Kita akan selalu dipaksa menerima suatu keadaan, tanpa dimintai persetujuan.
🌨🌨
Daff sudah dimakamkan dan di sana hanya ada Willona, mama nya serta Gav. Awalnya Saffa dan Reyya ingin menemani Willona, Gav sudah menyuruh Willona agar ikut pulang juga bersama mereka karena hujan sebentar lagi akan turun, tetapi gadis itu tidak mau. Terlebih lagi Willona sulit di ajak bicara saat ini, mungkin saja gadis itu masih syok.
Karena tidak ingin memaksa terlalu keras, akhirnya Saffa, Reyya, Barra dan Jay berpamitan pulang kepada Willona, Gav dan juga mama Willona."Willona sayang yu kita pulang" Ajak mama nya memegang pundak Willona.
Tetapi Willona tetap diam memandangi makam Daff dengan tatapan nanar. Air sudah mengumpul di pelupuk mata mamanya yang melihat Willona seperti itu."Mama duluan aja, Willo masih mau disini"
"Mau ujan sayang nanti kamu sakit" Balas mama nya pelan memegang lengan atas Willona.
"Bukan urusan mama, Willona ga peduli. Willona mau nemenin abang disini, pasti abang kesepian."
Kepalanya ia sandarkan di batu nisan Daff."Yaudah mama disini aja ya nemenin kamu sama abang"
Willona menggelengkan kepalanya tanpa menatap sang mama, "Mama pulang duluan aja."
"Tante pulang duluan aja, Willona biar saya yang jagain" Sahut Gav melihat mama nya Willona.
Mama nya mengelus kepala Willona lembut sebelum menganggukkan kepalanya.
"Tante titip Willona ya Gav" Ujarnya melihat Gav yang langsung menganggukkan kepala.Gav berjongkok di samping tubuh Willona.
"Kenapa lo ga pulang juga?" Tanya Willona kepada Gav.
"Gue masih mau disini"
Willona sedaritadi masih diam diposisi seperti itu, sembari mengelus batu nisan sang kakak.
"Abang .... abang kenapa pergi duluan, kalo abang pergi dunia Willo juga ikutan pergi. Sebenernya Willona bukan cuma kehilangan abang, tapi Willo juga kehilangan tempat pulang, Willo kehilangan dunia Willo. Kalau dulu Willo masih bisa ngadepin dunia ini dengan alasan untuk abang, tapi kalo sekarang tuhan udah ngambil abang, setelahnya Willo ga tau harus apa." Tutur Willona dengan suara pelan, yang juga air mata gadis itu tidak berhenti berderai.Rintik hujan mulai turun membasahi, Gav segera membuka jaketnya dan memakaikan itu ke tubuh Willona dan setelah itu ia juga membuka payung yang tadi di berikan oleh Saffara. Memayungi Willona yang masih setia dengan posisinya seperti tadi, tak peduli dirinya basah terkena air hujan. Yang terpenting Willona tidak kehujanan.
"Abang kedingin ga? Ini willona pake jaket cuma yang Gav, Willo bilang dulu ya ke Razgav buat pinjemin jaketnya buat abang" Ujar Willona memegang jaket Gav.
Willona mendongak menatap Gav, "Gav jaketnya pinjemin buat abang aja ya kasian."
Gav menghela nafas, "Willona bang Daf nanti pasti marah kalo lo ga pake jaketnya."
"Tapi nanti abang kedinginan Gav."
"Will lo sekarang harus ikhlasin bang Daff, kalau lo kaya gini bang Daff pasti bakalan sedih"
Willona mulai menangis lagi.
"Ayo pulang Will ujan nya makin deres dan udah mau malem"
Willona akhirnya mau di ajak pulang oleh Gav, diperjalanan ke rumah Willona kembali terdiam. Ketika sampai dirumah, Willona pun langsung naik ke atas tanpa memperdulikan mama dan beberapa kerabatnya yang bertanya.
"Mungkin Willona butuh waktu sendiri dulu tante" Jawab Gav tersenyum tipis melihat mama nya Willona.
Keesokan harinya, Willona tidak masuk sekolah. Reyya, Saffa, Barra dan Jay sedang mengobrol mengenai Willona.
"Kasian banget Willona" Ujar Saffa tiba-tiba dengan tatapan sedih. Di angguki oleh yang lainnya."Ga nyangka juga bang Daff secepet ini perginya"
Pulang sekolah, mereka berniat mengunjungi Willona sekaligus ikut pengajian di sana.
Sekitar jam 4 mereka pulang sekolah dan kerumahnya Daff, disana ada mama dan beberapa orang lain yang tengah menyiapkan semuanya untuk pengajian maghrib nanti.
Mereka menyalami mama Willona dan yang lainnya, berniat membantu tetapi mama nya menolak. Menyuruh mereka pergi ke atas untuk menemani Willona."Gapapa ga usah, kalian ke atas aja. Willona dari kemarin ga mau makan, tolong kalian bujuk ya"
Pinta mama Willona kepada mereka.Akhirnya mereka pergi ke kamarnya Willona, ketika masuk ke dalam kamarnya. Saffa dan Reyya melihat Willona yang sangat pucat dan lemah, mereka berdua ingin sekali menangis lalu memeluk Willona.
Willona yang di peluk hanya diam seperti mayat hidup, dengan tatapan kosong melihat ke arah luar jendela. Mereka melihat ada makanan yang masih utuh tidak tersentuh sedikitpun."Will ayo makan" kata Reyya mengusap lengan Willona pelan, tetapi Willona hanya diam tidak menanggapi.
Barra dan Jay sangat prihatin melihat keadaan Willona yang seperti sekarang dan hanya bisa menyemangati Willona saja walau tida ada tanggapan apapun dari gadis itu.Seminggu berlalu dan seminggu itu juga Willona tidak masuk sekolah, Gav serta yang lain hampir setiap hari mengunjungi Willona. Willona terlihat sedikit lebih baik dari terakhir kali mereka lihat, sudah mau makan walaupun sedikit-sedikit dan sudah mau menerima kehadiran mama nya lagi. Papa nya? Entahlah di hari Daff meninggalpun papa nya tidak datang dengan banyak alasannya. Dan Willona benar benar tidak peduli tentang itu.
❝Just feeling❞
───
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Feeling || { Winter - Jake }
Novela JuvenilSebuah catatan kehilangan: Untuk mereka yang tak pernah sampai ketujuan.