10. Dipeluk Dari Belakang

12.3K 852 40
                                    

Yuhuu ada yang nungguin Abang nggak nih?

Pencet ⭐ dulu yuk!

💍 Happy Reading 💍

Hari ini di rumah kediaman Zerina sedang ramai. Orang tua dan kedua adik kembar Argan baru saja tiba di Jakarta tadi pagi untuk membahas perihal akad nikah Zerina dan Argan. Karena ini merupakan akhir pekan maka si kembar memutuskan untuk ikut Elang dan Inggit ke Jakarta. Sementara adik pertama Argan tidak bisa ikut.

Mereka semua menginap di sini. Sebenarnya Elang berencana menginap di rumah keponakannya saja. Namun Banu meminta keluarga mereka untuk menginap di rumahnya saja karena sudah cukup lama mereka tidak bertemu.

Tadi siang telah disepakati kalau akad nikah Zerina dan Argan akan diadakan kurang dari dua bulan lagi. Tepatnya seminggu sebelum Banu dan Giya berangkat ke Jogja. Argan tentu saja menyanggupi.

Sementara resepsi pernikahannya telah disepakati untuk ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan, sesuai permintaan Zerina. Mungkin sampai masa perkulihan Zerina nanti sudah ditempuh setengahnya.

Argan tentu mengundang Dipta dan Mario sahabatnya. Sementara Zerina hanya mengundang Fifi. Karena akad nikah mereka juga akan disembunyikan dari pihak sekolah Zerina.

Obrolan tadi siang juga disepakati setelah menikah nanti Zerina dan Argan akan tinggal di rumah yang sudah Argan siapkan bila ia menikah nanti. Sedangkan rumah ini akan disewakan selama satu atau tahun ke depan.

Banu dan Giya tentu tidak memaksa Argan untuk tetap tinggal di rumah ini saja karena Argan sudah memiliki rumah sendiri.

Banu pun tak dapat menolak kala Argan yang bersikeras akan membiayai semua keperluan kuliah Zerina nantinya. Karena Argan merasa itu sudah menjadi tanggung jawabnya ketika nanti dirinya sudah menikahi Zerina.

Hingga menjelang sore hari, dua keluarga itu masih berkumpul di ruang keluarga rumah Zerina. Tidak ada yang beranjak satu orang pun.

"Ze, kamu beneran mau nikah sama Abang? Nggak mau berubah pikiran aja gitu?"

Pertanyaan berulang itu membuat bola mata Zerina berputar. Sudah terhitung belasan kali hanya dalam hari ini saja Elvan bertanya seperti itu.

Para orang tua yang mendengarnya hanya menggelengkan kepalanya. Sementara Argan berdecak kesal karena adik laki-laki satu-satunya itu terus menghasut calon istrinya untuk berubah pikiran. Ditambah posisi Elvan yang kini sedang duduk berdempetan dengan Zerina. Padahal sofa itu sudah dipenuhi oleh Regan, Freya, dan Zerina.

"Terus kenapa emangnya kalo Ze berubah pikiran?" Sahut Argan akhirnya.

Pertanyaan Argan otomatis membuat Elvan menoleh pada sang kakak. "Ya Ze nikah sama gue lah. Kalo sama Abang kan udah ketuaan." Sahutnya teramat santai.

"Lo!" Desis Argan yang hendak menghampiri adiknya. Memberi satu atau dua ketukan di kepala adiknya itu mungkin tidak akan menjadi masalah besar. Namun akhirnya urung ia lakukan.

Elvan hanya terkikik sembari menjulurkan lidahnya. Kemudian beralih pada Banu.

"Om, kalo Ze butuh pendamping bisa sama aku aja kok. Aku rela deh pindah kerja ke Jakarta biar bisa jagain anak Om yang lucu ini." Celetuk Elvan sambil menyengir lebar, tangannya mengacak gemas rambut Zerina.

"Lo sih dari kemaren anteng-anteng aja, kena tikung abang sendiri kan? Coba gercep!" Ujar Regan membuat para orang tua tertawa.

Argan memutar bola matanya malas. "Lo labil banget elah!"

Suami Rasa AbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang