27|| Misi Bahaya untuk Winter

50 10 1
                                    


"Lo serius nih?" Tanya Winter pada Yujin, gadis itu pun hanya mengangguk yakin.

"Gue serius, gue cuman gak mau dugaan gue ini bener," jawabnya.

"Ya walau gue sendiri sebenernya agak takut kalo misalnya kita ketangkep." Lanjutnya, dan Winter pun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.

"Kita gak bakal ketangkep, yakin sama gue. Disini tuh keamanannya gak terlalu ketat. Dahlah, kuy masuk!" Ajak Winter.

Kalian tahu, kini Winter dan Yujin tengah berada di perusahaan ayah Jay. Mereka bisa masuk kesini atas nama perusahaan Ansaka.corp, nama perusahaan ayahnya Yujin, ide dari Yujin sendiri juga tentunya.

Tenang saja mereka sudah berganti pakaian kok, jadi tidak ada yang curiga.

Yujin dan Winter tengah berjalan menyusuri lorong menuju ke tempat ruangan CEO, dengan mengendap-endap tentunya. Saat sudah sampai mereka Winter mengintip ke dalam ruangan itu. Dan, kosong.

"Nih gue bakal masuk ke dalem, lo tunggu disini oke? Kalo ada orang, kasih kode ke gue." Yujin pun mengangguk, begitu pun dengan Winter yang langsung masuk ke dalam ruangan keramat tersebut.

Info saja, mereka kesini untuk mengawasi ayah Jay beserta suruhan nya yang sudah selesai menjalankan tugas SPYnya itu.

Kok Winter bisa tau? Bisa dong, Winter gitu loh~

Sejenak setelah Winter masuk Yujin melihat ada orang yang datang menghampiri ruangan tersebut, itu Ayahnya Jay dan satu pria lainnya yang berjalan di belakangnya.

Yujin pun tak sempat memberikan Winter kode karena terburu-buru mencari tempat sembunyi, sementara Winter yang hampir selesai memasang alat perekam dan pelacak mendengar samar-samar suara orang yang sudah pasti adalah pria dari arah luar.

Dia pun cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan nya, namun setelah ingin kabur pintu ruangan terbuka dan—

"Anda belum mau pulang ke rumah?" Tanya sang suruhan.

"Kalo misalnya saya pulang, nanti Jay pasti bakal nanya-nanya yang aneh. Buat saat ini saya bakal manfaatin alasan proyek keluar kota buat ngehindarin pulang ke rumah." Jelas Chanyeol.

"Ngomong-ngomong kamu ada berita apa?" Tanyanya.

Sang suruhan pun berdeham, "anak itu, sepertinya dia akan bergerak lebih cepat dari perkiraan saya."

Chanyeol mengangkat sebelah alisnya, "kenapa gitu?"

"Saya sendiri tidak tau, tapi sepertinya Yujin berhasil mempengaruhi anak itu untuk mempercepat pergerakannya. Kelihatan sepertinya kalau gadis itu ingin masalah ini cepat-cepat selesai," jelas sang suruhan.

"Ah dan juga saya ingin anda berhati-hati, walau Jay anak anda sekalipun dia pasti tidak akan segan-segan membunuh anda, mengingat dia hampir mengetahui tentang pelaku yang membunuh ibu."

Chanyeol pun terkekeh, "selagi dia masih mengincar Sunghoon, saya pasti bakal aman. Sunghoon, anak itu bagus untuk dijadikan sasaran, apalagi waktu itu dia ada di lokasi tempat pembunuhan Irene—dengan memegang pisau yang dilumuri darah dan juga pakaian yang ikut ternodai sama darah Irene, Jay pasti masih yakin kalau Sunghoon yang bunuh ibunya."

"Anda benar-benar menipunya."

"Ngomong-ngomong gimana sama anak perempuan tanpa identitas itu? Apa dia juga ikut terlibat akhir-akhir ini?" Tanya Chanyeol.

Sang suruhan tampak berpikir sejenak, "akhir-akhir ini, anak itu sudah jarang ikut campur. Sepertinya dia tidak tertarik dengan masalah Jay."

Sepertinya obrolan kedua orang itu sudah selesai kalau begitu, bolehkah sekarang Winter fokus agar nyawa nya tak melayang secara gratis begitu saja?

Fokus? Nyawa? Memangnya Winter ada dimana sekarang?

Jawabannya di luar jendela ruangan, iya dia disitu. Disaat pintu ruangan tadi terbuka, Winter langsung melompat ke luar jendela karena tak ada tempat sembunyi yang tepat disana.

Untuk sekarang Winter sedang bingung bagaimana caranya agar dia bisa turun, jarak dari ruangan CEO sekitar 15 meter dari bawah. Apakah dia harus terjun? Ya ampun sebaiknya jangan, bisa-bisa besoknya Winter akan menjadi model untuk buku Yasin.

"Gue belum boleh mati. Gue belum lulus SMA, belum nyari jodoh, belum resmi jadi detektif polisi juga. So, gue harus pertahanin nyawa gue," monolognya.

Setelah mengedarkan seluruh pandangan nya ke segala arah dia melihat sebuah balkon yang jaraknya tak terlalu jauh dari tempatnya mempertahankan hidup sekarang.

Rencananya adalah memanjat ke arah sana lalu masuk ke dalam ruangan tersebut lewat balkon dan langsung pergi keluar dari perusahaan. Dengan menggunakan tali tentunya.

Dia sudah menduga akan seperti ini jadinya, maka dari itu dia siap sedia tali. Winter pun mengaitkan ujung tali tersebut pada sebuah tiang. Lalu mengikatnya di lingkaran pinggang kecil nya itu.

"Cuman tali ini satu-satu nya penyelamat gue. Tuhan, semoga aku masih hidup beberapa menit kemudian."

Setelah berdoa, Winter pun mulai memanjat dari satu jendela ke jendela lainnya, dia sebenarnya sudah menahan malu karena tidak sengaja berpapasan dengan beberapa orang yang ada di dalam ruangan. Beruntung dia tidak diteriaki maling oleh orang-orang itu.

Saat sudah hampir mencapai ke balkon yang dia tuju, Winter agak lengah dan hampir terjatuh ke bawah dari ketinggian 15 meter dari jendela yang sekarang sedang ia pegang.

Jika saja dia itu seekor kucing, untuk jatuh kebawah seperti itu saja tak akan membuatnya cepat bertemu dengan kematian.

Setelah melakukan sebuah gaya bertahan hidup Winter akhirnya sampai juga ke balkon tersebut, dia mengambil nafas sebentar dan mengecek apakah ada orang di dalam ruangan tersebut.

Dia pun memeriksa jendela nya dikunci atau tidak, dan yeah jawaban nya tidak. Sebenarnya jika jendelanya dikunci pun Winter tak akan panik memikirkan bagaimana caranya dia masuk ke dalam ruangan itu. Karena dia membawa alat, dia sudah siaga 1 dari awal.

Segera dia masuk ke dalam dan segera keluar dari ruangan tersebut, bergegas pergi melalui setiap anak tangga dengan terburu-buru. Dia sudah terlatih jadi tidak akan jatuh apalagi sampai terguling ke bawah.

Begitu dia keluar dari perusahaan, dia melihat Yujin sudah menunggunya didekat pos satpam. Gadis itu tengah asik mengobrol dengan satpam tersebut, Winter pun langsung menghampiri dan menepuk pundaknya.

"Kuy balik," ajaknya, Yujin pun langsung mengangguk dan pamit pada satpam tersebut tak lupa mengucapkan terima kasih karena sudah memberikannya makanan.

"Sumpah ya, Win, lo tadi ngumpet dimana dah? Gak ketauan kan?" Tanya Yujin dengan wajah penasaran sekaligus takut.

"Gue tadi ngumpet di luar jendela," jawab Winter santai.

"Untung lo gak mati, kalo iya siap-siap buat mulai gentayangin Sunghoon," ucap Yujin lalu menyodorkan sisa makanan pemberian Pak satpam tadi.

Winter pun hanya tersenyum kecil mengingat peristiwa bertahan hidupnya tadi.

"Mission clear!"

COMPLETION [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang