Part 23

29.4K 3.2K 728
                                    

Aku melepas rangkulan Mas Gata yang lumayan sudah cukup lama. Lalu aku menghapus sisa sisa air mata yang masi ada di mataku. Mas Gata juga langsung berdiri dan merapihkan bajunya yang kusut akibat ulahku. 

Aku jadi gugup sekali saat ini, mau senyum tapi malu. Aku melirik ke arah Mas Gata yang menatapku lalu berdehem dan membuang muka. 

Ah. Ternyata dia juga gugup.

"Minum susu dulu." Mas Gata mengangsurkan gelas susu kearahku, yang langsung aku tandaskan habis dalam sekali tegukan.

Aku kembali mengangsurkan gelas yang sudah habis kepada Mas Gata. Lalu buru buru berbaring dikasur.

"Nye..."

Aku mendengar decitan suara kasur disampingku. Lalu tak lama aku merasakan Mas Gata sudah berada disampingku. Aku jadi harus menoleh kebelakang.

"Kenapa Mas?"

Mas Gata terlihat sedang memikirkan sesuatu. Jadi aku diam, menunggu sampai ia mau berbicara.

"Bapak telepon saya tiga hari yang lalu." Mas Gata diam belum melanjutkan. Tapi aku jadi memikirkan sesuatu, ada apa bapak menelepon Mas Gata?

"Bapak telepon kenapa Mas?" tanyaku sambil menatap matanya. Harap harap cemas, semoga bukan kabar buruk.

"Bapak minta saya untuk kembalikan kamu..."

Kembalikan Apa? Kenapa?

Oh Astaga!

"Ba-pak?" tanyaku tercekat. 

Mas Gata mengangguk lalu menatapku dengan lesu.

"Bapak bilang kamu disuruh tinggal di Malang dulu untuk sementara waktu, sebelum semua urusan saya selesai."

Aku langsung bangun dan duduk menghadap Mas Gata. Kenapa Bapak sampai harus melakukan itu? Gak mungkin tidak ada sebab, tapi kenapa Bapak tidak beritahu aku?

"Kenapa harus begitu? Kamu ada urusan apa memangnya?"

"Saya mau mengatakan kejujuran kepada kamu. Tapi tolong maafkan saya Nye.." Mas Gata mengambil tanganku untuk digenggamnya. Aku ikutan menatap matanya nyalang. Hal seperti ini pasti adalah hal yang buruk.  Apapun yang akan diucapkan Mas Gata pasti berpotensi melukaiku.

"Aku kira kamu selalu jujur. Tapi ternyata kamu pernah berbohong juga ya? Oke, katakan. Tell me what you want to say." Kataku mendadak sinis.

"Nye..."

"Its okee. Katakan saja." Kataku pelan, namun tidak menghentikan laju air mataku yang tiba tiba sudah mengalir deras tanpa diperintahkan.

"Saya pernah memiliki hubungan dengan wanita lain." Kata Mas Gata singkat, padat, dan jelas. Dan langsung melumpuhkan kinerja organ tubuhku.

Oke

Sudah Cukup.

Aku sudah tidak tahan lagi dengan kemelut masalah yang terjadi. Ini diluar nalarku, bahkan aku tak pernah sekalipun membayangkan aku ada disini duduk dengan tenang dan mendengarkan pengakuan gila dari suamiku.

Sudah?

Tidak ada yang lebih gila dari ini lagi?

Apa ternyata memang masih ada kejutan lain yang menanti?

Ouh. Gila.

Gata brengsek!

"Saya tidak bermaksud untuk selingkuh dari kamu. Saya-"

"Terus maksud kamu dengan begitu, kamu buat aku senang? Memangnya ada nama lain selain kata selingkuh!" potongku cepat.

"Anyelir!"

Balik RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang