30|| Keributan

44 9 1
                                    

Ouh, sepertinya dugaan Jay atas kepulangan Papahnya besok itu salah besar.

Kemarin saja saat dia sudah sampai rumah, mobil milik Papahnya telah terparkir rapih di garasi rumahnya. Jujur, Jay merasa agak aneh dengan hal itu, tapi ya sudah lah.

Hari ini rencananya dia ingin menanyakan hal yang sudah lama ingin ia tanyakan pada Papahnya, persetan dengan Papahnya yang mungkin akan marah besar, yang penting ia dapat jawaban atas pertanyaannya.

Dan sekarang, di ruang tamu yang senyap ini, yang juga hanya diisi oleh diri nya dan sang Papah, Jay berani membuka suara.

"Pah." Papahnya menoleh.

"Mau nanya."

"Nanya apa?" Balas Chanyeol berusaha santai padahal di hati udah ngucap istighfar berkali-kali biar gak kelepasan.

"Soal Mamah."

"Oh, tanya aja."

"Papah udah udah move on dari Mamah?" Tanya pemuda itu.

"Kenapa nanya gitu?"

Ya cuman basa-basi doang.

"Ya nanya aja sih." Chanyeol pun mengernyitkan keningnya bingung.

Jay pun menghela nafas lalu mengeluarkan beberapa lembar foto dari celana nya lalu ditaruh di atas meja dekat sang Papah.

"Aku nemu ini," ucapnya.

Chanyeol yang sudah menduga ikutan menghela nafas, "ngapain kamu buka-buka laci, Papah?"

"Kemarin aku disuruh sama Mamah." Chanyeol mencondongkan tubuhnya ke arah belakang, agak tidak mengerti dengan maksud Jay.

"Mamah? Irene? Dia nyuruh kamu buka laci Papah?" Jay mengangguk.

"Dia gentayangan?" Jay menggeleng dengan cepat. Ya ampun Papahnya ini, masa iya Mamahnya dibilang gentayangan. Gak ngehargain banget.

"Terus?"

"Jadi gini, aku kan kemarin lagi bersih-bersih lemari terus nemu kotak kayu, karena aku penasaran, aku buka isinya, gak taunya isinya itu barang-barang punya Mamah." Jay memberi jeda sebentar.

"Terus abis itu aku nemu kaset yang aneh banget, aku puter deh tuh kaset. Eh pas di puter ternyata isi nya tentang Mamah yang lagi nyeritain semua kebusukan Papah." Raut wajah Jay seketika berubah datar.

Pemuda itupun berdiri dari duduknya, "selama ini Papah ngekhianatin Mamah kan?"

Oke dari sini Chanyeol sudah bisa meramal apa yang akan terjadi selanjutnya, jangan sampai dia salah bicara, ya walaupun Jay bisa menjebaknya dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak masuk akal nantinya.

"Enggak."

"Bohong, buktinya ini apa?" Tanya Jay sambil mengangkat lembaran foto-foto tadi.

"Papah selama ini punya perasaan spesial ke Mamahnya Yujin kan? Terus juga selama ini Papah sering berantem sama Mamah gara-gara perasaan Papah itu, kan? Waktu beberapa tahun terakhir sebelum kematian Mamah, Papah juga udah gak terlalu peduli juga kan sama Mamah, bahkan Papah sempet nawarin Mamah buat cerai."

Ah, Jay sudah tahu banyak ternyata. "Iya kan?"

"Kamu gak tau apa-apa."

"Terus ini maksudnya apa? Maksudnya Papah nyimpen foto ini apa?! Ngapain Papah nyimpen foto wanita lain?!"

Fix ini, war antara Jay sama Chanyeol.

"Jay, yang kamu liat bukan segalanya. Irene, dia bohong. Papah gak pernah khianatin apalagi niat cerai sama dia."

COMPLETION [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang