Bagian 21

308 13 0
                                    

Setelah kejadian hari itu aerilyn berubah menjadi pendiam lebih sering memasang wajah datar, tersenyum hanya kepada teman atau orang terdekat'nya saja. Itupun hanya senyum kecil dan tidak bertahan lama.

Tidak ada yang mengetahui kejadian itu  kecuali satria. Bahkan Nia juga tidak mengetahui'nya. Sedangkan anugrah hanya mengetahui bahwa Aerilyn kecelakaan saja tanpa tahu kejadian sebenar'nya. Bahkan jika anugrah bertanya kenapa bisa terjadi kecelakaan di daerah itu, bahkan arah pulang ke'kota mereka tidak melewati daerah itu, Aerilyn hanya menjawab ada urusan di sana.

Seminggu setelah kejadian itu luka di tubuh aerilyn sudah mengering namun masih terlihat. Dan hari ini adalah waktu di mana Aerilyn libur, dia sengaja berdiam diri di dalam kamar tidak berniat keluar. Menurut'nya dia butuh menenangkan diri.

Tok tok tok

Saat Aerilyn melamun terdengar ketukan pintu kamar kos'nya.

"Siapa sih pagi-pagi udah ganggu aja" gumam Aerilyn, dan bergegas membukakan pintu.

Ceklek

"Ck. lama lo dek gue dari tadi berdiri di depan pintu loe sampe pegel nih kaki" ucap bagus

Aerilyn mematung, tidak menyangka Abang'nya akan mengunjunginya. Aerilyn takut bagus menyadari kondisi'nya sekarang karena Aerilyn hari ini hanya menggunakan kaos lengan pendek dan celana pendek di atas lutut yang memperlihatkan luka-luka'nya.

padahal dia berusaha sebaik mungkin agar Orangtua dan abangnya tidak mengetahui kondisinya saat ini yang mengenaskan.

"Malah diem aja, woyy di suruh masuk apa gimana ini gue pegel" ucap bagus

"E-eh Abang ngapain di sini, kok mau Dateng gak ngabarin rilyn dulu?" Tanya Aerilyn

"Kenapa muka lo tegang gitu dek ? Gue kesini mau nyamperin Adek gue lah kenapa gak boleh?" Tanya bagus

"Bu-bukan gitu, ya udah masuk dulu bang" ucap Aerilyn sambil berjalan masuk ke kamar

"Tunggu" ucap Bagus dengan suara dingin. Tiba-tiba Bayu memperhatikan adik'nya dari atas sampai bawah

"Lo kenapa?" Tanya bagus dengan muka datarnya

"Ke-kenapa apanya bang?" Tanya Aerilyn dengan gugup

"Badan lo luka semua banyak lebam terus kaki lo ada jahitannya juga, lo kenapa?" Tanya bagus semakin dingin

"Ga-gak papa bang cuma jatuh kepleset di kamar mandi" ucap Aerilyn semakin gugup, matanya'pun memandang ke arah lain

"Mau jujur atau lo gue seret pulang sekarang juga" ucap bagus emosi

"Bang..." Ucap Aerilyn menggantung

"Kenapa?" Tegas bagus

"Sebenernya......" Aerilyn terpaksa menceritakan semua'nya kepada bagus karena tidak mau abangnya semakin marah apa lagi bagus kalau marah menyeramkan.

"Maaf bang rilyn gak bermaksud bohongin Abang, rilyn gak mau bikin kalian khawatir. Rilyn gak mau kalian tau masalah rilyn" ucap Aerilyn dengan air mata yang menetes dan tidak berani menatap bagus.

"Bangsat" ucap bagus dengan keras sampai Aerilyn pun terlonjak kaget

"Bang" ucap Aerilyn sambil berusaha menatap bagus

"Lo bego apa gimana sih hah, ngapain lo bela-belain mbahayain diri lo demi cowok brengsek kaya gitu. Kenapa lo nekat naik motor sendiri kesana. CINTA BOLEH, BEGO JANGAN" ucap bagus semakin emosi

"Lagian lo ngapain juga pacar-pacaran hah, masih kecil fokus aja sekolah kenapa sih. Gaya lo pacar-pacaran ujung'nya sakit hati kan lo" bentak bagus

Aerilyn Semakin menangis mendengar ucapan Bagus yang menohok hatinya, memang benar yang di katakan bagus, tapi apakah tidak bisa jika bicaranya tanpa membentak aerilyn.

Aerilyn Yasmine   [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang