10|| Kapten Basket

97 27 2
                                    


Terhitung seminggu sejak kejadian pengambilan mobil dari markas preman tersebut, teman-teman Sunghoon terus-menerus bertanya pada Sunghoon tentang siapa gadis itu—Winter—dan bagaimana cara mereka mengambil mobil itu.

"Sumpah ya, Hoon, lo serius ngambil mobil gue sendirian? Kok gue gak percaya? Tampang lo bener-bener gak meyakinkan njir," oceh Sunoo.

"Gue juga, gak percaya banget," ujar Jake.

"Gue malah lebih penasaran gimana bisa lo kenal sama cewek itu," sahut Jaehyuk yang datang dari arah belakang.

Mereka kini sedang ada di taman belakang sekolah, ngumpul ceritanya. Sambil berteduh di bawah pohon rindang.

"Kalian kenapa jadi kepo gini sih? Kan udah gue bilang kalo cewek itu bilang jangan boleh bongkar identitas dia, dan juga pasal gue ngambil mobil itu. Dan serius gue yang ngambil tapi gak sendirian dibantuin sama temen," jelas Sunghoon.

"Temen? Lo punya temen selain kita?" Tanya Sunoo.

"Y-ya punya lah. Udah pokoknya kalian jangan kepo lagi ya, jengah banget gue denger ocehan kalian." Ucap Sunghoon yang membuat Sunoo mendadak cemberut kesal, dia kan hanya penasaran.

"Oh iya gue pergi duluan ya," tukas Sunghoon.

"Mau kemana?" Tanya Jaehyuk.

"Temuin Pak Mingyu, katanya mau ngebahas tentang turnamen basket," jawab Sunghoon lalu pergi meninggalkan teman-teman nya yang kebingungan.

Sejak kapan sekolah mereka akan mengikuti turnamen basket?

Itu cuma pengalihan isu, sebenarnya Sunghoon ingin ke kelas IPA 12-2. Iya, dia ingin bertemu Yujin. Tidak tahu kenapa jika tidak melihat gadis itu sehari rasanya aneh saja gitu, makanya dia mau nyamperin anak titipan nya itu.

Kini Sunghoon yang tengah berjalan ke arah kelas Yujin sempat terhenti di depan ruang guru, ia mendengar suara samar-samar orang yang tengah mengobrol serius.

Bukan bermaksud menguping tapi dia penasaran. Karena suara yang ia dengar adalah suara Pak Mingyu—pembina ekskul basket—dan suara Jay.

Tak lama setelah mendengar percakapan serius itu Sunghoon langsung pergi dengan keadaan marah dan kecewa. Niat nya ke ruang kelas Yujin pun dia urungkan lebih dulu.

Sekarang Sunghoon benar-benar butuh ruang untuk berpikir, sendirian.

÷×÷

Yujin kini sedang menyendiri seperti biasa di dalam kelasnya. Dia bosan.

Andai kata ia punya teman seperti murid-murid lain, kehidupan sekolahnya pasti akan seru. Tapi siapa juga yang mau berteman dengan gadis culun yang selalu dibully seperti Yujin?

Beruntung saja hari ini Wonyoung tak mengganggunya, jadi setidaknya hari ini akan menjadi hari yang tenang bagi dirinya.

Fyi, setelah dipikir-pikir lagi Yujin merasa ada sesuatu yang janggal—ah sekarang dia ingat, Sunghoon. Kemana orang itu?

"Sunghoon kemana ya? Biasanya nyamperin," gumam gadis itu.

Tapi tunggu untuk apa Yujin mencari Sunghoon? Apa mungkin Yujin sedang merindukan sang Most Wanted sekolah itu?

Well, sepertinya iya, karena menurutnya hari-hari nya di sekolah jadi lumayan agak sepi. Walau memang sudah sepi tapi semenjak Yujin bertemu Sunghoon hidupnya tak sesepi ini.

"Kok gue jadi mikirin dia sih?!" Gumamnya frustasi tentang yang dipikirkan oleh otaknya sendiri.

Tak lama kemudian, ada dua orang siswi masuk ke kelas nya sambil mengobrol, bukan mengobrol sebenarnya lebih seperti menggosip.

Yujin hanya diam mendengarkan obrolan siswi sekelas nya itu. Info saja selama ini Yujin selalu tahu gosip-gosip yang melintang di penjuru sekolah, ya karena mereka berdua.

