1O. Dis

439 88 2
                                    

Kita punya keinginan,
tapi keadaan punya kenyataan.

Kita punya keinginan, tapi keadaan punya kenyataan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌨🌨

Reyya sudah mengantarkan Willona pulang ke rumahnya dengan selamat sekitar jam 8 malam.
Willona membuka pintu utama rumahnya lalu masuk ke dalam. Namun langkahnya terhenti ketika mendengar percakapan antara Papa dan Mamanya.

"Yaudah aku minta cerai"

"Oh jadi kamu lebih milih pria miskin itu?"
Tanya Papanya berkacak pinggang menatap Mamanya.

"Dia lebih bisa bahagiain aku daripada kamu"

"Baiklah kalau itu mau kamu besok aku ajukan surat cerainya"
Balas Papanya tak mau kalah, membuat Willona yang mendengar itu tertawa miris.

Mereka menoleh, melihat Willona yang baru saja masuk ke dalam rumahnya diam mematung di jarak 3 meter dari mereka.

"Willona kamu darimana saja hah?"
Tanya Papanya mengeraskan sedikit suaranya pada Willona .
Mamanya menggeleng menampilkan smirknya,
"Liat anak kamu sekarang sudah tidak tau malu kan."

"Jangan jadi seperti mama mu Willona, yang sudah seperti wanita murahan"

Mendengar itu Mamanya menatap tajam Pria berumur yang berada di depannya.
"Maksud kamu apa?! Kamu juga sama saja menyimpan wanita lain dibelakang aku, memangnya aku tidak tau?"

Willona muak, sangat muak dengan mereka berdua.
"Udah cukup Ma Pa udah!" Tegur Willona berteriak dengan air mata yang sudah berderai membasahi pipinya. Suaranya memberat seiring dengan dadanya yang naik turun menahan emosi.
"Bisa ga sehari aja rumah ini tentram, bisa ga sehari aja kalian ga berantem, bisa ga Ma Pa? Apa kalian ga kasian sama aku dan Abang yang sedari kecil cuma dikasih sedikit cinta dan makian yang selalu kita dapet, bukan aku yang minta ini semua aku cuma dituntut buat ngejalanninnya. Willona pengen ngerasain arti rumah yang sebenarnya. Rumah yang jadi tempat pulang ketika Willona capek tapi apa? yang selalu Willona rasain adalah kesepian dan kesedihan tiap kali Willona ada di rumah."
"Sekarang terserah kalian Willona udah ga peduli"
Setelah mengucapkan itu Willona berjalan hendak naik menuju kamarnya yang berada di atas, namun suara Papanya menghentikan langkah Willona.

"Willona kamu ga ngerti"
"Ini sudah keputusan yang kita ambil"
Ujar Papanya melihat Willona.
"Sekarang kamu pilih mau ikut mama atau papa?"
Kini giliran Mamanya yang membuka suara.

"Aku cuma mau sama Abang"
Jawab Willona tegas dengan datar, tanpa memutar tubuhnya ke arah mereka.

"Willona sekali saja jangan keras kepala!"

Kesabaran Willona sudah habis, ia berteriak membalikkan tubuhnya menatap mereka berdua.
"Aku bilang aku cuma mau sama Abang! Aku udah gak peduli kalian mau pisah atau hilang sekalipun itu urusan kalian!"

"Willona cukup, dasar anak kurang ajar" Tamparan keras di pipinya Willona rasakan, tubuhnya jatuh akibat tamparan Papanya. Rasanya nyeri, terlebih lagi di hatinya.
Sedangkan Mamanya hanya memalingkan wajah tidak ingin melihat itu.

"Jika itu yang kamu mau silahkan Willona saya juga tidak ingin membawa anak pembangkang seperti kamu"
"Jika sudah selesai suratnya akan saya kasih"
Tambah Papanya melihat ke arah wanita berumur itu yang sebentar lagi melepas statusnya sebagai istri.
"Biaya hidup akan saya kirim untuk kalian berdua secara teratur, jika kamu mau ambil saja rumah ini beserta isinya"
Ujarnya kepada Willona yang sudah terduduk di bawah sembari menunduk memegang pipinya.
Setelah itu Papanya pergi dari sana meninggalkan Willona dan Mamanya.

Mamanya berdecih, "Saya juga ga mau bawa anak yang keras kepala dan tidak sopan seperti kamu Willona"
Jelas Mamanya dengan angkuhnya sebelum pergi dari sana.

Tersisa Willona yang hanya menangis tersedu-sedu di lantai, isakan kencang terdengar. Ia menuntun tubuhnya untuk berdiri, melempar semua barang yang berada di sekitar tubuhnya sampai-sampai tangannya tergores ujung kaca meja, "ARGGHHHHHHH!"
Teriak Willona kencang menjambak tubuhnya frustasi.

Disisi lain Razgav sedang berada di apartemennya, melihat ada buku di atas sofa king size. Ketika melihat namanya, Razgav segera berinisiatif untuk mengantarkan buku itu pada pemiliknya, sekalian ia ingin melihat wajah Willona yang akhir-akhir ini membuatnya candu.

Sesampainya di kediaman Willona, Razgav melihat sekitar. Rumahnya sepi, apakah Willona ada di rumahnya? dan gerbang rumahnya pun terbuka, apa baru saja ada tamu yang datang?
Karena penasaran Razgav masuk ke dalam, menekan bel beberapa kali. Razgav melihat pintunya sedikit terbuka, ia perlahan-lahan berjalan masuk ke dalam.
Ketika masuk ia terkejut melihat keadaan Willona yang menurutnya sangat kacau, posisi Willona saat ini terduduk di lantai dengan rambutnya yang berantakan dan pecahan barang berserakan dimana-mana.
Dan apa itu? darah keluar dari tangan Willona.
Razgav dengan cepat berlari menghampiri Willona.

"Willona, lo abis ngapain?"
Razgav bertanya dengan nada khawatirnya, memegang tangan Willona yang berdarah. Namun Willona hanya diam saja, wajahnya sudah sembab dan berantakan.
Razgav berdiri untuk mencari kotak p3k, dan akhirnya Razgav menemukannya. Dengan telaten Razgav mengobati luka Willona, Bagaimana gadis itu? Willona masih terdiam menatap lantai rumahnya dengan tatapan kosong.

"Willona, sebenernya lo kenapa dan abis ngapain sampe kaya gini?"
Gav bingung, ia harus memberitahu kepada siapa saat ini.
"Gue telpon Reyya ya kayanya Barra punya no nya"
Willona menggeleng pelan.

Selesai mengobati tangan Willona, Razgav duduk tenang mengahadap gadis itu.
"Willona, jangan takut. Kalau lo mau cerita, cerita aja ke gue walaupun gue juga ga tau sebenernya apa yang terjadi"
Mendengar penuturan Razgav, Willona langsung menangis kejer. Karena tidak enak, Razgav refleks membawa Willona ke dalam dekapannya.
Tanpa Razgav ketahui, Willona merasa nyaman dalam dekapannya. Tangan Willona melingkar membalas pelukan cowok itu erat. Willona tidak membutuhkan apa-apa, ia hanya butuh sandaran saat ini.

❝Just feeling❞

───

To be continue

Gaiss Terimakasih udah setia baca cerita aku, mohon maaf kalo masih banyak typo dan kesalahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gaiss Terimakasih udah setia baca cerita aku, mohon maaf kalo masih banyak typo dan kesalahan. Terimakasih jg yg sudah setia vote dan komen huhu seneng bngt Jangan lupa komen dan tekan bintangnya ya, follow akun ku dan bestieku juga biar ga ketinggalan part selanjutnya. Selalu jaga kesehatan have a nice day semua❤

cloudy_teaabob4 ft babiestjiee

Just Feeling || { Winter - Jake } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang