Part 8

23.5K 2.4K 74
                                    

Kasus perceraian di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tingkat perceraian di Indonesia terus meningkat. Pada 2015 sebanyak 5,89 persen pasangan suami istri bercerai (hidup). Jumlahnya sekitar 3,9 juta dari total 67,2 juta rumah tangga. Pada 2020, persentase perceraian naik menjadi 6,4 persen dari 72,9 juta rumah tangga atau sekitar 4,7 juta pasangan. Itu merupakan angka yang sangat besar menurutku.

Kenapa perceraian bisa terjadi?

Penyebab tertinggi perceraian disebabkan perselisihan dan pertengkaran terus menerus dengan 176,7 ribu kasus. Penyebab tertinggi selanjutnya dikarenakan oleh masalah ekonomi, yakni 71,2 ribu kasus. Kemudian, ada 34,7 ribu kasus perceraian karena salah satu pihak meninggalkan pihak lainnya. Sementara, 3,3 ribu kasus perceraian terjadi karena adanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Jadi dari sini kita perlu menekankan bahwa menikah, harus siap fisik, mental, dan juga finansial. Apakah berarti kita harus kaya dulu baru menikah?

Tentu tidak begitu maksudku. Menikah itu kita harus siap finansial, intinya mempunyai bayangan bagaimana keuangan rumah tangga kita nantinya. Karna kalau kita menikah diusia muda dan juga pasangan kita muda, maka tingkat perceraian itu relatif tinggi. Karna sama sama belum siap finansial dan mental. Yang dikhawatirkan akan menimbulkan kesengsaraan.

Tentu, kalian paham betul. Pernikahan dini tidak dianjurkan bagi orang yang belum siap, karna resiko terbesarnya bercerai atau mengalami KDRT.

Tentu. Kita tidak ingin kan?

Tapi, semua itu tergantung diri masing masing. Aku tidak akan memukul rata pandanganku atau persepsiku tentang perceraian dan pernikahan dini.

Juga, pandanganku terhadap perceraian Mas Gata dan Mbak Sena. Selama aku menikah dengan Mas Gata, aku belum pernah tau alasan sebenarnya dari perceraian mereka. Tentu, aku pernah bertanya kepada Mas Gata. Tetapi dia hanya menjawab dengan "Sudah jalannya begini".

Kalau memang sudah jalannya begini, kenapa aku masih melihat cinta Mas Gata kepada Mbak Sena. Memangnya kalau masih cinta kenapa tidak dipertahankan saja?

Kalau dipertahankan kamu tidak akan mungkin jadi isterinya Mas Gata Nye!

Tuh, aku melihat Mas Gata beberapa kali salah tingkah dihadapan Mbak Sena. Btw Mas, ada aku lho disini.

Beberapa saat lalu, Angkasa dan Venus pulang dintar oleh Maminya, karna aku merasa tak enak hati dan menghormati tamu maka sekalian aku ajak Mbak Sena untuk makan malam bersama.

Dan sesungguhnya aku sedikit menyesal.

Yeah, Hanya sedikit.

Karna aku harus terlihat menyedihkan lagi.

Aku sebenarnya benci mengakui ini, namun aku melihat tatapan mata Mas Gata berbeda saat menatap Mbak Sena, lebih dalam dan teduh. Dan aku sedikit cemburu. Karna lebih banyaknya aku merasa kasihan terhadap diriku sendiri.

Pothink, kalau Mas Gata juga sayang Kamu nye! Inget kata Nara! Aku terus terusan membisikkan kata kata itu dalam diriku disaat aku ingin menangis melihat Mas Gata mengambilkan minuman buat Mbak Sena saat ia terbatuk batuk.

Hah!

Aku bahkan sering makan keselek, terbatuk batuk tapi demi tuhan Mas Gata tidak pernah bersikap seperti itu! Mungkin hanya akan menatapku sebentar, lalu melanjutkan makannya lagi.

"Pelan pelan Na.. "

Ouh terdengar manis sekali. Mas Gata, tolong lihat lihat dong ada istrimu disini..

"Makasih Mas," Kata Mbak Sena sembari mengambil gelas yang diberikan Mas Gata. Lalu berucap lirih "Tadi ke kondangan Mas?"

Mas Gata mengangguk antusias alih alih memberi jawaban.

Ouh. Salah

Ternyata jawabannya tak kalah antusias.

"Iya Na, tempat Irfan kawanku waktu menempuh strata dua, kamu ingat kan?"

Manisnya.

Bahkan kamu lupa aturan yang kamu buat tentang dilarang bicara saat makan Mas?

"Ingat kok. Yang dulu sering main kerumah kan" Mbak sena menjawab lagi. Dua manusia ini lupa daratan kah?

"Makan Papa, gaboleh ngobrol." Venus menegur Papanya setelah Mbak sena berbicara. Bagus Nak, tegur terus Papamu itu.

"Angka udahan. Mau ke kamar, ngerjain tugas." Angkasa berdiri untuk menaruh piring ke cucian piring. Memang aku menekankan untuk mandiri, salah satunya membereskan makanan setelah makan.

"Venus juga udah. Mama temani venus tidur ya, venus mau tidur peluk Mama." venus mengajakku beranjak.

Aku tentu menyambut ajakan venus dengan antusias. Timbang melihat keakraban atau keromantisan mereka lebih baik aku tidur.

"Kangen Mama." venus merentangkan tangannya setelah kami sama sama rebahan dikasur.

Aku terkekeh, lucu banget venus kalau lagi manja.

"Mama juga kangen. Venus tadi kemana Mama telepon gaada?" tadi siang aku sempat menelepon Angkasa untuk memastikan keadaan mereka. Memang sudah seharusnya seorang ibu begitu kan?

"Tadi venus, diajak Mami keluar tempat tetangga samping rumah Mami. Ada anak seumuran Venus, laki laki namanya Ali. Anaknya baik Mama kaya Papa juga kalau diajak omong cuma bales singkat singkat." Tak hanya aku saja kan yang merasakan keacuhan Mas Gata.

"Oh ya? Venus ajak ngobrol banyak gak?"

Venus mengerutkan dahinya, mungkin sedang memikirkan jawaban dari pertanyaanku. Ekspresi berpikirnya yang lucu mengetuk ngetukan jari ke dahi sembari mulut yang di monyong monyongkan membuatku menciumnya dengan bertubi tubi.

Venus tertawa, aku pun tertawa.

"Udah Mama, ampun... Mama.." Oke kasihan, aku menghentikan ciumanku.

"Gemes Mama sama venus."

Venus membenamkan kepalanya di ceruk leherku. Lalu berucap sesuatu yang membuatku ingin menangis terharu. "Venus sayang Mama. Sayang. Selamanya."

Bersyukur Anye, dikasi anak yang lucu dan baik dari pernikahanmu dengan Mas Gata, gausah nuntut banyak banyak. Ingat prinsipmu Nye! Jangan bergantung pada seseorang atas nama cinta.

Lamat lamat aku mulai tertidur, tetapi ada bunyi langkah kaki yang membuatku membuka mata lagi.

Mas Gata berdiri tak jauh dari kasur, lalu berjalan ke arah meja belajar Venus menaruh barang bawaannya, yang aku perkirakan itu adalah barangku yaitu pouch bag yang berisi skincareku dan kimonoku.

"Biasanya sebelum tidur pakai ini kan Nye?" dia berjalan ke kasur "Saya juga bawakan handuk kalau kamu mau mandi dikamar venus sekalian."

Aku hanya menatap diam.

Memang enggan menyahuti ucapannya.

"Chat saya kalau perlu sesuatu Nye." lalu mendekat kearahku dan mencium keningku lama. 

Aku hanya bisa menutup mata.

"Saya ke kamar." lalu menghapus air mata yang aku tak tahu tiba tiba sudah merembes deras di kelopak mataku.

"Tidur Nye.. " Lalu beranjak pergi dari kamar.

Tangisku semakin deras.

Mau kamu apasih Mas?!











Menurut kalian, Gata masi cinta gak sama Mantan isterinya? Atau sudah move on dan mulai mencintai Anyelir?

Jangan lupa vote ya teman teman.

Nanti malam inshaallah saya akan up lagi.

Terimakasih.



Balik RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang