36|| Others

48 10 4
                                    

"Mau jadi pahlawan kesiangan, ya?" Tanya gadis misterius itu pada Yujin.

Sang empu pun mengeratkan pegangannya pada pistolnya. "Gue pernah bilang kan jangan pernah terlibat sama Jay," ucap Yujin dengan nada penuh penekanan.

Yujin berjalan menghampiri gadis misterius berjaket hitam itu sambil menahan hasrat untuk tidak menarik pelatuk ke arah gadis itu. Sementara Jaehyuk diam-diam berjalan mendekati Hyewon, lalu Heeseung dan Jake mencoba menghampiri ke arah Sunghoon.

Tapi sepertinya pemuda bernama Jay itu tak terlalu senang dengan kehadiran mereka sehingga menembakkan peluru ke arah mereka berdua. Jake dengan segera menghindar dengan cepat begitu pula dengan Heeseung.

"Udah pro?" Gumam Jay.

Jay yang kembali menembakkan peluru ke Heeseung dan Jake, membuat mereka berdua mau tak mau harus membuat taktik dadakan guna menghindari tembakan tersebut.

Sekarang ayo kita beralih ke Jaehyuk yang sedang mencoba menghentikan pendarahan di lengan Wonyoung

Iya, setelah memastikan bahwa Hyewon baik-baik saja, ya walaupun tubuh gadis itu masih agak lemas sebab tersetrum listrik tapi setidaknya gadis itu berhasil menahan rasa sakitnya.

Jaehyuk mencoba menghentikan pendarahan di kaki Wonyoung dengan mengikatkan sapu tangan yang tak sengaja ia bawa tadi.

Semoga saja cara itu berhasil, karena tadi saat pertama melihat Wonyoung, gadis itu benar-benar dipenuhi oleh darah di sekitar lengannya. Mungkin gadis itu akan kehilangan banyak darah.

Sementara Yujin, dia masih sibuk berhadapan dengan gadis misterius itu tanpa melakukan perkelahian sama sekali.

"Jadi ini alasan kenapa ruangan tersembunyi di kamar lo diubah jadi tempat penyekapan," ujar Yujin.

Gadis misterius itu memiringkan kepalanya, "lo masuk kamar gue tanpa izin? Gak sopan."

"Siapa yang peduli? Setiap hari gue selalu denger suara teriakan orang dari dalem kamar lo, padahal lo sendiri aja jarang ada di rumah, jadi.."

"Jadi lo penasaran dan langsung masuk gitu aja ke kamar gue? Wah hebat, tapi sayangnya waktu lo masuk ke kamar gue dan pergi ke ruangan itu, orang yang gue sekap udah terlanjur gue pindahin," ucap gadis misterius itu.

"Cih, tapi seenggaknya sekarang gue udah nemuin mereka, korban sekapan lo." Balas Yujin.

"Kalo gitu sana pergi," suruh gadis itu.

"Lo nyuruh gue?"

Gadis misterius itu mendesis, "disini bukan tempat lo."

"Gue gak akan pergi sebelum lo nyerah buat ngebunuh Sunghoon."

"Gue gak akan pernah nyerah buat ngebunuh Sunghoon, karena dia, Jay jadi kehilangan mamahnya."

"Jadi lo bantuin Jay buat ngebunuh Sunghoon, gara-gara Sunghoon ngebunuh mamahnya Jay? Lo percaya kalo Sunghoon yang bunuh mamahnya Jay?" Tanya Yujin.

"Iya, kenapa?"

"Lo percaya sama orang yang salah."

"Sama kayak lo," balas gadis itu.

Yujin mengernyit tak suka, "maksud lo?"

"Lo percaya sama Sunghoon yang jelas-jelas pembunuh, apa gak sama aja lo percaya sama orang yang salah?"

Yujin mengepalkan tangannya erat-erat, "berhenti bantuin Jay, dan pergi dari sini. Lo gak seharusnya ada disini, lo gak seharusnya pulang ke Indonesia!" Geramnya.

"GUE GAK AKAN PERGI SEBELUM SUNGHOON MATI DAN JUGA SEBELUM LO BERHENTI MAKE IDENTITAS GUE!" Balas gadis misterius itu dengan nada yang tinggi.

Semua orang yang ada di sana langsung menunjukan atensi mereka kepada dua orang tersebut. Gadis berjaket hitam itu berjalan mendekat ke arah Yujin, sementara si empu sudah bersiap diri untuk menarik pelatuk.

COMPLETION [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang