Part 4

27.4K 2.7K 35
                                    

Sudah tiga tahun aku menjadi istri Mas Gata dan belum pernah aku sekalut dan sekhawatir ini. Tadi setelah aku lunch break bersama dosen dosen lain aku singgah sejenak ke medsos dan tak sengaja meng-klik snapgram milik mantan istri Mas Gata, Mbak Sena-aku memanggilnya. Dari situ aku melihat Mas Gata dan Mbak Sena sedang lunch berdua dan Demi tuhan untuk apa mereka sampai harus makan berbarengan? Kenapa Mas Gata tidak bilang bilang kepadaku kalau ingin bertemu Mbak Sena? Apa benar, memang pergi seminar atau memang benar benar ingin menemui Mantan istrinya?

Aku mendengar perpisahan mereka secara baik baik apa bisa jadi juga mereka akan kembali secara baik baik?

Ampun!

Aku bicara apasih!

Mas Gata mungkin gasengaja bertemu Nye! Atau ada yang ingin mereka bicarakan tentang Anak anak! Tidak lebih, tidak usah khawatir! Mas Gata tidak mungkin berkhianat!

Tapi...

Kalau memang membicarakan anak anak mengapa tidak melibatkan aku!

Aku juga ibunya! Meski hanya ibu sambung.

Oh. Astaga Mas Gata brengsek!

"Melamun ngapain sih nye?" aku reflek menoleh cepat ke arah Nara yang mengajakku berbicara, Oh iya ngomong ngomong Nara juga Dosen muda disini. Dia dulu Seniorku ketika aku kuliah.

"Enggak..." aku buru buru merapihkan map map ditumpukan mejaku, agar Nara tak tahu kalau aku sedang memikirkan Mas Gata. Ouh padahal Nara tidak memiliki kemampuan membaca pikiran orang tetapi kenapa harus cemas sih nye!

"Oke.. Gue ada jam Nye, duluan ya." Nara beranjak setelah pamit denganku. Beruntung ia hanya sebentar, Karna kalau lama bisa bisa dia mengorek semua informasi didalam kepalaku.

Aku lantas mengambil Hp untuk menghubungi suamiku. Timbang aku kalang kabut ga jelas, mending tanya keorangnya kan?

Sambungan pertama tidak terjawab.

Kedua direject

Gimana ga bikin cemas. Mas Gata kamu keterlaluan banget!

Aku jadi berpikiran yang tidak tidak.

Dimana?


Satu menit di lihat. Namun tidak dibalas.

Mas?

Satu menit tidak dilihat.

Dua menit.

Lima menit.

Sepuluh menit.

Brengsek kamu Mas!

Sangking gemasnya aku menelepon ulang Mas Gata namun nihil tidak diangkat.

Kamu tidak sedang selingkuh kan Mas?

Kalau memang tidak ada apa apa kenapa tidak menjawab dan membalas!!

Brengsek!

Sampai malam dirumah pun chatku dan telpon ku tidak dibalas. Sampai aku sudah selesai makan malam dengan anak anak, menemani venus mengerjakan Pr, sampai anak anak sudah tidur dan aku bersiap tidur Mas Gata belum pulang!

Solo ke Yogya cuma dua jam dan sudah larut belum pulang.


Niat banget kamu bikin orang khawatir ya Mas?

Mauku chat lagi tapi sudahlah, toh dia juga tidak repot repot membalas chatku kenapa aku harus repot repot mengkhawatirkan dia!

Tidur Nye, tidur! Aku mensugesti diriku untuk segera tidur dan melupakan kegilaan Mas Gata.

Baru saja aku ingin terlelap, tapi terdengar suara mobil dari luar.

Masi ingat pulang rupanya?

Aku buru buru keluar kamar untuk menghampiri Mas Gata yang kini sedang melepas sepatu.

"Masi ingat kalau punya rumah?" aku berdecak sinis.

Mas Gata mengerutkan dahinya lalu duduk disofa. Aku pun mengikuti duduk disofa sebrangnya.

"Siapkan air hangat Nye.." setelah mengucapkan itu lalu ia beranjak menuju kamar.

Oh Gosh!

Sabar...

Sabar Nye...

"Mas..." aku berteriak kencang dan bagus dia langsung menoleh dan memfokuskan matanya padaku.

"Gausa teriak teriak bisa Nye! Kamu bisa membangunkan anak anak"

Bodoh.

Anye bodoh.

Aku melengos pergi mendahului Mas Gata. Malu juga! Aku kenapa si sampai gini. Astaga Anyelir anaknya ibu dan bapak, Mamanya venus dan Angkasa ngapain marah marah gajelas cuma gara gara laki laki sih!

Setelah menyiapkan air hangat aku buru buru tidur. Biar ajalah! Anggap aja orang yang lagi bolak balik cari baju sebagai hantu Nye! Bila perlu Dedemit sekalian!

"Siapkan baju saya Nye!"

Ouh. Dari tadi dia bolak balik kelemari ngapain? Kalau ujung ujungnya aku yang siapkan.

"Tadi saya lagi fokus nyetir makanya ga angkat telfon kamu"

Bodo!

Udah basi..

Lagian emang nyetir dari siang sampai malam sampai gabisa telfon balik hah?

Dasarnya aja gamau diganggu, gangerti orang khawatir emang ya? Dia belum pernah sih merasakan khawatir karna pasangan, Halah. Jangankan khawatir di gubris aja udah syukur syukur. Tapi gatau sih ya kalau sama mantan istrinya kayanya mereka dulu pasangan yang menikah karna cinta kan?

Ah. Bodohnya Anye tidak tahu diri!

Syukur syukur nye, kamu sekarang sudah hidup enak. Rumah ada. Kendaraan ada. Fasilitas oke. Uang bulanan banyak. Mertua baik. Pekerjaan tetap. Dikasi anak. Gaperlu mengandung.

Udah anye bersyukur saja. Jangan banyak banyak ngeluh.

Jalanin ajalah nye!

Mas Gata keluar dari kamar mandi dan langsung rebahan dikasur.

Yasudahlah.

Aku juga tidur.

"Marah?"

Menurut ngana?

Gausa dijawab nye! Biar dia tau rasanya ga digubris!

"Tidur Nye..."

Oh astaga suami gila!










Halo. Btw kata Anye yang baca kudu vote nih, biar Anye ga pelit spill cerita hidupnya.

Salam sayang

Anyelir.

Balik RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang