24|| Langkah Awal

60 15 8
                                    


Ayah Jay—Chanyeol—berjalan dengan raut wajah serius ke arah ruangannya. Dia mendapat kabar baru yang cukup buruk dari suruhannya.

BRAK!

Dia membanting pintu ruangan itu dengan keras, berusaha melampiaskan kekesalannya sebelum kembali marah lagi nantinya.

Jadi menyelesaikan amarah sebelum amarah lainnya datang.

"Ey, bisa tidak santai aja bukanya? Kalo pintunya rusak, anda sendiri nanti yang repot." Peringat suruhannya.

Chanyeol pun berdecak malas lalu segera duduk di kursi kerja kesayangannya dengan langkah yang tegas.

"Jadi apa kabar buruk nya?" Tanya Chanyeol berusaha to the point.

"Nothing special. Cuman anak gadis tanpa identitas itu sepertinya sudah mulai bergerak," jawab sang suruhan.

"Terus?"

"Dia menculik salah seorang teman dekatmya karena sudah tau bahwa dia ada punya hubungan dengan anak itu."

"Udah itu aja?" Sang suruhan menggeleng pelan.

"Anak itu—Jay, dia nemu foto aib milik anda."

Chanyeol cukup tau arti foto aib yang dimaksud oleh suruhannya. Tapi bagaimana bisa Jay mendapatkan foto itu?

"Apa jangan-jangan dia nyelinap ke kamarku?" Gumam Chanyeol.

"Bisa saja seperti itu. Mungkin dia sudah berhasil mengorek sedikit informasi tentang foto itu bersama si gadis tanpa identitas tersebut." Jelas suruhannya.

"Dan sepertinya mereka berdua jadi punya tujuan baru selain membunuh Sunghoon." Chanyeol mengangkat sebelah alisnya.

"Tujuan baru?"

"Mereka berdua, mungkin bakal ngungkap misteri kematian mantan istri anda."

BRAK!

Chanyeol membanting tangannya dengan keras ke atas meja.

"Jangan! Jangan sampai biarin mereka berdua tahu rahasia lama itu!" Ucap Chanyeol dengan nafas yang sangat-sangat tercekat.

Entah kenapa pria itu jadi agak kesusahan bernafas setelah mendengar kalimat keramat itu.

Sang suruhan pun menghela nafas panjang, "akan saya usahakan."

÷×÷

Seorang gadis berhoodie hitam dengan tudung yang menutupi kepalanya berjalan menuju sebuah ruangan rahasia tersembunyi yang ada di kamarnya.

Gadis itu membawa sebotol air mineral yang ada di tangan kirinya, dan juga sebuah nampan makan yang ada di tangan kanan nya.

"Hyewon, gue bawa makanan buat lo~" Ucap gadis itu.

Hyewon, anak itu rasanya ingin mati saja mendengar suara yang paling menyeramkan dalam hidupnya itu.

Gadis berhoodie hitam itu pun berjalan pelan mendekati Hyewon yang keadaannya sangat mengenaskan sekarang.

"Nih makan, sorry kemaren gue lupa ngasih lo makan, soalnya kemaren gue ada janji sama Jay." Ucap gadis itu sembari menyerahkan nampan tersebut.

Hyewon dengan tangan gemetar menerima nampan tersebut lalu diletakkan di dekatnya. Gadis itupun tersenyum senang melihat Hyewon membalas perlakuannya.

"Dimakan, jangan dilepehin. Kalo misalnya gue liat lo gak makan makanan ini, gue gak mau ngasih lo makan lagi." Hyewon mengangguk cepat walau agak terparah-patah.

Kalian tahu, sebenarnya Hyewon itu tidak diikat tangannya. Hanya dikunci di suatu tempat penyekapan, namun berukuran cukup besar.

Hyewon yang daritadi diam pun meneguk ludahnya kasar, "Y-Ye—"

COMPLETION [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang