18|| Siapa?

67 17 1
                                    

"HEH! SIAPA YANG BILANG BEGITU?! KENAPA LO NUDUH AYANG BEBEB GUE?!"

Itu bukan Jaehyuk tapi Jake. Sebenarnya Jake itu bucin akut pada Lia cuma yah, Lianya saja yang malas meladeni Jake.

Akhir-akhir ini Jake juga jarang ngebucin Lia lagi, dikarenakan dia yang terlibat dalam penuntasan masalah sohibnya, Sunghoon.

"Gak usah teriak bisa gak sih!" Kesal Hyewon.

"Maafin Jake ya, dia emang gitu, ngegas terus mulutnya."

"Jae, mending lo sekarang langsung menghadap ke Pak Kai buat kasih penjelasan deh, gue tungguin nih sampe jam tiga." Ucap Minhee.

"Yaudah deh, see ya."

Panggilan telepon pun terputus satu pihak oleh Jaehyuk.

"Serius ada yang bilang kalo Lia yang ngambil?" Tanya Yujin pada Minhee, lalu dibalas anggukan pelan oleh pemuda tersebut.

"Siapa yang bilang?" Tanya Yujin lagi.

Tiba-tiba saja raut wajah Minhee berubah menjadi cemas setelah ditanyai pertanyaan itu oleh Yujin, dia pun segera menengok ke arah kanan dan kiri mengecek tak ada orang yang lewat di dekat mereka.

"Yeji," bisik Minhee pada Yujin membuat bulu kuduk Yujin jadi berdiri karena mendengar nama tersebut.

Oh, siapa yang tidak kenal oleh Yeji? Pemilik nama asli Hwang Yeji, sekretaris kelas 12 IPA 1 yang terkenal karena kejulidannya pada siswa siswi sekolah. Rata-rata murid disini memang sudah maklum oleh sifat Yeji yang seperti itu.

Tercermin dari wajahnya, padahal kebanyakan orang bilang jangan nilai orang lewat covernya. Tapi entah kenapa manusia satu ini melawan keras hukum kata rasional tersebut.

"Ouh Yeji, dia asal nuduh atau dia emang ngeliat Lia nyuri uang itu?" Pertanyaan Yujin cukup aneh bagi Minhee yang mendengarnya.

Nada Yujin terdengar seperti gadis itu yakin kalau Yeji tak asal menuduh untuk mengatakan bahwa Lia yang mencurinya. Padahal kebanyakan orang bilang jika Yeji hanya asal menuduh saja, dan bilang bahwa tujuan Yeji berkata tersebut agar nama baik Lia tercemar.

"Emm, katanya dia ngeliat," jawab Minhee.

Tuh kan.

"Terus dia udah bilang ke Pak Kai kalo dia yang ngeliat?" Yujin benar-benar mencoba untuk memancing Minhee.

"O-oh belum, katanya nanti aja." Jawab Minhee.

"Minhee!" Panggil Jaehyuk yang ternyata sudah sampai di sekolah, dia sendirian?

Tidak kok, ada Sunoo, Jake, dan juga Heeseung yang menunggu di mobil.

"Cepet banget, Jae, biasanya ngaret dulu lo." Ucap Minhee dan dibalas cengiran oleh Jaehyuk.

"Iya, tadi gue langsung ditelpon sama Pak Kai suruh cepet-cepet ke sekolah," jawab nya.

"Yaudah kuy lah, nanti Pak Kai mencak-mencak lagi."

Jaehyuk dan Minhee pun segera bergegas pergi ke ruang pembina ekskul tersebut guna memberi penjelasan tentang detail uang tersebut dan bagaimana bisa ada orang yang mencurinya.

Melihat kepergian Jaehyuk dan Minhee yang semakin menjauh, Yujin dan Hyewon pun segera pergi juga untuk pulang ke alam masing-masing.

.

Sekarang Minhee dan Jaehyuk tengah beradu tatap oleh pembina ekskul mereka, Pak Kai. Mereka benar-benar cepat pergi ke ruang Pak Kai ternyata.

"Terakhir kalian lapor ke bapak perihal jumlah uang kas itu berapa?" Tanya Pak Harto, "Mm, sekitar 4.300.000, Pak." Jawab Minhee

"Terus kok bisa hilang?" Tanyanya lagi dan dibalas oleh gidikan tak tahu dari Jaehyuk dan juga Minhee.

"Kita aja gak ekspek kalo bakal ada yang nyuri, pak. Lagian sandi brankasnya itu cukup rumit, gara-gara pas itu kita emang lagi kepepet pas bikin." Jaehyuk mencoba untuk menjelaskan secara seksama pada Pak Kai.

"Tadi bapak dapat laporan dari anak kelas 12 IPA 1 namanya Yeji, katanya dia ngeliat kalo Lia yang nyuri uang itu." Ucap Pak Kai, sontak Jaehyuk dan Minhee langsung menengok ke arah satu sama lain.

"Serius?!"

"Bapak sih tadi udah manggil si Lia nya tapi sampai sekarang juga dia belum dat—

"Pak Kai!" Panggil seorang siswi sambil menggandeng siswi lain nya.

Yang digandeng itu tak lain adalah Lia yang tengah menundukkan kepala nya, dan yang tengah menggandeng Lia itu adalah Heejin.

"Astagfirullah Heejin, anak orang lo apain woy?!" Tanya Jaehyuk heboh.

Sementara Heejin hanya rolling eyes mendengarnya. "Ya lo gak liat gue lagi ngapain dia?!" Tanya Heejin balik dengan nada kesal.

"Kamu kenapa ngegandeng Lia kayak begitu, Jin?" Tanya Pak Kai.

"Dia yang nyuri uang kas anak basket, pak!" Jawab Heejin.

"Tadi saya denger dia lagi ngobrol sama orang sambil ngomongin uang kas anak basket, dan pas saya liat ternyata uang kasnya ada sama dia. Terus langsung saya ambil deh uangnya, nih!" Jelas nya lalu menaruh segepok uang di atas meja Pak Kai.

"Oh ya orang yang ngobrol bareng dia tadi juga sekalian saya tangkap pak, orangnya lagi pingsan di tempat perlengkapan anak basket. Badannya juga saya iket biar dia gak bisa kabur kemana-mana," jelas Heejin.

"WHAT?!" Teriak Jaehyuk, biasa dia orangnya memang heboh. Hampir sebelas dua belas dengan Hyewon.

Pak Kai pun hanya mengangguk-anggukan kepala mengerti. "Kamu yakin?" Tanya Pak Kai untuk kesekian kalinya lagi.

"Yakin apa?" Heejin malah bertanya balik.

"Yakin kalo dia yang ngambil."

Heejin pun langsung ber'oh'ria, "ya yakin lah, pak, gimana sih?! Kalaupun saya gak yakin juga saya gak bakal ngebawa dia kek tahanan rumah sakit gini," ujar Heejin.

"Jawabnya biasa aja dong," ucap Pak Kai.

"Ya Allah pak, lagian siapa suruh bapak nanya terus? Saya kan lagi gak ikut kuis bahasa Indonesia," balas Heejin.

"Iya iya, sekarang bapak tanya ke kamu Lia. Kenapa kamu ngambil uang kas anak basket? Dan gimana caranya kamu bisa ngambil uang itu?" Berbagai pertanyaan diarahkan kepada Lia.

Sementara Lia, gadis itu tetap pada posisinya. Terdiam kaku dan menundukkan kepalanya sedalam mungkin, supaya tak beradu tatap oleh Pak Kai.

"Dijawab dong, jangan diem terus emang nya kalo lo tetep diem gitu masalah nya bakal selesai?" Minhee berusaha memanas-manasi keadaan.

Jangan ditiru.

"I-itu s-saya..."

"Ampun deh, lo lagi tanding ngelawak sama Aziz gagap ya?" Tanya Jaehyuk yang sudah kesal melihat Lia yang terus-menerus diam.

"I-itu saya sebenernya disuruh, Pak." jawab Lia yang akhir nya buka suara juga. Tapi tunggu, disuruh? Oleh siapa?

"Siapa yang nyuruh kamu?" Satu pertanyaan lolos dari mulut Pak Kai membuat Jaehyuk mengerutkan keningnya.

Bukan, bukan karena pertanyaan Pak Kai yang membuat nya seperti itu. Melainkan oleh reaksi Lia saat di tanyai pertanyaan itu.

Gadis itu terlihat ketakutan namun seketika suara tawa kecil datang darinya.
"Pertanyaan bapak salah. Seharusnya bapak nanya 'apa tujuan orang yang nyuruh saya buat ngambil uang kas anak basket?' iya kan?"

COMPLETION [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang