1

403 37 0
                                    

"Jika Itu Semua Milik Dia. Maka Izin Kan Aku Memiliki Salah Satu Nya"

"Reano Erlangga"

"Pah reano juga pengen di sayang kaya ren, reano juga pengen di puji kaya ren, reano juga pengen di banggain kaya ren, reano juga anak papah tapi kenapa reano beda sama ren?, Kenapa reano asing di rumah ini?" Reano menatap pilu keluar jendela balk...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pah reano juga pengen di sayang kaya ren, reano juga pengen di puji kaya ren, reano juga pengen di banggain kaya ren, reano juga anak papah tapi kenapa reano beda sama ren?, Kenapa reano asing di rumah ini?" Reano menatap pilu keluar jendela balkon kamar nya, dada nya sesak membayangkan bagaimana tadi papa nya memuji dan membanggakan Renaldi sodara nya

"Reano ga benci sama ren. Reano cuman iri sama ren, ren bisa dapetin apa yang dia mau, sementara reano ... Kenapa reano gabisa kaya ren pah?" reano terus berbicara dalam hatinya. Hanya dia dan tuhan lah yang tau reano serapuh apa

Reano menghela nafas panjang, dia bangkit dari duduk nya lalu berjalan ke arah jendela. Menarik gorden berwarna abu-abu itu lalu menutup jendela kamar nya dengan gorden

Reano rapuh, dia lelah, dia butuh sandaran namun bahu Siapa yang dapat menjadi Sandaran hidup nya. Tidak ada selain bunda nya yang telah pergi 12 tahun silam

"Bunda reano kangen sama bunda" ujar nya dalam hati, sebelum dia masuk ke dalam mimpi penuh khayalan nya

🌺🌺

Reano terbangun dari mimpi nya, menatap langit-langit kamar nya. Terlintas sosok bayangan bunda saat masih ada, mengingat saat dulu dia masih bisa bergelayut di dekapan sang bunda

Tidak terasa satu tetes air mata jatuh dari pelupuk mata reano, dia menangis.

Reano terisak dia menangis dalam diam, mengeluarkan seluruh sesak di dada nya

"Rean rindu bunda" kata nya seraya mengusap air mata nya yang terus mengalir tanpa henti

"Bunda. Rean di sini sendiri, rean kesepian, papah ga sayang sama rean bunda. Dia... Cuman sayang sama ren. Rean kesepian, rean kesepian, bunda." ucap rean dengan tangis pilu nya

***

Reano menggerejap kan mata nya. Saat merasa hawa dingin mengguyur wajah nya, cowok itu menatap pria setengah baya yang tengah berdiri menjulang di hadapan nya. Pria itu memegang gelas kaca yang sudah kosong karena air yang reano abil semalam telah dia siram kan pada tubuh rapuh reano

"Bangun udah jam berapa ini?" Tanya pria itu menatap nyalang ke arah reano

"Iya pah" jawab reano

"Bisa ga sih sehari aja ga bikin ulah. Udah jam berapa ini kamu masih seenak nya tidur, males-malesan santai-santai hah?" Pria itu menatap tidak suka wajah reano

"Maaf pah semalam reano ga bisa tidur" jawab cowok itu apa adanya

"Saya ga perduli. Mau kamu ga tidur mau kamu ga makan atau mau kamu sakit pun saya tetep ga peduli" pria yang di ketahui berstatus sebagai ayah reano itu hanya menatap sinis pada reano setelah itu dia pergi keluar dan membanting pintu cukup keras

"Mau kamu sakit sekali pun saya ga perduli..." Kata itu benar-benar memutar di benak reano

Reano hanya bisa memejamkan mata nya saat papah nya membanting pintu kamar milik nya

"Mungkin papah akan perduli sama reano kalo reano udah ketemu sama bunda." Kata reano dalam hati yang penuh luka nya itu

***

Reano turun dari lantai dua kamar nya, cowo itu menatap tiga orang yang tengah menyantap sarapan pagi mereka. Bahagia sekali. rasanya, reano ingin bergabung, tapi. Itu mustahil

Reano berjalan kearah keluarga, mengulur kan tangan ingin menyalimi tangan mama dan papa nya. Namun itu selalu saja di tolak, mama atau pun papa nya tidak perduli

Reano mengambil senyum nya, lalu berjalan kearah pintu utama kelurga Erlangga, namun langkah nya terhenti saat seseorang memanggil nama nya

"Den" kata bi Nina asisten rumah tangga kelurga Erlangga.

"Iya bi?" Tanya reano

"Ini bekal nya di bawa ya? Jangan lupa di makan" kata bi Nina menyondorkan satu kotak makan berwarna biru pada reano

"Iya bi makasih ya." Setelah mengucapkan itu reano berlalu keluar dan menuju halte tempat di mana dia akan naik angkutan umum untuk pergi ke sekolah

" Setelah mengucapkan itu reano berlalu keluar dan menuju halte tempat di mana dia akan naik angkutan umum untuk pergi ke sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Next?

Oke thanks buat yang udah mampir dan baca cerita aku, sorry jika ada kalimat typo karena aku juga manusia yang ga luput dari kesalahan😌

Dan boleh kasih kritik dan saran nya juga ya🥺

utamakan vote sebelum membaca👍

Satu vote dan comment kalian jadi booster alami bagiku🙂

REANO ERLANGGA: and the wound Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang