Vote sebelum membaca 😉
Sekitar sepuluh menit reano di kamar mandi, kini dia sedang mencuci sapu tangan bekas darah yang mengalir dari hidung nya, membasuh wajah nya dengan air. Dan baju yang terkena tetesan darah juga dia membersihkan nya.
Reano keluar dari kamar mandi dan mendapat melihat murid lain baru saja selesai melakukan upacara, beberapa orang melihat reano tidak suka tapi reano tidak perduli dia sudah terlalu terbiasa dengan hal itu.
"Reano" di ujung sana dara berteriak girang, saat Melihat reano
Reano yang kaget dia panik, dan buru-buru menyembunyikan tangan kiri nya yang memegang sapu tangan di balik punggung nya, bukan apa-apa sapu tangan itu berwarna putih dan bekas darah yang masih terlihat merah, reano takut dara melihat nya
"Dara" jawab Reano saat dara sudah berdiri di depan nya
"Reano ko baju kamu basah?" Tanya gadis itu setelah mata nya lebih dekat dan melihat keadaan Reano.
"A- aku abis cuci muka dara, airnya ga sengaja kena baju aku" jawab Reano gugup
Dara mengangguk paham, karena wajah dan rambut Reano yang terlihat basah. Tidak lama gadis itu menarik tangan reano
"Kita ke kelas bareng ayo" ajak nya, sudah bisa kebiasaan Dara ya itu menarik tangan reano untuk mengajak laki-laki itu pergi
Namun saat di tengah koridor tepat nya di depan kelas Renaldi dan ke tiga sahabat nya, Renaldi yang tengah mengobrol bersama teman sekelas nya tidak sengaja melihat reano dan dara
Mata tajam itu terus menatap reano hingga punggung reano menghilang dari pandangan mata nya, namun mata tajam Renaldi melihat sesuatu yang di pegang reano, sapu tangan dengan warna merah.
"Liat apa si lo?" Farrel menyenggol bahu Renaldi membuat cowo itu sadar
"Liatin si cupu, ko bisa dia punya temen. mana mantan nya Sean lagi'' kata Renaldi, setelah nya cowo itu memilih masuk ke kelas
Renaldi duduk di bangku nya, atensi mata nya fokus menatap jendela, namun pikiran nya masih terus tertuju pada beda yang di pegang adik nya itu
"Reano" gumam Renaldi dalam hati nya.
**
Waktu istirahat tiba, seluruh murid pergi berhamburan keluar untuk pergi ke kantin sekolah, begitu juga dengan teman sekelas reano. Dan kini hanya ada Reano berdiam diri di kelas menatap orang-orang dari jendela
Saat reano hanya diam melamun, ada chat dari dara. Gadis itu ingin mengajak reano pergi untuk makan namun reano menolak nya, dan alhasil dara hanya pergi bersama Melda
Reano melipat kedua tangan nya, menyembunyikan kepala nya di balik lipan tangan itu, tiba-tiba saja hatinya merasa begitu sesak pikiran tertuju pada bunda nya
"Bunda reano sakit" bisik nya dalam hati, reano menghela nafas nya panjang seolah mengeluarkan segala sesak di dalam hati nya
"Reano cape bunda, bunda bisa jemput reano aja. Reano mau tinggal sama bunda, reano cape bunda"
"Reano sendiri, papah dia sama sekali ga perduli sama reano, Reano seolah ga ada bunda. Papah ga pernah lihat reano, Reano juga mau kaya kak Renaldi bunda, dia utama dan selalu jadi utama di hati papah, padahal kan kita sama-sama punya nama papah"
"Bunda kenapa pergi tinggalin reano sendiri?" Dalam hati nya reano hanya bisa bergurau dengan ilusi, reano juga lelah.
Di saat itu ponsel nya tiba-tiba saja berbunyi, reano melihat siapa yang menelepon diri nya. Dan ternyata itu Renaldi, sebelum mengangkat nya reano melihat sekitar, sepi benar-benar sepi hanya ada dia seorang. Dan tanpa pikir panjang lagi Reano mengangkat panggilan dari Kaka nya itu
"Hallo kak?"
"Lo di mana?" tanya Renaldi
"Aku di kelas kak, ada apa?"
"kebelakang sekolah sekarang!",
"Kita bisa ketemu di rumah kak, aku takut kalau ada yang lihat nanti"
"Lo yang kesini atau gue yang datang ke kelas Lo"
"Ya. Ya udah tunggu sebentar aku ke sana"
Setelah memutuskan sambungan reano bergegas pergi ke tempat di mana sang Kaka meminta nya untuk datang
**
Reano sampai di belakang sekolah, ada Renaldi sendiri di situ. Tubuh tinggi nya menatap hamparan daun yang berguguran, kaki reano berjalan menghampiri Kakak nya. Pandangan yang dia tundukan menghampiri takut Kaka nya.
"Kak Renaldi" Ucap Reano pelan, setelah mendengar seruan itu Renaldi berbalik menatap adik nya
Tangan nya dia masuk kan ke dalam kantong celana abu-abu nya, langkah jenjang laki-laki itu menghampiri reano, menatap adik nya yang hanya diam menunduk.
"Ka Renaldi mau bicara apa sama reano?"
Renaldi memegang bahu reano, dia mengamati adik nya itu, pikiran nya berkecamuk dengan kejadian tadi pagi, dan saat istirahat di kantin tadi. Soal sapu tangan yang reano pegang dengan perkataan Alik di kantin tadi. Alik bilang saat dia ke kamar mandi tidak sengaja melihat Reano yang tengah kesakitan dengan darah yang mengalir dari hidung nya, hal itu membuat Renaldi yakin ada hal yang dia sembunyikan dari diri nya
"Reano, gue khawatir sama lo"
"Kak Renaldi" ucap Reano pelan, wajah nya mendongak menatap Kaka dengan tatapan yang tidak bisa di artikan
"Jelasin semua nya sama gue ya, kasih tau gue lo kenapa" pinta Renaldi, tangan yang masih setia memegang bahu adik nya itu. Menatap lekat mata hitam reano
Renaldi bisa merasakan tubuh adik nya yang mulai bergetar, dengan mata yang menahan tangis
"Kak Renaldi" ulang Reano, entah kenapa nafas nya tiba-tiba terasa sesak. Rasa sakit di kepalanya kembali datang
Dan detik itu juga tubuh reano jatuh, kesadaran nya hilang. Membuat Renaldi panik, Renaldi menepuk-nepuk pipi reano. Bisa Renaldi rasakan tubuh reano yang panas, dengan sigap Renaldi menggendong Renaldi di balik punggung nya. Dan dengan cepat nya Renaldi berlari menuju UKS, beberapa pasang mata menatap mereka heran seolah bertanya ada apa?.... Namun Renaldi tidak perduli dengan itu semua. Dia hanya mengawatirkan adik nya saat ini. Reano Erlangga.
too be continued
jngn lupa follow and vote
.
.
.VOTE DISINI
⬇
KAMU SEDANG MEMBACA
REANO ERLANGGA: and the wound
De Todo"Pah... reano juga Pengen di banggain kaya ren." "Bunda Reano Rindu." "Dara reano mau ketemu sama bunda..." Kisah Reano Erlangga. Cowok berusia 18 tahun yang bermimpi mendapat kebahagiaan dari keluarga-nya namun semua itu hanya mimpi dan ilusi. hi...