bagian 25

312 13 0
                                    

Pukul sembilan malam Aerilyn dan keluarganya sampai, Namun mereka tidak ke rumah sang nenek melainkan langsung menuju RS tempat sang nenek di rawat.

"Mba gimana keadaan ibu? Jantung ibu udah lama gak kumat kenapa bisa tiba-tiba kambuh gini mba?" Ucap mama Aerilyn kepada Sekar kakak'nya dengan air mata yang sudah mengalir bahkan mata'nya pun sudah bengkak karena sepanjang jalan mama Aerilyn terus menangis.

"Ibu masih belum sadar yu. Maafin mba, ini semua salah mba" ucap Sekar sambil memeluk ayu

"Halah ibu'mu aja yang lemah masa karena masalah sepele aja bisa jantungan. Pelit banget ke mantu sendiri" ucap Dimas suami dari Sekar

Ayu, Bagas dan semua yang di sana kaget mendengar penuturan Dimas. Ya memang mereka mengetahui bahwa Dimas matre mata duitan, namun mau bagaimana lagi, Dimas adalah mantu kesayangan ibu. Dimas adalah laki-laki yang di pilih ibu untuk Sekar. Dulu ibu menjodohkan ayu namun ayu menolak dan lebih memilih Bagas, berbeda dengan Sekar yang menerima perjodohan itu.

Itu sebabnya sang ibu lebih pilih kasih kepada Dimas dan anak-anak'nya ketimbang ayu dan keluarganya. Namun ayu dan Bagas tidak mempermasalahkan'nya. Apa lagi soal harta, bagi Bagas selagi dia mampu dia tidak akan meminta-minta kepada orang tua'nya untuk menghidupi keluarganya.

"Maksud mas apa? Dan kenapa mas ngomong kaya gitu?" Ucap Ayu terbawa emosi

"Sabar ma, tenang dulu" ucap Bagas langsung memeluk ayu

"Lha iya bener kan cuma masalah sepele aja ibumu langsung jantungan. Padahal aku cuma jual tanah dia yang yang ada kebun jatinya, dan aku gadain surat tanah dan rumah ibu, karena aku lagi butuh uang, nanti juga kalau aku udah ada uang aku balikin gitu aja langsung jantungan" ucap Dimas dengan santainya

"APA? gila kamu ya mas, itu rumah peninggalan bapak" ucap ayu membentak Dimas

"Maafin mba yu, mba udah bikin ibu masuk rumah sakit. Mba gak tau kalau mas dimas nglakuin itu. mas Dimas diam-diam ngambil surat sertifikat tanah dan rumah tanpa sepengetahuan ibu. Sebenarnya tanah itu akan di wariskan buat kamu yu, sebenci-bencinya ibu sama keluarga kamu, ibu tetep sayang sama kamu dia masih memikirkan kamu. Tapi maaf karena ulah mas Dimas semua jadi kacau kaya gini" ucap Sekar sambil menangis. Sedangkan Dimas memasang wajah masa bodo

"Aku gak mempermasalahkan soal warisan mba. Yang aku masalahin itu karena kelakuan suami mba, ibu sekarang kritis. Rumah itu banyak menyimpan kenangan ibu sama bapak mba, mba tau sendiri ibu cinta banget sama bapak. Ibu pasti syok mendengar rumah itu di gadaikan. Aku takut ibu..." Ayu tidak sanggup menyelesaikan kata-katanya, dia terisak dalam pelukan Bagas

"Sudah kamu jangan nangis terus, ibu pasti akan baik-baik aja. Kamu banyakin berdoa buat kesembuhan ibu ya" ucap Bagas menenangkan ayu

"Dan kalian (menunjuk bagus dan Aerilyn), sebaiknya pulang saja istirahat ini sudah malam. Kalian pasti capek habis setelah melakukan perjalanan jauh" kata Bagas

"Kita ikut nungguin nenek di sini aja pa" kata Aerilyn

"Anak papa di bilangin nurut ya" ucap bagus sambil mengelus kepala Aerilyn

"Besok kan bisa kesini lagi. Sekarang kalian pulang dulu aja istirahat" ucap Bagas

"Ya udah pa kita pamit dulu ya, mama juga jangan lupa istirahat ya" ucap Bagus menarik Aerilyn untuk berdiri dan menyalimi kedua orang tua'nya beserta Sekar, sedangkan Dimas tidak tau kemana.

Setelah sampai rumah sang nenek aerilyn dan bagus bergegas memasuki kamar mereka dulu untuk istirahat. Sebelum memasuki kamar Aerilyn menghentikan langkah'nya dan menghadap ke arah abang'nya.

"Bang gue masih gak nyangka ternyata om Dimas bisa senekat itu ya" ucap Aerilyn

"Udah anak kecil jangan ikut campur, itu urusan orang dewasa" ucap bagus

"Ish Abang bukan gitu, cuma kasian nenek ini kan rumah kenang-kenangan nenek sama kakek banyak kenangan mereka di sini. Gak kebayang kalau rumah ini nantinya di sita karena om Dimas gak bisa nebus sertifikat'nya" ucap Aerilyn dengan wajah sedih

"Udah-udah yang penting sekarang doain nenek biar cepet sembuh" ucap bagus

"Hmm iya udah bang rilyn masuk kamar dulu ya, capek banget" ucap Aerilyn

"Iya. Dah sana masuk Abang juga mau istirahat cape, udah ngantuk juga" ucap bagus sambil mengelus kepala Aerilyn kemudian bergegas memasuki kamar'nya.

Beberapa menit kemudian Aerilyn sudah selesai membersihkan tubuhnya dan sekarang sedang merebahkan tubuhnya di atas kasur yang sudah lama tidak dia pakai.

"Ah tulang-tulang gue berasa mau patah semua" gumam Aerilyn

"Oh iya gue lupa ngabarin Gaga, besok kan gue ijin gak masuk sekolah. Kalau gak gue kabarin ntar nasib laporan PKL pasti terlantar, secara kan yang megang flashdisk'nya si Gaga" ucap Aerilyn kemudian mengirim pesan kepada anugrah

ME
Ga, gue minta tolong lo urusin masalah laporan PKL ya, soal'nya gue ijin besok gak masuk soal'nya gue lagi di tempat nenek. Nenek gue masuk rumah sakit.

Gaga
Lah jauh banget Lyn.
Kapan pulang?
Terus kalau gue bingung gimana?
Nenek lo gimana keadaanya?

Me
Tanya'nya satu-satu ga elah.
Belum tau kapan pulang'nya
Kalau lo bingung lo tanya sama andy kalau gak sama Audy. Pokoknya jangan sampai terlantar tu laporan.
Nenek gue kritis belum sadar sampai sekarang ga

Gaga
Iya-iya besok gue minta temenin si Andy buat nyerahin laporan sama nyuruh dia ngecek lagi takutnya ada yang kurang.
Gue doain nenek lo cepet sadar dan baik-baik aja ya Lyn

Me
Ok siapp
Makasih ya Gaga

Gaga
Masama rilyn

Read

Setelah selesai mengirim pesan kepada Gaga, Aerilyn teringat dengan Nisa. Dia berniat menghubungi nisa.

"hallo"

"Hallo nis, gimana kabar lo?"

"Baik Lyn, lo sendiri gimana kabarnya? Tumben malem-malem gini lo telfon gue?"

"Kabar gue kurang baik, hehe sorry ya ganggu lo"

"Lo kenapa? Gak ganggu kok lagian gue belum tidur"

"Nenek gue masuk rumah sakit, gue sekarang lagi di rumah nenek gue"

"Nenek lo kenapa? Terus keadaan'nya gimana? Dan lo beneran di sini?"

"Iya nisa gue beneran di sini. Nenek gue kena serangan jantung dan sekarang belum sadar"

"Gue ikut sedih Lyn, semoga nenek lo cepet sadar ya dan semua akan baik-baik aja"

"Makasih ya nis dia'nya. Eh ya mumpung gue disini besok kita ketemu mau gak. Gue kangen sama lo"

"Lo gak nungguin nenek lo di rumah sakit?"

"Gue di rumah sakitnya pagi sama bang bagus. Gantian jaga sama ortu gue. Kita ketemuan jam 5'n aja nunggu ortu sama Tante gue Dateng gantian njagain nenek"

"Ok deh Lyn besok jam 5 di cafe yang kita biasa nongkrong dulu ya. Gue kangen banget sama lo. Oh ya gue ajak Adi juga ya?"

"Ok sipp. Iya sekalian ajak tu anak curut. Ntar gak di ajak malah nangis haha"

"Haha bisa ae lo upil ayam"

"Emang ayam ada upilnya ya?"

"Bodo ah Lyn gue mau tidur, Sono lo pikirin sendiri ayam punya upil apa kagak haha"

Sambungan terputus karena bisa memutuskan tanpa menunggu jawaban aerilyn.

"Ogah banget gue mikirin begituan kurang kerjaan banget, lagian bentuk upil ayam kek gimana, ah bodo ah ngantuk" gumam Aerilyn

Setelah selesai dengan ponselnya Aerilyn kemudian bergegas menjelajahi alam mimpi karena merasa sangat lelah tidak membutuhkan waktu lama Aerilyn sudah tertidur pulas.

Aerilyn Yasmine   [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang