Setelah menemui Jeno di lantai bawah tadi. Jaemin memilih untuk kembali ke kamarnya.
Haechan yang memang pada dasarnya hanya berpura-pura tidur saja. Langsung tertegun saat mendengar suara pintu yang terbuka.
Jaemin segera bergegas membersihkan dirinya sebelum akhirnya ia akan memilih untuk langsung istirahat di tempat tidurnya.
Setelah menyelesaikan mandinya. Pria tampan itu langsung memutuskan untuk tidur. Namun saat ia ingin menutup mata, tiba-tiba saja ia merasa ada pergerakan di sampingnya.
Ia langsung membuka kedua matanya dan menemukan Haechan yang menatap polos kearahnya.
"Kenapa belum tidur?"
Tanya Jaemin dengan suara beratnya. Haechan menggeleng pelan, ia masih saja menatap dengan tatapan yang sangat lugu kearah Jaemin."Kau menginginkan sesuatu?"
Tanya Jaemin yang akhirnya paham maksud dari tatapan Haechan."Apa boleh?"
Cicit Haechan. Jaemin mengangguk pelan.Dengan senyuman manisnya ia segera mendekatkan dirinya dengan Jaemin.
"Aku mau di peluk"
Ucapnya yang sudah berada di dekat Jaemin. Jaemin masih menatap datar dirinya, namun perasaannya tiba-tiba saja menghangat saat mendengar perkataan Haechan barusan.Haechan yang tidak mendapat respon dari Jaemin langsung menunduk takut. Meskipun Jaemin tidak menatap tajam ataupun marah padanya, namun wajah Jaemin tampak sangat menyeramkan untuknya. Karena pria itu yang tidak pernah berekspresi sama sekali selain raut datar dan dinginnya.
"Kemari"
Suara berat Jaemin berhasil membuat Haechan kembali menatap kearahnya.
Dengan senyuman, Haechan langsung mendekatkan dirinya kearah Jaemin yang sudah menunggunya dengan pelukan.
Jaemin melingkarkan lengan kanannya di pinggang ramping milik Haechan. Sedangkan si manis mulai merasa nyaman saat pipinya sudah berada di dada bidang milik pria tampan itu.
"Euhm.."
Haechan bergumam dengan lirih seperti ingin mengatakan sesuatu."Katakan"
Ucap Jaemin yang paham dengan keinginan Haechan."Aku harus memanggil mu apa?"
Tanya Haechan yang masih enggan menatap wajah tampan Jaemin."Terserah.."
Jawab Jaemin terkesan tidak peduli.Haechan mengerucutkan bibirnya.
"Kenapa terserah? Bagaimana kalo aku memanggil mu pria jahat?"
Ucap Haechan yang terdengar sedikit kesal."Aku memiliki nama, kau bisa memanggil ku dengan nama itu"
Jawab Jaemin. Haechan mengangguk pelan."Euhm, mengapa kau menginginkan ku?"
Tanya Haechan yang semakin merapatkan dirinya dengan Jaemin karena nyaman."Aku tidak tau"
"Kau tidak ingin membunuh ku, kan?"
"Tidak"
"Tidak ingin uang ayah ku?"
"Tidak"
"Atau jangan-jangan kau menginginkan organ dalam ku untuk kau jual!?"
Tanya Haechan yang mulai panik."Jika iya, kau sudah mati sekarang"
Jawab Jaemin dengan ekspresi dinginnya."Iya juga ya"
Haechan kembali menyamankan dirinya di dada Jaemin.
"Euhm, sampai kapan aku ada di sini? Apa sampai papa pulang?"
Tanya Haechan."Kau tidak akan pernah pulang"
Jawab Jaemin yang berhasil membuat Haechan membulatkan kedua matanya."Tidak akan pernah pulang!? Kenapa?"
"Kau masih bertanya?"
"Tentu saja! Ini hidupku! Kenapa aku harus terus di sini bersama mu!?"
Haechan mulai meninggikan suaranya.KenzioNakamura
KAMU SEDANG MEMBACA
Yakuza (NaHyuck)
Teen FictionPerjuangan seorang pemimpin yakuza yaitu Na Jaemin untuk menyelamatkan Lee Haechan dari seluruh kelompok mafia yang tengah mengincarnya. Story from child (Yakuza Husband)