THREE STORIES : 10

4.3K 119 3
                                    

Pagi telah berganti menjadi sore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi telah berganti menjadi sore. Waktu berlalu dengan cepatnya. Seperti biasanya, sepulang sekolah Viola langsung menuju Caffe tempat ia bekerja.

Cewek itu berjalan sambil bersenandung kecil. Kedua tangannya memegang tas yang ia gendong itu. Dari belakang tampak menggemaskan karena sesekali cewek itu melompat-lompat kecil.

Tidak lama kemudian, sebuah motor berhenti di depan Viola. cewek itu otomatis juga menghentikan langkahnya dan berdiri mematung. Itu Arnesh.

"Arnesh??"

"Lo mau ke caffe kan?" tanya Arnesh setelah melepas helmnya. Viola hanya mengangguk mengiyakan.

"Naik gue anter" tawar Arnesh.

"Ngak usah gue bisa sendiri" tolak Viola.

"Gue juga mau ke sana, sakalian aja, biar tenaga lo ngak ke kuras saat lo jalan dan lo bisa pake buat kerja " Paksa Arnesh.

Viola masih diam. bimbang antara menerima atau tetap menolak. Arnesh dengan sikap nya yang berubah ubah.

"Kelamaan" Arnesh menarik tangan Viola mendekati motornya.

"Naik. gue maksa!" kini nada bicara Arnesh berubah menjadi begitu tegas.

Cewek itu pun perlahan menaiki motor Arnesh. dan Arnesh tersenyum kemenangan.

"Pegangan. Nanti jatoh" ucap Arnesh sambil memakai helm nya.

Viola ia memegang tas Arnesh dengan erat. Dapat Arnesh lihat wajah Viola dari kaca spionnya.

*Ckitttt

Dengan sengaja Arnesh mengerem mendadak, membuat Viola reflek memeluk pinggang Arnesh dengan erat. Arnesh terkekeh kecil melihat raut wajah Viola yang terkejut bukan main. Matanya terpejam, dan keningnya mengerut refleks.

"Arnesh!!hati hati gue ngga mau mati muda" Decak Viola sambil melepaskan pelukannya spontan.

"Sorry, lampu hijau nya mendadak berubah jadi merah" sahut Arnesh masih terkekeh.

Viola merengut lucu, Bibirnya manyun seperti bebek kecil. Benar-benar menggemaskan.

"Gemas banget sih pacar gue" batin Arnesh. Ah tidak. Semakin Arnesh memperhatikan Viola, detak jantungnya semakin tidak karuan. Kenapa Arnesh sangat menyukai wajah menggemaskan itu. Apa Arnesh sudah jatuh hati pada Viola? Pastilah.

"Bukanya lo hari ini ada latihan basket?" Tanya Viola memecahkan keheningan.

Arnesh menggauk "Trus kenapa lo mau nganterin gue?" tanyanya lagi.

THREE STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang