20

124 24 2
                                        

"Pah, Mah. Kapan pulang?" Tanya Renaldi pada orang tua nya " kalian udah satu bulan lebih di Bali, kalian ga kangen sama Renaldi?" Tanya laki-laki itu di balik sambungan telfon nya.

"Renaldi udah mulai ulangan di sekolah, kan, beberapa bulan lagi Renaldi lulus" sambung nya lagi.

"Kita bakal cepet pulang ko sayang, kamu sabar ya. Kerena pekerjaan papa sama Mama itu emang ga bisa di tinggal gitu aja, jadi kita batalin pulang satu minggu lalu" kata sang papa di sebrang sana. "Ini juga demi kamu" lanjut sang mama yang ikut gabung dalam video call tersebut.

"Renaldi, sayang! kamu baik kan di Jakarta?" Tanya mama tari

"Baik ko mah, Renaldi kangen sama mama" manja Renaldi.

Saat itu juga Reano kembali dengan baju sedikit basah nya, dia masuk dengan jantung yang entah kenapa tiba-tiba saja berdegup kencang saat melihat Renaldi yang kini menatapnya. Namun Reano meninggalkan Renaldi yang masih terduduk di kursi ruang tamu. Dan berlalu ke kamar nya, dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Mah telfon nya lanjut nanti ya, Renaldi mau makan dulu"

"Oh ya udah kamu makan yang banyak jangan sampe sakit, kita usahain Minggu depan kita pulang ya sayang"

Renaldi hanya mengangguk lalu sambungan pun terputus, dia kemudian menatap punggung Reano yang kini sudah menghilang di balik pintu ber- cat putih itu.

"Rean ini gue, gue boleh masuk" ucap Renaldi mengetuk pintu kamar adik nya itu.

"Masuk aja kak, pintu nya ga di kunci" jawab sang empu di dalam.

"Lo habis dari mana kok basah kaya gini?" Tanya nya, saat Renaldi sudah duduk di kasur berukuran sedang milik Reano.

"Aku habis dari makan bunda kak, terus kehujanan" jawab Reano yang kini sedang duduk di bangku meja  belajar nya...

Renaldi hanya mengangguk-anggukan kepalanya "sama Dara?" Tanya nya lagi.

"Iya kak"

"Lain kali lo pergi nya sama gue ya, gue juga udah lama ga ziarah ke makan bunda"

"Udah lama, berarti ka Renaldi sering ke makan bunda?"

"Ga sering sih, cuman beberapa kali aja"

Lalu setelah nya Reano mengangguk mengerti, tiba-tiba suasana sedikit canggung. Entah kedua nya bingung harus memulai pembicaraan dari mana.

"Emmmm, kak Renaldi udah makan?" Reano yang berusaha mencairkan suasana.

"Gue cuman makan waktu lo kasih gue bekal doang"

"Kak Renaldi mau makan apa, biar Reano masakin" Reano berdiri dari duduknya.

"Apa aja, tapi gue juga mau ikut bantu, sekalian belajar kalo nanti ga ada orang di rumah" ungkap nya.

"Iya kak, nanti kalo aku ga ada, mama sama papa kerja,  bi Nina cuti kaya sekarang siapa yang masakin kak Renaldi kan" kata nya seraya keluar dari kamar, namun Renaldi masih setia merebahkan diri nya, mendengar kata Reano barusan membuat dia sedikit heran dengan adik nya itu.

***

"Nah abis ini tinggal masukin garam nya" ucap Reano menjelaskan, lalu Renaldi hanya mengangguk. Kedua nya kini tengah memasak sayur sup karena cuaca nya yang memang mendukung.

Setelah menghabiskan waktu sekitar 30 menit akhirnya mereka selesai dengan masakan yang mereka masak, kini Reano dan Renaldi duduk di meja makan yang sama. Dengan menu  makan yang sudah siap untuk mereka lahap.

Keduanya makan dengan keheningan hanya ada suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring mereka masing-masing. Renaldi masih ingat kejadian kemarin malam, saat Reano memberi tahu dirinya dengan rahasia yang reano sembunyikan selama 4 tahun ini. Berarti sudah cukup lama saat Reano menderita kanker darah tersebut.

REANO ERLANGGA: and the wound Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang