TIGA PULUH SATU

7.3K 439 13
                                    

HAPPY READING----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING
-
-
-
-

VOTE★!

"jadi Griselia sudah kembali?" Tanya Jesika saat mendengar cerita Gladys kenapa dia bisa di masuk ke jeruji besi

"Ya baru beberapa minggu ini"

Sia-sia sudah perjuangan Jesika membantu Griselia. Dia sudah merelakan diri terkurung diruangan bau ini, tapi William malah mendapatkan kembali Griselia.

"Kalian mengenal nona Griselia Anastasya. Maksudku Griselia yang kalian maksud itu adalah Griselia Anastasya?" ucap seorang laki-laki yang berada di sebelah jeruji besi Jesika.

"Tunggu. Bukan kah kau pria tadi pagi yang membuat kekacauan tadi pagi?" Ucap Gladys saat melihat wajah pria itu hampir sama seperti orang yang mengacaukan masion.

"Ya itu aku. Jadi apa kalian mengenal nona Griselia"

"Aku temannya"

"Aku pelayannya"

Pria itu hanya mengangguk lalu mengeluarkan benda kecil dari dalam sepatunya dan menekan tombol yang terdapat di tengah benda itu. Setelah melihat kedipan lampu bewarna merah, pria itu menghancurkan benda itu, menginjaknya sehingga benda itu hancur berkeping-keping.

"Bantuan akan dikirimkan. Kita akan pergi dari sini. Tapi kalian harus mengikuti perintah ku."

.
.
.

"Tuan, max sudah memberikan sinyal. Sepertinya dia berhasil mencari cara untuk membawa gadis itu"

"Bagus. Kita kirimkan bantuan"

"Baik tuan akan segera saya kirimkan"

.
.
.

Griselia menikmati malam yang dipenuhi dengan hujan. Semilir angin yang mengenai kulitnya ditambah dia hanya mendengar suara rintik-rintik hujan deras menambah kesan tenang. Itulah yang disukainya dari hujan.

"Sedang apa kau disana. Diluar dingin. Masuk." Suara William dari luar kamar membuat suasana ruangan itu berubah.

William masuk menarik Griselia dari balkon memasuki kamar, dan langsung menutup pintu pembatas kamar dan balkon.

"Merusak suasana"sinis Griselia.

"Aku akan memperbaikinya" William langsung memeluk Griselia dan mengangkat badannya membawanya ke atas ranjang, membaringkannya lalu menindih Griselia sambil memeluknya.

Griselia yang ingin melawan namun pikiran dan tubuhnya seakan menerima perilaku William. William menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Griselia menghirup puas wangi Griselia.

"Aku merindukanmu" bisik William di telinga Griselia meremang

"Tapi aku disini"

"Dalam arti lain" William mengangkat kepalanya menatap Griselia. Griselia seakan terhipnotis dengan manik bola mata hijau itu mendadak lidahnya kelu.

WILLIAM'S OBSESSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang