3. Kamar Argan

12.3K 835 28
                                    

Hai hai ketemu lagi sama Argan-Zerina

Vote dulu dong hehehe...

💍 Happy Reading 💍

"Pagi." Sapa Argan begitu ia tiba di meja makan, menyapa tiga orang lainnya yang sudah terlebih dahulu ada di sana.

"Pagi." Balas Zerina dan Banu kompak.

"Sarapan dulu, Ar." Ucap Giya.

Argan mengangguk sambil meletakkan kunci motor di atas meja makan. "Iya, Tante, makasih."

Argan pun duduk di kursi kosong. Saat menoleh ke sebelah kanan, tampak Zerina yang sedang mengunyah sarapannya sambil terus menatap ponselnya yang ia letakkan di samping piring sehingga posisi duduk gadis itu agak condong ke samping. Hal itu membuat Argan menggelengkan kepalanya, selalu seperti itu.

Dengan jail, Argan langsung menggeser layar ponsel Zerina ke atas secara cepat membuat Zerina mendelik tajam.

"Abang ih reseh banget!" Sewot Zerina sambil mendorong kencang lengan pemuda yang tampak santai mengunyah sarapannya.

"Ze, masa gitu? Nanti kalo abang kamu keselek gimana!" Ucap Giya mengingatkan Zerina.

"Abisnya Abang nih, Ma, masih pagi udah cari ribut!" Adu Zerina pada sang mama.

"Lagian salah kamu sendiri, Ze, lagi sarapan tapi mainan hape terus dari tadi." Timpal Banu ikut mengingatkan putri bungsunya.

Zerina langsung menoleh ke arah papanya. "Pa ..." Rengek Zerina. Ia mendengkus saat melihat Argan yang sedang cekikikan.

"Makan, Ze, nanti berangkatnya kesiangan kalo main hape terus!" Ucap Argan santai.

"Kalo kesiangan tinggalin aja, Ar, daripada kamu yang telat ke kampus." Sahut Banu lagi.

"Papa ih, mentang-mentang punya sekutu di rumah, jadi belain Bang Argan terus!" Sewot Zerina, bibirnya sudah maju lima sentimeter membuat ketiga orang di sana terkekeh.

"Mana ada Papa punya kutu, nggak ya!" Tukas Banu sambil mengibaskan rambutnya ke kiri dan ke kanan.

Kedua bola mata secara Zerina otomatis berputar sekali karena tingkah papanya itu.

Saat Zerina menoleh ke arah Argan, lelaki yang sudah rapi dengan setelan kemeja dan celana bahan itu tampak menjulurkan lidahnya. Menyebalkan sekali.

"Oh iya, Ze, kamu ingat kan besok Mama sama Papa mau ke Bandung? Ada acara reuni alumni kampus Mama?" Tanya Giya.

"Ingat kok, Ma. Semalem aja kan nginepnya?" Jawab Zerina.

"Iya. Kamu di rumah jangan ribut mulu sama Argan! Kalo dibilangin sama abang kamu tuh nurut!" Giya memberi peringatan pada putri bungsunya.

"Iya mamaku yang cantik, aku bakal jadi adek yang paling manis buat Bang Argan." Sahut Zerina sambil menyengir lebar, memperlihatkan deretan giginya. Kedua tangannya langsung terulur melingkari pundak lebar Argan, kepalanya pun bersandar di pundak lelaki yang berprofesi sebagai dosen itu.

"Nah gitu dong, kalo akur kan enak diliatnya, rumah jadi damai. Tiap hari kok ngeliatin kalian kejar-kejaran mulu. Awalnya emang anteng curhat-curhatan eh lama-lama ribut juga." Ujar Banu sambil geleng-geleng kepala.

"Apaan deh, Pa. Kayak baru sekali ini aja kalian honeymoon berduaan ninggalin aku sama Abang di rumah." Sahut Zerina.

"Mama sama Papa mau reunian, Ze, bukan honeymoon by the way." Ralat Giya.

Suami Rasa AbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang