Satu yang hilang, tidak bisa digantikan dengan seribu yang datang.
🌨🌨
Ketika mereka naik bianglala, Willona tidak berhenti tersenyum sembari melihat pemandangan.
Gav yang melihat itu segera mengeluarkan ponselnya lalu memotret Willona, tanpa sadar ia pun ikut menyunggingkan senyum melihat Willona. Setelah selesai dengan aksinya itu, Gav segera memasukkan kembali ponselnya.
"Tadi katanya mau cerita?"
Tanya Gav melihat Willona, gadis itu langsung mengalihkan pandangannya menjadi ke arah Gav."Gav tau ga?"
Gav menggeleng, "Engga kan lo belum ngasih tau, kayanya kabar baik ya?"
Willona tersenyum lalu mengangguk cepat.
"Orang tua gue mau balikan" Kata Willona dengan eskpresi senang menatap cowok itu.
Gav tersenyum lalu mengangguk mengelus rambut Willona pelan.
"Gue bersyukur atas itu, selamat ya Will gue ikut bahagia."Senyuman tipis masih terpatri di wajah Willona, gadis itu terus memandangi wajah Gav.
"Lo kenapa?"
"Makasih ya" Ucap Willona yang masih setia memandangi wajah Gav.
Gav mengernyitkan alisnya heran menatap Willona, "Makasih buat apa?"
"Makasih buat semuanya, makasih udah datang ke kehidupan gue, makasih udah selalu ada, makasih untuk telinga dan lengan yang selalu ada juga, makasih udah mau jadi temen bicara, beradu argumen, dan bertukar cerita, makasih atas pelukan hangatnya, makasih untuk rasa sabar lo ngadepin gue dengan segala ego dan keras kepala gue, terimakasih karena ga pergi saat lo tau seberapa kacau hidup gue." Terang Willona kepada Gav.
Mata gadis itu sudah berkaca-kaca mengingat betapa kacau hidupnya.Gav tersenyum mengelus pipi Willona.
"Bahkan saat seluruh dunia nolak lo, gue bakalan berdiri paling depan buat nerima lo dan ada di samping lo." Kata Gav masih dengan senyumannya.
"Dan makasih atas rasa cinta yang lo kasih ke gue."
Gav mengulum bibir melihat Willona, "Dan lo ga cinta balik sama gue?"
"Gue ga pernah bilang kalo gue ga cinta sama lo kan? gue cuma bilang lo ga boleh ngabisin cinta lo di cewek kaya gue Gav dan lo berhak dapetin yang lebih baik dari gue."
Gav menggenggam tangan Willona yang sedikit gemetar itu.
"Dan gue juga udah pernah bilang mau lo balas cinta gue apa engga itu hak lo, dan kalo lo ngerasa terbebani sama perasaan gue lo bilang. Biar gue bisa sadar diri dan tau dimana posisi gue." Ujar Gav dengan lembut.
Willona menggeleng tegas.
"Engga gav, gue ga pernah merasa terbebani akan itu. Hati gue bener-bener pengen bareng sama lo cuma otak gue bilang gue ga pantes sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Feeling || { Winter - Jake }
Dla nastolatkówSebuah catatan kehilangan: Untuk mereka yang tak pernah sampai ketujuan.