"Eh eh, itu Fifi sama Wira?"
Seru Zerina heboh begitu netranya melihat Wira sedang berboncengan motor dengan Fifi di depan sana. Berjarak tiga motor di depan mobil Argan yang juga sama-sama berhenti di perempatan lampu merah.
Pemandangan yang begitu mengejutkan di Senin pagi ini.
Argan menoleh sekilas ke arah Zerina, lalu pandangannya menyapu pada pengendara lain di sekitarnya. "Fifi? Yang mana, Ze?"
"Itu tuh, Bang, yang Ninja merah. Yang pake helm biru." Zerina menunjuk motor sport berwarna merah di depan sana.
"Oh. Siapanya Fifi itu?" Tanya Argan lagi.
"Baru PDKT sih." Zerina terkekeh.
Argan hanya manggut-manggut saja. Setelahnya lelaki itu kembali melajukan mobilnya saat lampu lalu lintas di depan sana sudah berubah menjadi hijau.
Sepuluh menit kemudian mobil yang dikendarai oleh Argan berhenti di dekat gerbang sekolah Zerina.
"Langsung chat ya, Bang, kalo udah sampe kampus!"
"Siappp! Belajar yang rajin ya, pacar!" Seloroh Argan sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Zerina.
"Apaan deh pagi-pagi!" Zerina mencubit kencang lengan Argan.
"Apa? Kan Abang lagi nyemangatin pacar Abang." Balas Argan.
Zerina melepas sabuk pengaman. Tangan kanannya terulur meraih tangan kanan Argan kemudian mencium punggung tangan tersebut.
Sementara tangan kiri Argan mengusap lembut belakang kepala Zerina. Begitu Zerina hendak menarik kembali kepalanya tiba-tiba tengkuknya ditahan oleh Argan. Tangan kanan Argan kini beralih meraih dagu Zerina. Dalam sekejap, Argan menautkan bibir keduanya. Melumat perlahan bibir Zerina.
Hanya beberapa detik. Zerina langsung mendorong kencang dada Argan membuat lelaki itu menggeram.
"Abang ih! Ini di depan sekolah, kalo ada yang liat gimana?!" Sembur Zerina sambil menabok kencang lengan Argan. Gadis itu langsung mengambil tisu dan mengelap area bibirnya yang terasa basah karena ciuman Argan.
Argan justru terkekeh. "Nggak akan, Ze. Kaca mobil Abang kan gelap."
"Ya tetep aja bahaya, Bang!"
Argan terkekeh. "Iya, pacar."
Panggilan 'pacar' yang kembali Argan ucapkan serasa menggelitik perut Zerina. Namun tak lama kemudian Zerina menatap curiga ke arah Argan.
"Abang sengaja bawa mobil biar bisa cium aku ya?"
Argan langsung tertawa, telunjuknya langsung mencolek dagu Zerina. "Itu tau. Pinter banget emang pacarnya Abang."
Zerina mendelik sebal. Astaga, Argan benar-benar si raja modus! Pantas saja pagi ini Argan ingin berangkat naik mobil. Dan sekarang bisa-bisanya dia mencari kesempatan.
"Awas aja kalo nanti pas jemput masih cium-cium aku lagi!"
"Iya, pacarrr. Nanti lanjut cium-ciumnya di rumah aja ya?"
"Serah deh Abang mau ngomong apa!" Ujar Zerina sambil berbalik badan hendak membuka pintu mobil.
"Nah gitu dong! Kalo di rumah kan bisa cium plus-plus." Argan terkikik geli.
"Serah serah serah!" Pungkas Zerina berbarengan dengan mendorong kencang pintu mobil.
Tanpa menunggu Argan melakukan mobilnya, Zerina langsung berjalan menuju gerbang sekolahnya sambil menggerutu.
Begitu Zerina memasuki kelasnya, tatapan jutek dari Fifi yang pertama kali menyambutnya.
"Duileh nggak usah sok-sok jutek deh lo kalo tadi berangkat bareng Wira."
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Rasa Abang
RomanceZerina Andrayanti Verbena tak pernah menyangka kalau sewaktu TK dulu dia pernah melamar seorang pemuda yang usianya terpaut sepuluh tahun di atasnya. Zerina kecil saat itu meminta pemuda tersebut untuk menjadi pangerannya saat dirinya beranjak dewa...