Utamakan vote sebelum membaca 😗
Renaldi berdiri, cowo itu masi belum mengangkat telfon dari Alik, dia lebih dulu menghampiri Reano dan Dara.
"Gue keluar dulu"? Renaldi menatap keduanya bergantian, lalu mendapat anggukan dari Reano dan Dara.
Cowo itu berjalan kearah luar rumah sakit, meninggalkan jauh ruang rawat Reano. Dia belum mengangkat telfon dari Alik padahal sudah dua kali Alik menelfon Renaldi, tapi dia malah membiarkan nya.
Renaldi duduk di kursi yang ada di sana, dia menunggu apakah Alik akan menelfon nya lagi tapi nihil dan akhirnya dia yang kembali menghubungi Alik.
*Call
"Dimana lo?" Itu kata yang keluar dari mulut Alik, dengan nada tidak santai dia bertanya pada Renaldi.
"Rumah sakit" Jawab Renaldi santai.
"Cihh" Terdengar Alik meludah di sebrang sana.
"Gue kira lo bakal bohong lagi haha" Lagi nada Alik terdengar tidak santai di telinga Renaldi.
Renaldi tahu Alik pasti sudah mengetahui semua nya, Renaldi tahu pasti Alik marah kepada nya saat ini, okeey Renaldi siap menerima konsekuensi nya apapun yang terjadi Renaldi tidak akan menutupinya lagi.
*******
Renaldi tersungkur ke tanah, wajah nya penuh luka lebam di sana, di lapangan luas dengan pencahayaan minim, hanya ada Alik, Renaldi dan Farrell di sana.
Setengah jam yang lalu Alik memintanya untuk datang ke lokasi yang Alik beri tahu, memang tidak jauh dari rumah sakit tapi suasana nya memang sangat sepi.
Dengan marah Alik dan Ferrell memukuli Renaldi hingga laki-laki itu tersungkur dengan banyaknya luka tubuh nya. Renaldi tahu ini pasti akan terjadi jadi dia setuju dan datang menemui keduanya.
Alik yang memang sangat emosional terus menendang perut Renaldi hingga laki-laki itu terbatuk-batuk.
Firman yang entah bagaimana bisa tahu mereka ada di sini, dari jauh laki-laki itu berlari kencang kearah ketiganya dia mendorong Alik agar dia berhenti memukuli Renaldi.
"Lo berdua apa-apansi?" Firman berhadapan dengan Alik dan Farrell dia menatap marah keduanya.
"Lo yang apa-apaan bangsat, ngapain ikut campur hah?" Farrell dengan wajah marah menatap Firman.
"Please kita bisa omongin baik-baik ga gini caranya, liat Renaldi sampai babak belur gara-gara lo berdua" Firman menunjuk Renaldi yang kini sudah terkulai lemas.
"Gimana kalo Renaldi sampe kenapa-kenapa, lo berdua mau tanggung jawab?" Tanya Firman.
Cowok itu membantu Renaldi berdiri, tapi Renaldi benar-benar lemas saat ini hingga Firman kesusahan.
"BANTUIN GUE TOLOL" Firman menyentak keduanya "please bantuin gue, gue juga minta maaf tapi please kalo Renaldi sampe kenapa-kenapa lo berdua juga bisa kenapa-kenapa"
Setelah mengatakan itu Alik berdiri membantu Firman membawa Renaldi untuk di bawa ke rumah sakit.
Ketiganya membopong tubuh tinggi Renaldi, laki-laki itu memegang perut nya yang terasa sakit sekali, setengah sadar Renaldi berucap kepada ketiga teman nya itu.
"Gue minta maaf" itu kata yang keluar dari mulut Renaldi sebelum kesadaran nya benar-benar hilang.
Sesampainya di depan rumah sakit, Firman langsung berteriak kencang memanggil suster agar membantu Renaldi.
Tubuh Renaldi di baring kan di atas brankar, di dorong masuk oleh para suster ke ruang darurat. Alik maupun Farrel tidak ada luka di tubuh keduanya tentu saja Renaldi tidak melawan sama sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
REANO ERLANGGA: and the wound
De Todo"Pah... reano juga Pengen di banggain kaya ren." "Bunda Reano Rindu." "Dara reano mau ketemu sama bunda..." Kisah Reano Erlangga. Cowok berusia 18 tahun yang bermimpi mendapat kebahagiaan dari keluarga-nya namun semua itu hanya mimpi dan ilusi. hi...