"Reano bangun sayang, kenapa tidur di sini hemm?" ucap seorang wanita, duduk di samping reano dan mengusap lembut rambut laki-laki itu.
"Bunda" suara Reano pelan, mata indah laki-laki itu menatap binar sang bunda tak percaya. "Bunda di sini?" Reano langsung mengubah posisi nya menjadi duduk.
"Pangeran bunda kenapa tidur di sini, pangeran bunda cape?" Tanya bunda lembut
"Bunda Reano kangen" lirih nya "Bunda kenapa baru datang sekarang, reano butuh bunda"
Wanita itu hanya mengangguk dengan senyum mereka di bibir nya, wanita itu merentangkan tangan putih bersih nya, menyambut reano untuk hinggap di pelukan hangat nya
"Reano kangen bunda, reano kangen sama bunda" reano memeluk erat tubuh bunda nya, tanpa menyisakan jarak sedikit pun
"Bunda juga kangen sama reano, maaf ya bunda jarang nemuin reano"
"Bunda badan reano sakit, kepala reano juga sakit bunda, bunda peluk reano lebih lama lagi, terus usap-usap kepala reano juga ya, biar reano tidur lagi di pelukan bunda" ucap Reano meminta.
Wanita itu hanya mengangguk dan menuruti apa yang reano minta, dia mengusap lembut dan penuh kasih sayang kepala reano, menepuk-nepuk pundak reano hingga reano kembali tertidur , rasa nyaman dan damai kembali reano rasakan setelah sangat lama bunda nya tidak hadir di samping nya.
"Bunda jangan pergi lagi ya, reano butuh bunda, reano butuh dekapan bunda, biar kalau papa pukul dan ngunci reano di kamar mandi bunda bisa tolong reano"
Cukup lama reano tidak mendapat jawaban dari bunda nya, dia hanya diam dan terus mengusap lembut dan memeluk erat daksa sang putra, hingga reano mendongak menatap diri nya heran
"Bunda nangis, kenapa bunda nangis?, Reano buat bunda sakit ya? Maaf bunda, bunda jangan nangis" Reano memegang pipi bunda nya yang berair, menghapus lembut jejak air mata di pipi bunda nya.
"Maafin bunda ya, bunda ga bisa ada di sisi Reano, bunda minta maaf sama Reano, Reano pasti marah sama bunda kan, karena bunda ga bisa jaga reano, tapi sayang sekarang ada kak Renaldi bukan, Kak Renaldi yang akan nolongin kamu dan obatin luka kamu, kalau papa mukul kamu"
"Tapi kak Renaldi benci sama reano bunda, reano cuman mau bunda, bunda jangan kemana-mana lagi, Bunda di sini aja jangan tinggalin reano lagi" reano menggeleng kuat, menahan tangan Bunda nya itu.
"Bunda mau pergi lagi? Bunda mau tinggalin reano lagi? Kenapa bunda tinggalin Reano, bunda udah ga sayang sama reano, Bunda"
"Bunda jawab Reano? Kenapa bunda diem aja?"
"Bunda jawab Reano?"
"Bunda?"
"BUNDA" dan ternyata itu semua hanya mimpi
Renaldi terlonjat kaget, dia mengubah posisi nya menjadi duduk, menatap adik nya itu yang kini sedang mengatur nafas nya, menatap jam dinding yang kini menunjukkan pukul 22.00 malam, ternyata Renaldi ketiduran
"Rean lo ga pa-pa?" Tanya nya menghampiri Reano dan duduk di samping adik nya itu
"Kak Renaldi kenapa di sini?"
"Emang ga boleh gue di sini?"
"Engga gitu kak, aku cuman nanya, kenapa kak Renaldi di sini?"
"Udah kebiasaan lo, kalau ada sesuatu pasti lo kesini. Gimna badan lo udah enakan?" Tanya Renaldi memegang dari Reano, memastikan kalau suhu tubuh Reano sudah menurun
"Lo tadi demam dan terus nyebut nama bunda"
Tadi saat Renaldi bingung kemana adik nya itu pergi, dia ingat satu tempat di mana tempat itu adalah tempat ternyaman dan terindah yang ada di rumah ini, Renaldi memutuskan untuk pergi dan melihat reano ada di sana atau tidak, dan benar saja Reano ada di sana dengan album foto di dalam dekapan nya
KAMU SEDANG MEMBACA
REANO ERLANGGA: and the wound
Random"Pah... reano juga Pengen di banggain kaya ren." "Bunda Reano Rindu." "Dara reano mau ketemu sama bunda..." Kisah Reano Erlangga. Cowok berusia 18 tahun yang bermimpi mendapat kebahagiaan dari keluarga-nya namun semua itu hanya mimpi dan ilusi. hi...