"Eh, menurut lo kenapa dia ngundurin diri jadi kapten basket terus keluar?"

"Mungkin karena dia mau? Gak tau juga sih kenapa. Selama ini kan ekskul basket jarang ada masalah, jadi agak aneh kalo emang dia keluar dan ngundurin diri tanpa alasan yang jelas," tutur siswi tersebut menanggapi pertanyaan teman nya.

"Apa mungkin karena Wonyoung?"

"Sejak kapan Wonyoung ada hubungan nya sama ekskul basket?"

"Ih lo lupa ya waktu itu kan ada yang pernah bilang kalo Sunghoon bisa jadi kapten basket karena Wonyoung. Padahal mah katanya Sunghoon mainnya gak sejago itu, ditambah lagi Sunghoon itu lumayan deket sama Wonyoung," jelas temannya.

"Hmm, mungkin juga sih. Tapi tetep aja aneh."

Mendengar obrolan gosip kedua siswi tersebut membuat Yujin mengerutkan keningnya tak mengerti.

Sunghoon? Kapten basket? Jadi selama ini dia itu kapten basket? Terus kok keluar?

Pertanyaan itu terngiang-ngiang di benak Yujin. Yujin pun segera pergi meninggalkan kelas bertujuan untuk mencari Sunghoon.

Apa benar Sunghoon mengundurkan diri dan keluar dari ekskul basket? Dan kenapa?

Setelah lama mencari Sunghoon, kini Yujin menemukan orang itu, Sunghoon yang sedang terduduk dengan tatapan kosong di rooftop sekolah.

Yujin sebenarnya bingung harus mencari kemana lagi, semua tempat sudah ia kunjungi kecuali tempat yang satu ini.

Mencoba untuk mendekat ke arah Sunghoon perlahan, Yujin kini sedang menyamai posisi duduk nya di hadapan Sunghoon di tatapnya mata itu.

Dan disitu lah Yujin bisa melihat sirat kekecewaan dalam manik kelam Sunghoon, dia tak mengerti apa yang terjadi pada pemuda itu.

Tapi jika Yujin tebak Sunghoon baru saja tertipu, mungkin?

"Sunghoon, lo kenapa?" Tanya Yujin.

"Jangan masang tampang begitu dong, kayak orang abis kena tipu tau kelihatan nya," lanjut Yujin.

"Gue emang habis kena tipu," balas Sunghoon yang membuat Yujin agak terkejut, tadi dia kan hanya asal tebak.

"Serius? Siapa yang berani nipu orang kayak lo?" Tanya Yujin.

"Dia orang yang bahkan gak gue harap buat nipu gue," jawab Sunghoon.

"Jangan sedih gitu dong, apa kata orang kalo ngeliat muka lo sedih gini. Kalo ada masalah coba selesaikan baik-baik, jangan diem gini. Coba minta penjelasan," ujar Yujin, gadis itu pun menghela nafas pendek.

"Orang yang nipu lo itu, orang yang deket sama lo kah?" Tanya Yujin lalu dibalas oleh anggukan oleh Sunghoon.

Melihat jawaban Sunghoon yang sudah jelas Yujin hanya tersenyum miris.

"Wajar kok kalo begitu," ucap Yujin lalu berdiri yang membuat Sunghoon mendongak ke atas untuk melihat gadis itu.

"Gak semua yang kita sangka baik itu baik, beberapa dari mereka terkadang memakai topeng pencitraan dalam hidup mereka. Jadi jangan kaget kalo misalnya orang itu ngelakuin hal itu ke lo. Sedih sih sebenernya, tapi yang nama nya manusia pasti begitu," jelas gadis itu.

"Jangan terlalu di bawah sedih, minta alasan kenapa dia begitu. Dan kalo misalnya dia ngasih tau alasannya, lo jangan marah karena pasti dia punya alasan yang dia lihat dari sudut pandang yang berbeda."

"Nih buat lo, dimakan yah jangan sedih lagi. Selama ini lo udah bikin kehidupan sekolah gue jadi agak berwarna, jadi gue harus ngebalas kebaikan lo itu," ujar gadis itu lalu tersenyum sumringah tak seperti biasa nya.

"Gue pergi dulu ya," pamit Yujin lalu pergi meninggalkan Sunghoon yang sekarang termenung.

"Gue harus nyari tau apa yang dia buat sampe berani ngelakuin itu," gumam Sunghoon.

COMPLETION [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang