Kavita?
Argan menggumamkan nama tersebut dalam hati. Tak berniat, namun tiba-tiba saja nama itu kembali terlintas di benaknya. Obrolannya dengan Zerina sore tadi membuat Argan kembali mengingat seseorang yang bernama Kavita.
Benarkah seorang model yang dimaksud Zerina merupakan orang yang sama dengan yang Argan kenal di masa remajanya dulu? Saat dirinya masih SMA.
"Baaanggg!" Teriak Zerina sambil menarik kencang telinga Argan, membuat lelaki itu meringis.
"Aoowww, sakit, Ze, astaga!"
"Lagi mikirin apa sih? Dari tadi aku panggil-panggil tapi diem aja!"
"Hah? Kamu panggil-panggil Abang?" Tanya Argan bingung sambil menegakkan posisi duduknya.
Saat ini keduanya sedang duduk di ruang santai sambil menunggu pesanan makan malam mereka. Argan duduk di sofa tunggal, sementara Zerina kini sudah duduk di lengan sofa yang diduduki oleh Argan
"Teriak, Bang, bukannya manggil-manggil lagi!" Gerutu Zerina.
Argan terkekeh lalu mengacak rambut Zerina. "Iya, maaf ya, tadi Abang lagi bengong."
Zerina langsung bersedekap, matanya memicing menatap Argan. "Bengong mikir apa sih? Jadi curiga aku."
"Bukan apa-apa, Ze, cuma bengong aja." Jawab Argan.
"Masa?"
Argan mengangguk mantap. "Lagian kamu bar-bar banget sih, masa suaminya dijewer!"
"Ya habis kupingnya nggak denger, aku jewer aja sekalian!" Sahut Zerina sambil terkikik geli.
"Abang aja kalo kamu lagi nyuekin Abang langsung Abang peluk dari belakang tuh. Mana ada Abang jewer-jewer kamu. Beda sama kamu!" Ujar Argan sambil menarik ujung hidung Zerina.
"Itu namanya modus!" Cibir Zerina sambil mengusap kasar wajah Argan.
"Kamu juga gitu dong! Ngapain kek, duduk di pangkuan Abang kek, dielus-elus kek." Ucap Argan sambil terkekeh.
"Itu sih pengennya Abang dimodusin sama aku!"
Argan langsung terbahak beberapa saat, kemudian berhenti lagi. "Ngomong-ngomong soal modus, kayaknya dari tadi Abang belum modusin kamu deh." Ucapnya sambil membentuk senyum miring.
Zerina mendelik, ia sangat paham apa maksud ucapan Argan. Lelaki itu memang raja modus. Selalu saja mencari celah untuk bisa memodusinya.
"Waktunya moduuusss!" Seru Argan sambil mengangkat Zerina dan membawanya ke sofa besar lalu mengempaskan tubuh keduanya di sana.
"Abanggg, hmmpphh." Zerina hendak protes namun teredam oleh ciuman Argan.
Argan langsung menyatukan bibir mereka, menyesap bibir ranum yang kini telah menjadi candunya. Setiap hari, lelaki itu selalu mencari cara untuk bisa menyesap bibir Zerina. Bibir yang selalu membalas setiap pagutannya.
Bibir dan tangan Argan pun langsung berpesta di tempat favoritnya masing-masing. Jika area leher dan telinga Zerina yang menjadi tempat favorit bibirnya, maka area pinggang dan gundukan kembar Zerina menjadi sasaran favorit tangan Argan.
Ah, untuk gundukan kembar milik Zerina tentu saja juga menjadi bagian favorit dari bibir Argan. Karena bibir Argan begitu senang bila bermain-main di sana.
Tok... Tok... Tok...
"Permisi, gofooddd!"
"Bhang!" Panggil Zerina karena Argan tak juga menghentikan kegiatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Rasa Abang
RomanceZerina Andrayanti Verbena tak pernah menyangka kalau sewaktu TK dulu dia pernah melamar seorang pemuda yang usianya terpaut sepuluh tahun di atasnya. Zerina kecil saat itu meminta pemuda tersebut untuk menjadi pangerannya saat dirinya beranjak dewa...