11|| Cari Petunjuk

107 26 2
                                    

Setelah gosip tentang Sunghoon yang mengundurkan diri dan keluar dari ekskul basket, Sunghoon jadi lebih sering membuntuti Jay.

Entah itu sebelum pergi sekolah ataupun pulang sekolah. Bahkan saat hari libur pun Sunghoon tetap saja gencar membuntuti Jay.

Padahal sampai sekarang saja Sunghoon tak bisa mendapat informasi apapun.

Kembali mengingat obrolan Jay dan Pak Mingyu, jadi semakin marah entah kenapa mungkin karena—

Flashback on

"Jadi sebenarnya kamu itu mau bapak kayak gimana?"

"Saya mau bapak jadiin saya kapten basket karena gimana pun juga saya lebih bisa diandalkan dari Sunghoon."

"Saya sih bisa aja ngelakuin itu, tapi kalau misalnya yang lain curiga kenapa tiba-tiba jabatan Sunghoon dialihkan ke kamu gimana?"

"Bapak gak usah khawatir, itu biar saya yang urus. Lagian bapak tau sendiri kan kalo Sunghoon itu sebenernya bisa jadi kapten basket karena Wonyoung yang minta."

"Yaudah kalo gitu, tapi jangan lupa bayarannya ditambahin ya."

"Ya, bapak tenang aja, kalo gitu saya pamit dulu ya pak."

Sunghoon dengan segera bersembunyi dibalik pot tanaman yang lebat, ketika pintu tersebut terbuka.

"Rencana satu berhasil, liat aja gue bakal bikin rencana pertama yang kelihatan sederhana ini jadi rumit, setelah itu baru gue bales dendam ke Sunghoon."

Flashback off

"Arghh!" Sunghoon mengerang frustasi, selama ini dia sudah berusaha sebaik mungkin untuk menunjukkan jika dia adalah kapten basket yang handal.

Tapi tetap saja yang namanya Jay juga tak akan mau kalah dari Sunghoon.

Mereka berdua dulunya itu sahabat baik, tapi itu dulu, sekarang mereka berdua adalah musuh.

Tentu saja, itu bermula saat Jay tahu bahwa Wonyoung menyukai Sunghoon daripada dirinya yang notabenenya adalah calon tunangan nya. Terlebih lagi Sunghoon selalu mendapat perhatian lebih dari publik, membuat Jay menjadi lebih iri pada Sunghoon.

Jadi bisa disimpulkan, Jay haus perhatian. Entah itu dari khalayak banyak maupun dari Wonyoung seorang, Jay hanya ingin itu.

Sejauh ini, teori itulah yang baru bisa disimpulkan oleh Sunghoon.

Oh iya, Wonyoung juga akhir-akhir ini jadi jarang sekali membuntuti Sunghoon, biasanya gadis manis itu akan selalu berada di sampingnya kemana pun dirinya pergi.

Merasa jika dia adalah pawang terhebat Sunghoon.

Tapi Sunghoon juga tak bisa menyembunyikan rasa senangnya karena Wonyoung yang menghilang begitu saja. Rasanya cobaan hidupnya berkurang sedikit.

Apa mungkin saja sekarang Wonyoung lebih memilih bersama Jay kebanding dengan Sunghoon? Kalo memang benar begitu, baguslah.

Sembari memikirkan Jay dan Wonyoung, Sunghoon sampai tak sadar jika sudah ada Yujin di samping nya.

"Mikirin siapa? Jay?" Tanya Yujin yang akhirnya selesai dari pembungkaman nya.

Sunghoon yang mendengar pertanyaan Yujin pun terkejut.

"Kok tau?!" Sunghoon berteriak kaget, sementara Yujin hanya tertawa kecil melihatnya.

"Lo keturunan cenayang ya?!" Lanjut Sunghoon lagi membuat Yujin bergeleng-geleng kepala mendengarnya.

"Gue bukan keturunan cenayang, lagian tadi gue asal nebak doang kok." Jawab Yujin.

"Lo kenapa masih disini sih? Kelas udah mulai dari 11 menit yang lalu loh," ucap Yujin membuat Sunghoon kembali lesu.

COMPLETION [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang