Bagian 6

471 22 0
                                    

Sepanjang perjalanan pulang setelah pertemuan'nya dengan Tirta di mall tadi Aerilyn lebih banyak diam termenung

Jika di tanya sakit? tentu saja sangat sakit
Kecewa? Jelas kecewa
Aerilyn sadar resiko menjalin hubungan LDR seperti apa, ya pahitnya seperti ini

Tirta tidak sepenuhnya salah, wajar jika dia merasa kesepian karena kekasihnya jauh terhalang jarak, dia membutuhkan seseorang di sampingnya dan Aerilyn tidak bisa melakukan itu

Namun yang membuat Aerilyn kecewa kenapa Tirta tidak terus terang saja, jujur kepadanya
Jika memang tidak bisa bertahan setidaknya di selesaikan baik-baik tanpa harus menyakiti salah satu di antara mereka

Terlalu menikmati lamunan'nya tanpa sadar Aerilyn sudah sampai di rumah sang nenek.
Dia berlari mencari abang'nya, terlihat abangnya tengah duduk di taman belakang rumah sang nenek
Tanpa menunggu lama Aerilyn berlari memeluk sang Abang

"Abanggg...hiks" Aerilyn menubruk tubuh Bagus dan terdengar suara tangisan Aerilyn meski suaranya kecil

Bagus kaget karena tubrukan dari Aerilyn di tambah mendengar suara tangisan Aerilyn

"Dek lo kenapa ? Hey kok nangis ?" Tanya bagus khawatir

"Hiks...gak papa, Abang ayo kita pulang ke rumah tiba-tiba rilyn kangen mama sama papa" ucap Aerilyn sesegukan

"Baru tadi sampai dek masa langsung mau pulang, badan gue masih cape ini" bagus heran melihat tingkah Aerilyn

Aerilyn hanya diam masih dalam pelukan sang Abang dan tangisan'nya pun mulai reda, mungkin karena pelukan sang Abang yang menenangkan

"Coba sini duduk dulu, cerita ke gue lo kenapa hmmm" ucap bagus pelan sambil mengusap air mata di pipi sang adik

"Sakit bang" Aerilyn memukul-mukul dadanya

"Hust jangan di pukul dek nanti sakit, sini cerita sama gue"

"Tadi....." Aerilyn menceritakan apa yang terjadi kepada abangnya
Mendengar cerita Aerilyn tangan bagus mengepal namun Aerilyn langsung menggenggam tangan sang abang

"Bangsat lo tir, berani nyakitin Adek gue tunggu pembalasan dari gue" gumam bagus namun masih terdengar oleh Aerilyn

"Udah bang jangan macem-macem, rilyn udah ikhlas kok mungkin Tirta bukan jodoh rilyn walau cara Tirta salah tapi rilyn gak mau nambah masalah" ucap Aerilyn sambil menunduk

Bagus pun hanya menghela nafas berat karena emosi tertahan
Di peluknya sang adik sambil di elus kepalanya untuk menenangkan sang adik

"Sekarang lo bersih-bersih makan terus istirahat ya, kalau udah mendingan kita langsung pulang"

"Kata'nya Abang masih cape, pulang besok juga gak papa"

"Gak, cape gue udah ilang, lebih cepet kita pergi dari sini lebih baik" ucap bagus merasa kasihan melihat sang adik jika terus di sini bisa-bisa akan semakin susah melupakan Tirta

"Ya udah rilyn istirahat dulu ya bang, makasih abang" setelah memeluk abangnya rilyn pun bergegas pergi

Jika di tanya kemana sang nenek
Nenek mereka sedang di tempat cucu'nya yang lain, setelah tadi kedatangan bagus dan Aerilyn sang nenek bukan'nya senang malah bergegas pergi menuju rumah cucunya yang lain
Aneh bukan? Ya begitulah perlakuan nenek mereka terhadap Aerilyn dan bagus

~.~

Sekarang bagus dan Aerilyn sedang dalam perjalanan pulang ke rumah mereka dan sepanjang jalan Aerilyn masih sibuk dengan lamunan'nya

Bahkan setelah menoreh luka Tirta sama sekali tidak mengiriminya pesan walau hanya sekedar minta maaf

Hufft Aerilyn menghembuskan nafasnya

Aerilyn Yasmine   [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang