27

289 31 6
                                        

jngn lupa vote nyaa🙌

"Reano sini peluk bunda" wanita cantik yang ada di sana merentangkan kedua tangannya, bersiap menyambut putra kecil yang berlari ke arah nya.

"Bunda" dia berteriak, berlari memeluk tubuh wanita itu "aku kangen sama bunda" suara kecil nya yang lucu membuat wanita itu tertawa renyah

Di sebuah taman yang hijau dengan beberapa macam warna bunga yang menambah keistimewaan taman itu, Reano melihat anak kecil yang sama persis seperti diri nya, dia melihat adegan itu lucu. Reano yang saat ini berusia 18 tahun kembali kepada masa kecil nya yang saat itu berusia 6 tahun. Di mana saat itu masih ada tangan bunda yang siap terbuka kapan saja. Tubuh yang selalu siap menyambut anak kecil itu untuk dia peluk.

"Bunda hari ini cantik sekali" kata nya sambil melirik genit sang bunda.

"Putra bunda juga sangat tampan saat ini, seperti pangeran" jawab bunda mencubit gemas pipi chubby Reano .

Reano tertawa, dia benar-benar tertawa lepas saat bunda mengendong dan berputar-putar di taman, rasanya bahagia sekali saat melihat diri nya sendiri sebahagia itu saat ini.

"Loh bunda kenapa berhenti?" Tanya Reano menatap sedih bunda yang tiba-tiba saja berjongkok di hadapan Reano.

Tina memegang kedua bahu Reano, di ciumi nya pipi chubby itu "Bunda harus pergi sayang" Tina berujar

"Kemana?, kalau begitu aku mau ikut saja bersama bunda" dengan polos nya Reano yang berusia 6 tahun pada saat itu meminta untuk ikut.

"Tidak, saat ini kamu masih harus di sini, tetap di sini, dan nanti jika sudah saat nya bunda akan menjemput kamu lagi ya?"

"Tapi bunda, Reano tidak bisa sendiri, Reano takut kan kalau Reano sendiri tidak ada yang menemani Reano bunda"

"Tidak Reano, bunda janji akan datang lagi, kita akan pergi bersama selamanya, tapi itu nanti tunggu sebentar lagi ya, bunda akan datang lagi kita bertemu lagi di sini nanti"

Perlahan tubuh wanita cantik itu menghilang, Reano berteriak tidak ingin di tinggalkan, dia tidak suka sendiri dia takut kalau harus menjalani semua nya sendiri, tubuh mungil itu meraung mencari-cari wanita yang dia panggil bunda itu.

"BUNDAAAAA"

Mata Reano terbuka, jantung nya berdegup kencang saat ini, seluruh peluh membasahi dahi nya. dia memperhatikan setiap sudut ruangan yang sudah di pastikan saat ini dia ada di rumah sakit. Badan nya terasa sangat sakit, untuk sekedar bergumam pun rasanya sulit, apa separah itu kondisi nya saat ini.

"Bun-da" satu kata itu keluar dari mulut nya meski dengan suara yang terbata.

"Reano!.." Dara tersadar dari lamunannya nya saat mendengar gumaman kecil itu.

"Reano, kamu denger aku kan?" Dara antusias menatap bahagia ke arah Reano.

"DOKTER" Lagi gadis itu berteriak memanggil sang dokter agar datang untuk sekedar memeriksa kondisi Reano.

Satu dokter dan satu orang suster datang, mengecek kondisi Reano, sedikit bibir dokter itu terangkat, "Reano baik-baik saja syukurlah, kondisi nya membaik" kata dokter itu tersenyum menatap Dara.

Ini sudah hari ketiga saat Reano di bawa ke rumah sakit, dia baru saja membuka mata nya. Tersadar dari tidur yang membawa nya pada mimpi yang aneh, iya aneh Reano bertanya kenapa dia ingin ikut dan kenapa bunda nya juga akan datang kembali untuk pergi bersama nya.

"Reano, aku kangen, aku kangen banget sama kamu" lagi Dara menangis untuk entah yang ke berapa kali nya, bukan menangis karena sakit, tapi kali ini dia menangis karena bahagia karena dia sang lelaki sudah terbangun dari tidur panjang nya.

REANO ERLANGGA: and the wound Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang