan singkat.

"Aku akan mandi, aku ingin melihat mu tidur jika aku selesai nanti"
Ucap Jaemin yang langsung beranjak pergi kearah kamar mandi.

Haechan mempoutkan bibirnya.
"Bagaimana aku bisa tidur kalau aku rindu rumah.."
Ucapnya dengan lirih.

Selang beberapa menit, Jaemin menyelesaikan acara mandinya. Ia melirik kearah Haechan yang masih saja belum tidur.

"Kau punya penyakit insomia?"
Tanya Jaemin tiba-tiba, membuat Haechan tersadar dari lamunannya.

Haechan menggeleng pelan.

"Lalu?"
Jaemin menaikkan sebelah alisnya.

"Aku rindu rumah.."

Wajah Haechan terlihat sangat menyedihkan. Dan juga menggemaskan tentunya.

Jaemin tidak menampilkan ekspresi apapun.

"Berhenti bersikap seperti itu, kau tidak akan pernah kembali ke rumah mu itu"
Ucapnya dengan sangat dingin. Haechan yang mendengar hal itu langsung membolakan kedua matanya.

"A-Apa maksud mu?"

"Kau tau maksud ku"

Haechan sudah tidak tau harus mengatakan apalagi selain menangis.

"Huaaaaaaaaaa.....!!!!!"
Akhirnya tangisan histeris keluar dari bibirnya. Jaemin masih terus memandang kearahnya tanpa ekspresi.

"Aku mau pulang...!!!!!"
Rengeknya dengan mata sembab yang terus mengeluarkan air mata. Jaemin yang sudah tidak tahan dengan hal itu langsung mendekati Haechan dan menarik tubuhnya untuk ia peluk.

"Ssstt..tenanglah..jangan menangis"
Ucapnya dengan sangat lembut.

Sikap yang sangat mengagetkan jika anggota yakuza yang lain melihatnya.

Haechan masih terus menangis. Ia mengusap air matanya di kaos yang Jaemin pakai.

Jaemin semakin mengeratkan pelukannya dan mengelus punggung yang lebih muda.

"Kenapa kau menculik ku? Apa aku ada salah dengan mu? Aku pernah membuat mu marah?"
Haechan menatap wajah tampan Jaemin dengan raut wajagnya yang terlihat sangat sedih. Membuat Jaemin sangat tidak tega jika harus melihat Haechan seperti ini.

"Aku tidak pernah marah pada mu. Kau tidak pernah berbuat salah"
Ucap Jaemin yang masih berusaha untuk menenangkannya.

"Lalu kenapa kau menculik ku!?"
Haechan kembali menangis dan berusaha memberontak dari pelukan Jaemin. Jaemin tidak menjawab, namun ia semakin memeluk tubuh ramping Haechan.

Haechan yang sudah sangat lelah karena menangis. Langsung merasa lemas.

"Aku..hiks..aku masih menunggu jawaban mu!"
Ia masih terus menangis walaupun ia sudah sangat lelah. Jaemin masih tidak menjawab, membuat Haechan kesal dan memukul dada bidang Jaemin dengan kesal.

"Kenapa kau melakukan hal ini kepada ku!?"
Tanyanya dengan sedikit berteriak.
Lalu setelahnya ia langsung terdiam dan memandang wajah tampan Jaemin dengan takut.

"Kau ingin membunuh ku?"
Ucapnya dengan nada suara yang bergetar. Jaemin yang mendengar hal itu langsung terlihat sangat kaget.

"Apa yang kau pikirkan!? Aku tidak akan melakukan hal itu!"
Ucap Jaemin dengan tatapan tajamnya. Ia sungguh tidak menyukai perkataan Haechan barusan.

"Lalu untuk apa kau menculik ku!!??"
Haechan juga ikut berteriak hingga membuat wajahnya memerah.



























VannoWilliams

Yakuza (NaHyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang