22|| Memori dan Dia

76 13 0
                                    

Jay kini tengah sibuk membongkar isi lemarinya, niatnya sih hanya ingin berberes dan membuang barang-barang yang sudah tak dipakai.

Tapi malah berujung menemukan kotak berbentuk balok kayu yang di poles dengan cat warna beige dan ada tanda pengenalnya.

Me and You

Jay tidak pernah sekalipun melihat kotak tersebut, dan karena rasa penasarannya itu dia memutuskan untuk membongkar isi kotak tersebut.

Siapa tau ada emas di dalam nya.

Pemuda itu menemukan kemudahan saat ingin membuka kotak tersebut.

"Kotaknya gak kekunci, hm aneh. Tapi yaudah lah mungkin isinya gak terlalu penting makanya gak dikunci." Ucap nya lalu melanjutkan kegiatan membongkar kotak itu.

Saat membuka isi kotak itu, Jay memasang muka datar. Ini kan—barang-barang kepunyaan Mamahnya. Kok bisa disini?

Dengan tergesa-gesa, Jay mengeluarkan semua isi kotak tersebut. Entah kenapa perasaan nya tiba-tiba terasa sangat kalut dan sedih. Kemudian Jay pun menemukan sebuah kaset lama yang masih tersimpan baik di dalam kotak tersebut.

Dia mengambil laptopnya dan memutar kaset tersebut di laptop itu. Saat kaset tersebut berputar, menampilkan sang Mamah yang tengah duduk dengan wajah sendunya berhasil membuat air mata Jay lolos dari pelupuknya.

"Hai Jay, ini Mamah. Kalo kamu lagi nonton video ini Mamah saranin kamu harus siapin mental yang kuat, karena Mamah bakal bilang sesuatu ke kamu." Jay mengernyit tak paham.

"Jadi, Mamah mau ngasih tau ke kamu. Soal Mamah dan Papah kamu. Dan juga tentang keluarga kita."

Jay menonton video berdurasi 15 menit tersebut dengan perasaan campur aduk, di video itu banyak sekali pernyataan yang diucapkan oleh Mamahnya.

Saking banyaknya, hal itu berhasil membuat Jay hampir membanting laptopnya sendiri karena bingung ingin melampiaskan amarahnya kemana.

"Jadi selama ini gue jadi korban pencitraan?!"

÷×÷

"Lo serius udah gapapa?"

"Iyaaa." Yujin pun merenggut mendengar jawaban Sunghoon.

"Sorry baru bisa jengukin sekarang kemarin gue ada urusan yang gak bisa ditinggal, gue kaget banget pas denger lo keracunan." Ucap gadis itu sambil menunduk memainkan ujung bajunya.

"Santai aja kali, cuma keracunan doang."

"Cuma-cuma, emang dikira racun gak bisa bikin orang mati apa?!" Kesal gadis itu dengan sikap Sunghoon yang tampak menganggap bahwa itu hanyalah hal biasa.

"Ngomong-ngomong yang lain kemana?" Tanya Sunghoon sambil menoleh ke arah kanan dan kiri.

"Jaehyuk sama Sunoo pulang, disuruh sama Heeseung tadi gara-gara udah ngejagain lo semaleman. Kalo Jake sama Heeseung katanya lagi jalan kesini, terus Hyewon..."

"Hyewon kenapa?"

"Dia bilang dia harus pergi keluar kota karena urusan keluarga, makanya sekarang dia gak ada." Sunghoon pun ber'oh'ria.

"Mendadak banget Hyewon perginya."

"Gak tau tuh, kayak nya sih emang keluarga nya lagi ada masalah."

Setelah itu canggung.

Oh yaampun, atmosfer nya benar-benar tidak sesuai. Padahal kan mereka sudah berteman tapi kenapa masih canggung?!

"Mm, gue boleh nanya gak?"

Yujin pun menoleh ke arah Sunghoon dengan cepat, "nanya apa?"

"Kemarin, waktu kita semua lagi ngumpul bareng. Lo gapapa, kan?"

"Hah?"

"Itu m-maksud gue, lo gapapa kan? Kemarin waktu gue perhatiin, muka lo tuh agak pucet dari biasanya." Ujar Sunghoon.

"Oh, gue gapapa kok, mungkin gara-gara belum makan aja hehe."

÷×÷

Winter tengah sibuk mengutak-atik laptopnya, dia masih mengumpulkan data rekaman video pembunuhan yang kemarin ia tunjukkan ke seniornya.

"Harusnya ada bukti lain." Gumam gadis itu.

Di flashdisk dengan kode 0935 itu terdapat banyak reka adegan pembunuhan, sekitar ada 17 video. Tapi yang ditemukan oleh Winter hanyalah 9 video saja, terus 8 nya lagi kemana?!

Nah itu sebabnya daritadi Winter sibuk sama laptopnya, dia sendiri masih agak bingung sama hilangnya video keramatnya itu.

"Mati gue kalo misalnya video-videonya gak ketemu, itu kan bukti-bukti kuat buat persidangan nanti." Monolog gadis itu.

I just wanna be your boy

I'll be your boy

Mameul yeolojweo

"Halo, siapa ya?"

"Ini gue njirr, masa iya lo gak tau. Jangan-jangan lo gak ngesave nomor gue ya?"

"Oh Sunghoon, gue ngesave tapi gak sempet baca siapa yang nelpon."

"Sok sibuk lo."

"Gue emang sibuk ya babi!"

"Santai dong, btw gue mau ngasih tau kemaren gue keracunan."

"....oh, gue tau."

"Dih, masa oh doang. Lo gak khawatir atau semacamnya gitu kek sama gue?"

"Gak, gak penting khawatirin lo. Mending gue nyelesein tugas dari kantor polisi daripada overthinking mikirin lo bakal tetep hidup apa kagak."

"Btw, lo tau darimana gue keracunan? Kan gue baru ngasih tau lo sekarang."

"Gue kan selalu tau semuanya."

Tutt.

"Ganggu aja, tau gitu mending tadi gue mode pesawat dah." Winter mendengus kesal setelah mematikan sambungan telepon.

Setelah hampir setengah jam mencari data di flashdisk yang berisikan hampir 83 file tak terpakai, akhirnya Winter berhasil menemukan video-video yang sedari tadi ia cari.

Tapi sebelum perasaan senangnya selesai, gadis itu masih agak bingung.

Kenapa 8 video ini bisa terpisah dari 9 video yang lainnya? Seingatnya, waktu itu dia sudah memindahkan seluruh video ke dalam satu file agar mudah diakses, tapi kenapa tiba-tiba video nya terpisah?

"Masa ada yang misahin sih? Eh tapi kan yang tau tentang flashdisk ini cuman gue." Gumam Winter bingung.

Dan ya begitulah Winter dengan overthinking nya memikirkan bagaimana bisa video-video itu bisa terpisah dari file yang sudah ia buat.

Tok! Tok!

"Masuk!"

Cklek!

"Nyibuk lagi?"

"Heeseung?"

COMPLETION [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang