"Aku emang punya Kaka, tapi orang tua kita beda, kita hanya satu papa, tapi ibu yang berbeda" jawab Reano, sungguh tidak apa-apa sekali pun Dara tahu soal latar belakang keluarga nya, asal dia tidak tahu siapa papa dan Kaka laki-laki nya itu.
"Papa kira waktu papa pulang dengan keadaan mabuk, wanita yang papa lihat itu ternyata bunda bukan mama, semua kesalahan yang harus nya ga terjadi malah terjadi begitu aja, tanpa di sangka dan di duga. Dara kamu pasti bertanya kenapa aku tahu" Reano menjeda kata nya lalu menatap Dara yang hanya diam sembari mengangguk samar.
"Buku harian bunda, ya aku tahu ini semua dari buku harian bunda, aku nemuin buku itu waktu aku berusia 13 tahun"
"Dara kamu tahu, awal nya aku bertanya-tanya kenapa aku di perlakukan tidak adil oleh papa. Kenapa papa hanya menyiksa aku, membandingkan aku dengan Kaka laki-laki ku, ternyata alsan itu hanya satu, ketidak inginan papa tentang aku"
"Aku menangis menahan rasa sakit di sekujur tubuh ku, meringkuk kedinginan di kamar mandi dengan bekas cambuk ikat pinggang papa, tidak ada yang menolong ku, tidak ada yang memeluk ku erat"
"Awal nya hubungan ku dengan Kaka laki-laki ku baik-baik saja, tapi aku tidak tahu kenapa Kaka laki-laki ku ikut membenci ku dan memperlakukan ku seperti papa dan mama, kacau bukan, ya dara keluarga ku kacau, bukan, mereka bertiga baik-baik saja. Mereka bertiga bahgia, di sini hanya aku yang terluka, apalagi saat bunda pergi tanpa pamit malam itu, mungkin bunda memilih pergi karena lelah dengan takdir tuhan yang membuat nya hancur"
"Aku terluka dara, terkahir peluk hangat bunda aku rasakan 12 tahun lalu, hanya bunda yang memeluk ku erat saat aku meraung menangis, ingin mainan yang papa belikan untuk Kaka ku"
"Tapi Dara aku tahu mereka sayang padaku, hanya saja ego dan kebencian mereka yang lebih besar pada ku membuat dendam itu mereka lampiaskan pada ku, sungguh aku tahu mereka juga perduli pada ku, buktinya papa merawat ku sampai saat ini, meski hanya luka yang papa berikan, jika papa mau dia bisa mengusir ku kan dan membiarkan aku menjadi gelandangan di jalan"
"Tapi papa terus merawat ku, membesar ku dengan rasa iba nya, ya mungkin papa iba dengan aku yang tidak punya siapa-siapa selain bunda"
"Dan Dara jika suatu saat kamu tahu siapa Kaka laki-laki ku itu, aku yakin kamu akan kaget, tapi dara dia Kaka laki-laki ku yang kini sikap nya tidak seburuk itu, kini terkadang dia mengobrol bersama Ku, makan di satu meja yang sama. Dan kadang dia menghawatirkan ku, dia perduli hanya saja tidak dia perlihatkan, jadi aku mohon jangan membenci nya jika kamu tahu siapa dia nanti"
Dara kini tubuh itu diam mematung mendengar apa yang Reano cerita kan, sungguh amat rumit dan berat sekali, Dara tidak bisa membayangkan jika hal itu terjadi pada diri nya, dengan tubuh bergetar nya Dara menarik Reano ke dalam pelukannya, memeluk nya erat. Sangat erat hingga tidak ada celah di antara ke dua nya.
"Reano maaf, maaf harus nya dari awal aku ga usah tanya soal ini sama kamu, aku minta maaf. Aku minta maaf"
Hangat itu yang Reano rasakan saat ini, tubuh nya yang lemah kembali merasakan peluk hangat setelah sekian lama pelukan itu dia dapatkan dari bunda, ingin menangis tapi dia tidak ingin semakin terlihat lemah di mata Dara.
"Reano izinkan aku menggantikan bunda ya, izinkan aku memeluk kamu erat, izinkan aku mengobati luka ini. Aku mau kamu baik-baik saja meski tidak ada peluk hangat bunda, tapi aku mau menjadi rumah untuk kamu pulang, saat rumah yang kamu singgahi itu hancur. Aku mau kamu tinggal dan mengobati luka ini di rumah kamu yang sesungguhnya"
"Dara aku lelah"
"Tidak apa-apa Reano, kamu boleh lelah dengan keadaan saat ini, tapi ingat kamu jangan pernah menyerah, aku akan selalu ada untuk kamu" dara menepuk-nepuk punggung rapuh laki-laki itu, membiarkan sang empu beristirahat di rumah nya yang harus nya sejak lama dia tempati.
KAMU SEDANG MEMBACA
REANO ERLANGGA: and the wound
Random"Pah... reano juga Pengen di banggain kaya ren." "Bunda Reano Rindu." "Dara reano mau ketemu sama bunda..." Kisah Reano Erlangga. Cowok berusia 18 tahun yang bermimpi mendapat kebahagiaan dari keluarga-nya namun semua itu hanya mimpi dan ilusi. hi...