17. Ruang Verbena

8.6K 632 19
                                    

"Iihh lucu banget kafenya!" Seru Zerina saat melihat unggahan instagram story milik Fifi yang sedang berpose di sebuah kafe dengan latar belakang bingkai jendela sisir berwarna-warni yang disusun secara acak, baik vertikal maupun horisontal. Dari yang Zerina lihat, Fifi sedang berada di area luar kafe. Ibu jarinya bergerak cepat menanyakan nama kafe tersebut melalui pesan pribadi.

"Bang, ada kafe baru nih kata Fifi di dekat kampus Abang. Lucu banget, Bang, konsep kafenya." Ujar Zerina penuh antusias.

Argan hanya menatap sekilas pada Zerina lalu kembali fokus pada film yang sedang ia tonton di ruang santai. Mulutnya kembali mengunyah keripik singkong yang berada di pangkuannya.

"Apa nama kafenya?" Tanya Argan tanpa beralih dari layar datar di hadapannya.

"Ruang verbena."

Uhuk uhuk uhuk!

Argan langsung tersedak keripik singkong yang sedang ia telan saat mendengar nama kafe yang Zerina sebutkan.

"Ru...ruang apa? Ruang verbena?" Tanya Argan setengah melotot.

Zerina mengangguk cepat. "Kita ke sana yuk, Bang?" Ajak Zerina yang masih antusias.

"Sekarang?" Tanya Argan sedikit tak percaya.

Zerina kembali mengangguk.

"Jangan sore ini, lusa aja ya?" Tawar Argan cepat.

"Kenapa emangnya?" Tanya Zerina dengan kening mengerut.

"Di situ kalau hari biasa gini rame banget sama mahasiswa-mahasiswi dari kampus Abang, pada foto-foto gitu cewek-ceweknya. Kalo weekend agak jarang." Terang Argan.

Kening Zerina semakin mengerut. "Bukannya kafe-kafe kalo weekend justru lebih rame ya, Bang?"

Argan berdeham. "Iya emang lebih rame, tapi pengunjungnya jarang yang pada foto-foto di situ. Abang tau kamu pasti mau foto-foto juga kan di sana?"

"Emang Abang sering ke sana? Kok aku nggak tau?" Tanya Zerina tanpa menjawab pertanyaan Argan.

"Abang pernah beberapa kali sih ke sana, tapi Dipta yang sering ke sana. Katanya sih gitu." Ujar Argan sambil mengangguk-angguk.

"Biarin lah kalo rame, aku udah penasaran banget nih mau ke sana. Mumpung masih ada Fifi, Bang. Ya?" Ajak Zerina lagi.

"Fifi kan juga sama temen-temennya, Ze. Masa kita gabung mereka?" Decak Argan.

"Nggak lah, tapi kan bisa foto bareng dulu. Mau ya, Bang, ya? " Zerina merengek sambil menarik-narik lengan Argan.

Argan tampak menimang terlebih dahulu, lelaki itu pun akhirnya mengangguk pelan. "Ya udah kamu ganti baju dulu gih!" Titahnya sambil mengedikkan dagunya.

Zerina menangguk dan langsung mengecup sekilas pipi Argan. "Makasih, Bangg!" Serunya lalu berlari menaiki anak tangga rumahnya.

Setelah memastikan Zerina benar-benar hilang dari pandangannya, Argan langsung mengambil ponselnya yang berada di atas meja. Lelaki itu bergegas mengirim pesan kepada seseorang. Setelahnya menyusul Zerina ke kamar untuk berganti pakaian.

💝💝💝

Zerina dan Argan berjalan bersisian di pelataran parkir kafe. Pandangan Zerina menyisir ke sekitar halaman kafe. Bangunan dua lantai dengan dinding berwarna abu-abu. Jendela berukuran besar tampak mengelilingi kafe.

"Kok aku nggak engeh ada kafe ini ya, Bang?"

Kedua bahu Argan terangkat sekilas. "Kan kamu juga jarang lewat sini, Ze."

Suami Rasa AbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang