Part 22

26.4K 3K 131
                                    

"Ini Rendang kamu yang buat Nye?"

Aku sedang mengaduk aduk adonan bakwan jagung ketika Mamaku-Mama mertua menyusulku di dapur dan menanyakan rendang yang kemarin aku buat. Memang aku kemarin sempat membuat rendang disela sela kebosananku dirumah. Setelah seminggu aku pulang dirumah, aku diterjang kebosanan dan kejenuhan tiada henti karna saat ini sudah memasuki libur semester mengakibatkan aku tidak mengajar dikampus.

"Iya Ma... Kemarin bosan mau apa. Jadi iseng buat." kataku tersenyum manis kearah Mama. Mama tu cantik banget, heran deh sudah berumur tapi masih saja kelihatan cantik, malah kerutan dimuka tidak ada. Mukanya kenceng banget, jadi kepo Mama perawatannya apa...

"Kalau bosan ya minta temani jalan jalan sama Gata. Nganggur kan dia sekarang, libur semester gitu." Kata Mama lagi.

Memang nganggur, nganggurnya baru hari ini tapi, mungkin karna orang tuanya berkunjung. Kemarin kemarin mah sibuk banget, berangkat pagi pulang malam. Ya gitu deh, hubunganku dan Mas Gata gitu gitu aja. Ngomong seperlunya dan sebutuhnya. Mas Gata juga tidak ada niatan melanjutkan pembicaraan tempo hari dirumah sakit.

"Hmm.. Iya Ma." kataku pelan. Iyain aja dulu, sama orang tua tua yang penting 'iya' semua beres. Maksudku tidak jadi panjang urusannya.

Mama kembali mengotak atik kabinet di dapur. Sambil sesekali mengecek persediaan bumbu bumbu dapurku. Mama memang punya kebiasaan mengecek keperluan rumah yang habis,biasanya besoknya langsung dibelikan sama Mama.

"Udah minum susu tadi?" Mama kembali bertanya. Aku memang mengabari seluruh keluarga, bahwa aku sedang mengandung. Berita baik memang seperlunya di beritahu kan?

"Udah Ma. Dibuatin Mas Gata." jawabku lalu kembali sibuk membolak balik bakwan jagung yang sebentar lagi matang.

Saat ini dirumah sedang rame keluarga berkunjung. Ada Mama dan Papa Mas Gata, lalu Adiknya Mas Gata beserta isterinya. Ditambah ada Tante Moca-Adiknya Mama yang usianya masih muda alias tidak terlalu tua. Mereka baru saja tiba tadi pagi dirumah. Dan aku dibuat terharu akan kasih sayang Mama. Mama beberapa kali mengucap syukur sambil mengecup keningku. Mungkin kalau Ibu masih disini, ibu juga akan sangat senang. Tapi tidak masalah, aku tahu Ibu disana pasti juga sedang berbahagia mendengar kehamilanku.

"Bagus... Gata itu perhatian loh sebenernya Nye. Sayang aja dia gak pinter berekspresi. Dari kecil mukanya datar, ngomong seperlunya. Taunya udah gede malah sok cool.." Kata Mama sambil terkekeh.

Aku ikutan tersenyum. Mas Gata emang peduli kok. Sayang sama keluarga dan lain lain.

Aku membereskan peralatan masak yang sudah selesai. Merapihkan beberapa bumbu masak yang berantakan. Lalu cepat cepat menyajikan makan malam untuk malam ini.

Aku memasak opor ayam, kentang balado, sayur sop ayam untuk Venus, bakwan jagung, dan rendang kemarin yang sudah kubuat. Dibantu Mama yang ikut memasak soto betawi untuk Papa.

"Wah masakan Anye emang paling Enak..." Puji Papa  setelah menandaskan habis makanannya.

"Sop nya Mama yang buat Pa." Mama ikutan menyahut yang dibalas gelakan tawa Papa.

"Mama gak mau ketinggalan dipuji tuh Pa." Sahut Bara-Adiknya Mas Gata ikut menimpali.

"Iya nih Mama gak mau ketinggalan dipuji." Kata Papa lagi.

Mama langsung cemberut.

Ouh. Melihat kemesraan Mama dan Papa yang sangat natural tanpa kesan saling canggung membuatku sedikit iri. Kapan aku bisa merasakan seperti itu ya?

Aku melirik kearah Mas Gata yang makan dengan hening. Dari tadi banyak diamnya. Cuma menjawab satu dua kalau di ajak ngobrol sisanya diam.  Dia juga tak ada niatan bertegur sapa dengan aku kayanya.

Balik RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang