part 27

723 67 0
                                    

Setelah berbincang cukup lama dengan sang ibu. Jaemin memutuskan untuk pergi keruangannya yang dulunya merupakan ruangan milik ibunya. Karena sebelum Jaemin, sang ibu lah yang menjadi pemimpin dari para Yakuza itu. Sedangkan ayah Jaemin merupakan seorang pengusaha di korea selatan dan kakek angkatnya adalah seorang ketua mafia husky, yang kini sudah beralih tangan ke kakak sepupunya yaitu Jung Yuno.

Beginilah sisilah keluarga Jaemin, kakek dari ayahnya dulunya adalah seorang pengusaha terkaya di korea selatan, nenek dari ayahnya adalah adik kandung dari kaisar jepang. Ayah dari ibunya adalah pemimpin yakuza. Kakek angkatnya merupakan ketua mafia terbesar di korea selatan yaitu husky, dan nenek angkatnya adalah anak dari yakuza. Lalu paman angkatnya merupakan ketua mafia sicilia atau cosa nostra yaitu kelompok mafia terbesar di dunia.

Seperti itulah.

Alasan Jaemin pergi ke korea selatan sebenarnya bukan hanya untuk membawa Haechan pulang bersamanya ke jepang. Tapi juga untuk mengurus dan melihat perusahaan milik ayahnya yang tengah di urus oleh sahabat ayahnya yang bernama Huang Hyunjin. Meski pada akhirnya ia memilih untuk mengikuti jejak ibunya. Ayahnya tidak pernah kecewa padanya. Ia selalu mendukung Jaemin dan selalu memberikan banyak nasehat untuk Jaemin. Jaemin sangat menyayangi sosok itu. Pria tampan yang sangat menyayangi keluarganya. Ayahnya.

Helahan nafas Jaemin keluarkan saat ia kembali mengingat kenangan indahnya bersama dengan sang ayah. Pria tampan itu sangat pendiam dan selalu menganggap serius banyak hal, ia juga tidak peka dan begitu penurut pada kakeknya. Dan sebagian sifatnya itu kini menurun pada anaknya yaitu Jaemin.

Toktok!

Suara pintu yang diketuk membuat Jaemin segera menoleh kearah sumber suara.

"Masuk"
Ucap Jaemin tanpa bertanya dulu siapa orang yang ada di balik pintu ruangan pribadinya itu. Lagi pula siapa lagi jika bukan salah satu anggotanya?

Pintu ruangannya terbuka dan terlihat Haechan yang datang masuk ke dalam ruangannya dengan bajunya yang sudah beganti jadi lebih santai hanya kaos putih yang kebesaran untuknya dengan celana pendek berwarna hitamnya.

"Seharusnya aku tanya dulu tadi"
Batin Jaemin saat melihat Haechan yang kini berjalan kearahnya dengan senyuman manisnya.

"Tapi jika aku tanya juga dia akan tetap masuk walaupun sudah ku larang"
Batinnya lagi.

"Ada apa?"
Tanya Jaemin dengan tatapan sinisnya. Haechan masih tersenyum manis lalu semakin mendekat kearah Jaemin.

"Aku menagih janji mu"

"Janji apa?"
Tanya Jaemin. Haechan yang mendengar hal itu langsung merengut kesal.

"Semua laki-laki itu sama saja. Tidak bisa memegang perkataannya"
Ucapnya sambil merengut kesal. Jaemin yang mendengar hal itu hanya bisa menghela nafas pelan.

"Kita baru saja sampai. Kau seharusnya istirahat bukannya berenang"
Ucap Jaemin yang akhirnya sadar janji apa yang Haechan maksud.

"Kenapa kau tidak istirahat juga dan malah bekerja?"
Tanya Haechan dengan wajah songongnya. Jaemin terdiam sesaat.

Apa anak ini berusaha membalas dirinya? Pikirnya.

"Ini sudah menjadi kebiasaan untuk ku"
Ucap Jaemin dengan ekspresi datarnya.

"Tidak bisakah kau tinggalkan kebiasaan mu itu hari ini saja? Aku sudah melihat kolam berenang mu bersama kak Chenle. Dan kolamnya memang sangat bagus. Tolong ajari aku berenang, tuan.."
Ucap Haechan dengan wajah memohonnya. Jaemin langsung terpukau dengan wajah manis itu. Jika di pikir-pikir, tidak masalah untuk ia menghilangkan kebiasaannya ini demi Haechan, lagi pula akhir-akhir ini ia selalu mengingat kenangannya dengan sang ayah yang membuat hatinya tidak karuan.

"Baiklah"
Ucap Jaemin pada akhirnya. Haechan yang mendengar hal itu langsung memekik senang.

"Terimakasih!"























SanzionNakamura

Yakuza (NaHyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang