Esoknya, Arnesh masih saja mual-mual. Viola yang melihatnya merasa kasihan. Wajah itu semakin pucat saja.
Bagaiamana jika lelaki itu pingsan? Dan lagi sejak kemarin makanan yang masuk ke mulutnya harus terpaksa di keluarkan.
"Kamu dirumah aja,aku takut kamu nanti pingsan kalo nge paksain ngampus"
"Aku baik-baik aja"
"KAMU PUCAT, BISA NGGAK SIH KAMU DENGERIN AKU??!. AKU NGGA MAU TAHU. KAMU HARUS ISTIRAHAT DI RUMAH"
Viola yang mulai kesal berteriak pada Arnesh, lelaki itu mendesah dengan kasar dan berlalu meninggalkan Viola yang berdiri dalam diam hingga,
'BLAMM.'
Dapat Viola pastikan, Arnesh membanting pintu kamarnya dengan keras. Viola menghela napasnya pelan. Keterlakuankah ia? la hanya tidak mau Arnesh pingsan ketika di kampus. Lebih baik pria itu istirahat di rumah. Dan Viola rasa ia akan pergi ke dokter sendiri.
Viola membereskan piring kotor miliknya dan mencucinya sebentar, hingga ia berjalan menuju kamar. Setidaknya ia berpamitan pada suaminya bukan?
Lelaki itu membungkus dirinya dibalik selimut, Viola manariknya pelan hingga puncak kepala lelaki itu menyembul. Viola rasa, Arnesh marah dan ia tidak mau ambil pusing. Ia mengecup puncak kepala Arnesh sekilas.
"Istirahatlah. Aku pergi dulu" Ucap Viola berlalu meninggalkan kamar.
Selimut itu Arnesh singkap dengan kasar, ia menatap pintu kamarnya dengan datar dan detik berikutnya ia berlari menuju kamar mandi. Lagi-lagi rasa mual menghampirinya.
Sebenarnya ada apa dengan dirinya?
Allen menggenggam tangan Viola dengan lembut, Allen tersenyum menatap sahabatnya yang nampak gugup.
Saat ini Allen tengah menemani Viola untuk periksa, awalnya Viola ingin pergi sendiri namun ia teringat dengan Allen dan berakhirlah Viola meminta Allen untuk menemaninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THREE STORIES
Teen FictionTHREE STORIES adalah seri bertema romantis dengan kisah percintaan tiga sahabat yang memiliki kisah kasmaran yang berbeda-beda. Ikuti kisah mereka dan nikmati keindahan percintaan dari sisi yang berbeda dari tiga sahabat utama di THREE STORIES. __...