4

187 26 0
                                    

Reano menggerejap kan mata nya dia melihat sekeliling dan ternyata masih ada di kamar mandi selama ini kah sampai reano tertidur,dia   beranjak dari posisi nya dia berusaha membawa tubuh nya agar sampai di depan pintu walau semua tubuhnya seakan remuk

"Pah" lirih reano pelan dengan memukul pintu kamar mandi

"Pah buka reano kedinginan" ucap nya pelan dengan wajah pucat pasi

"Mah tolong bantuin reano sekali aja"

"Kak ren reano kedinginan" tidak ada yang membantu nya seperti nya semua orang sudah tertidur karena rumah benar-benar sepi

"Bunda tolongin rean, peluk rean bunda rean kedinginan" Isak nya dan terus berusaha memukul pintu kamar mandi

Ceklek pintu terbuka dan menapakan sosok renaldi di sana dia melihat reano yang tengah melirik nya dengan wajah pucat dan luka yang sudah membiru di wajah nya

Tidak hanya di wajah tapi ren juga melihat luka cambukan di kaki reano yang terbalut celana pendek, dia berjongkok di hadapan reano menatap sedu adik nya

"Naik" titah nya membelakangi reano dan menepuk punggung nya sendiri agar reano naik ke atas punggung nya

Reano tersenyum lalu dengan pelan dia naik ke atas punggung kokoh Kaka nya

"Buset ini tubuh atau kapas" ucap ren saat dia mengangkat tubuh kecil reano "gw baru sadar kalo lo seringan ini"

Reano tidak menjawab pertanyaan dari Kaka nya itu dia lebih memilih mengeratkan pelukan nya di bahu renaldi kapan lagi coba renaldi gendong reano

"Lo berapa hari ga makan?" Tanya ren sambil menaiki anak tangga satu-persatu.

"Aku gak tau kak" jawab reano pelan

"Terus bekal yang selalu bi Nina kasih buat elo. Lo ke manain?" Tanya ren

"Aku kasih ke bima" jawab nya

"Bima siapa"

"Kak bibir aku sakit, nanti ya ngobrol nya" ucap reano lemas

"Iya iya sorry" balas ren, dan saat itu juga reano terkekeh pelan

"Nyengir lo" kesal ren

"Baru kali ini kamu bilang maaf ke aku kak"

"Ngeselin lo, udah diem jangan banyak bacot"

"Kak?" Ujar reano menghentikan renaldi yang akan membuka pintu kamar nya

"Hemmm" balas ren

"Makasih ya udah bantuin rean" lanjut reano

"Kali ini doang, lain kali mandiri ga setiap saat gue bisa bantu lo" ujar renaldi seraya membaringkan tubuh reano di atas kasur

Ren melempar baju ke arah reano "pake selagi gue ambil obat ke bawah lo harus udah beres ganti baju" walau begitu nada bicara ren tetap lah sama sinis dan tidak pelan

Reano mengangguk dan seluas senyum terbit di bibir nya, bagai mana bisa dia tidak senang malam ini. Kakak nya yang selalu memukul nya di sekolah kini bersifat seperti malaikat yang membantu nya di saat kesulitan, dia beruntung malam ini.

"Aku harap masih banyak waktu buat habisin sisa waktu aku sama kamu kak" ujar cowo itu dalam hati Seraya menatap punggung renaldi yang sudah terhalang pintu.

:)

Dara pov

Hari ini hari pertama aku pergi ke sekolah bersama teman baru ku, walau kami bertemu di pertigaan dan sudah dekat dengan sekolah itu tidak mengurungkan niat ku untuk berjalan bersama reano

REANO ERLANGGA: and the wound Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang