"Dar" tiba-tiba saja salah satu teman ku datang dan menggebrak meja cukup keras, membuat ku yang sedang melamun terlonjat kaget.
"Bisa pelan-pelan ga?" Aku bertanya sinis pada melda teman sebangku ku
"Gawat dar" Melda berucap dengan nafas yang masih tak beraturan
"Apa sih?" Aku yang semakin bingung pun heran. menatap melda dan aneh nya lagi beberapa murid berlarian keluar
"Lo lagi deket sama anak MIPA 3 Dar?" Tanya nya mulai duduk di sebelah ku
"Siapa?" Tanya ku berusaha mengingat " reano?" Tanya ku santai dan Melda malah menatap ku dengan tatapan tajam
"Duh dar lo berani-berani nya deket sama dia"
"Emang ada yang salah ya sama dia?"
"Lo ga tau sih soal dia"
"Lah mau tau gimna orang gue baru kenal nya kemaren"
"Liat sana di mading, gue yakin lo langsung nyesel kenal sama tuh anak" loh kok jadi melda yang ngamok
Aku yang penasaran pun langsung berjalan keluar dengan permen yang aku emut di mulut ku, dan dengan santai nya aku melewati anak-anak yang menatap ku hemmm aneh
"Misi bisa minggir ga?" Ucap ku beberapa kali mendorong tubuh para murid yang menghalangi ku
Aku menatap mading yang terdapat foto ku bersama reano di sana dan tunggu tulisan apa ini, mata ku membulat saat membaca tulisan di dalam mading, dengan cepat aku membuka kaca nya dan mengambil foto dan tulisan di dalam nya, apa maksud dengan semua ini
"Dih kok mau-maunya sih lo di gituin sama anak haram"
"Ih amit-amit dah kalo gue yang jadi Lo"
Perkataan itu keluar dari beberapa mulut murid yang nyrocosnya udah melebihi bumbu mercon
"Pasti kerjaan si lambe sekolah yang ga berguna itu" serkas ku menatap kesal foto dan tulisan yang ada di tangan ku saat ini
"Lo semua gaada kerjaan ya?...udah bubar sana" aku berucap ngegas pada murid yang masih menatap ku aneh
Saat beberapa orang mulai bubar aku malah mencari si lambe sekolah yang bisanya cuman cari gara-gara doang
"Woy Zidan" aku berteriak keras saat Zidan dan beberapa teman nya melewati ku
"Eh dara" idih sok akrab tau ga
"Maksud lo apa-apa sih bikin pengumuman ga penting kaya gini" aku menatap Zidan tajam dengan kertas di tangan ku aku angkat di depan wajah sok ganteng nya itu
"Lah kok ngamuk"
"Ya jelas lah gue ngamuk"
"Apa. Lo ga suka sama apa yang gue lakuin hah?"
"Bisa-bisa nya lo ngomong gitu, Lo tau dari mana reano anak kaya gitu hah?" bentak ku
"Gimana nyesel lo deket sama dia hah"
"Buat apa gue nyesel toh gue ga buat dosa juga dengan Deket sama dia"
"Jadi pahlawan lo" sentak Zidan mendorong bahu ku. Sialan
"Maksud lo apa hah?" Aku kembali mendorong bahu Zidan tidak perduli dengan anak sekolah yang tengah memperhatikan kami
Bruk
"Auhh" aku meringis saat tubuh ku terjatuh dengan cukup keras saat Zidan mendorong ku sangat kuat
"Ga usah jadi pahlawan lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
REANO ERLANGGA: and the wound
Nezařaditelné"Pah... reano juga Pengen di banggain kaya ren." "Bunda Reano Rindu." "Dara reano mau ketemu sama bunda..." Kisah Reano Erlangga. Cowok berusia 18 tahun yang bermimpi mendapat kebahagiaan dari keluarga-nya namun semua itu hanya mimpi dan ilusi. hi...