40|| You

136 11 7
                                    

Seseorang datang sambil membawa pelatuknya, berjalan dengan langkah tegasnya diikuti oleh satu temannya di belakang.

"Setelah lo ngebunuh Jay, lo mau ngebunuh dia juga?" Tanya orang itu.
Yang lainnya merasa sedikit lega dengan kedatangan orang tersebut.

"Please, ini bukan Sunghoon yang gue kenal," lirihnya.

"Gue emang bukan Sunghoon yang lo kenal."

"Akh!"

Sunghoon menendang Yujin hingga tersungkur, Yejin yang melihat itu dengan segera menghampiri kembarannya. Sunghoon mengalihkan arah pistolnya ke orang yang baru datang tersebut.

"Gue bukan orang yang selama ini lo liat," ucap Sunghoon.

Rahang orang itu mengeras, giginya menggertak dengan keras juga. Tangannya pun ikut mengangkat pistol ke arah Sunghoon.

"Gue capek jadi orang lain terus."

Baik Jaehyuk dan Jake, mereka terkejut dengan perkataan Sunghoon, sementara orang itu tertegun.

"Lo bilang gue boleh jadi diri gue sendiri, tapi kenapa disaat gue udah bisa jadi diri gue sendiri lo malah nyuruh gue berhenti?"

Orang itu mengerjap lalu menghembuskan nafas kemudian berjalan pelan ke arah Sunghoon.
Sunghoon sendiri malah berjalan mundur berusaha menjauh dari orang itu.

"Kenapa lo selalu ngehentiin gue, Winter?"

Langkahnya terhenti, tangan kosongnya mengepal, dirinya diam berusaha mencari kata-kata yang sesuai untuk menjawab.

"Kenapa lo selalu berhentiin gue disaat gue udah jadi diri gue sendiri? Lo tau, gue udah capek pura-pura jadi orang lain, gue pengen bisa bebas jadi siapapun yang gue mau. Gue pengen orang-orang bisa nerima gue apa adanya."

"Lo bahaya Sunghoon," balas Winter cepat. Semua mata tertuju pada gadis itu.

"Lo bahaya, gak mungkin orang-orang bisa nerima lo."

"Tapi lo bilang kita sebagai manusia harus—

"Gak semua manusia punya pemikiran kayak gue, gak semua orang bisa terbuka sama sifat orang lain dan gak semua orang bisa nerima keadaan lo."

"Kalau begitu kenapa lo tetep nyuruh gue buat terus hidup kalo orang-orang aja gak bisa nerima gue?"

"Karena kita hidup bukan buat orang lain tapi untuk diri kita sendiri. Tuhan ngasih kita nyawa buat dijaga dan dipertahankan, gak boleh ada yang ngambil nyawa kita kecuali Tuhan tersendiri."

"Dan dengan begitu gue tetep harus hidup? Bukannya itu sama aja dengan lo ngebunuh gue secara perlahan?" Ujar Sunghoon.

"Gue gak bermaksud begitu," balas Winter sendu.

"Tapi dengan lo nyuruh gue begitu, sama aja lo nyiksa gue, Win. Bukannya mendingan gue langsung mati aj—

"Jangan seenaknya ngomong tentang kematian, Hoon." Sunoo berjalan mendekat ke Winter supaya bisa berhadapan langsung dengan pemuda itu.

"Lo mati sama aja lo bikin dosa ke Tuhan."

"Daripada gue harus hidup tapi disiksa terus?"

"Gak ada yang bener dari semua yang udah lo lakuin ini," geram Yejin.

"Lo ngebunuh tante Irene karena dia udah ngebunuh ibu gue, dan karena itu Jay jadi dendam sama lo dan berusaha pengen ngebales apa yang udah lo lakuin supaya semuanya setimpal, tapi itu gak setimpal sama sekali karena malah lo ngebunuh Jay," lanjut gadis itu.

"Dan menurut lo gue salah?" Tanya Sunghoon.

Yejin mengepalkan tangannya, "ya menurut lo aja ngebunuh orang bukan perbuatan yang salah."

COMPLETION [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang