"Hukuman adalah hal biasa yang mewarnai hari-hari kami, tapi tak pernah sekalipun kami sesali."
***
Kantin anak IPS saat ini dipenuhi oleh anak anak 12 IPS 5. Hampir setiap meja dihiasi oleh anak dengan baju olahraga berwarna abu-abu hitam.
Didepan mereka terdapat berbagai macam makanan, bahkan sudah banyak piring yang kosong. Tak tanggung-tanggung, sesuai dengan ucapan Devan yang akan mentraktir Za tadi, tapi malah berakhir dengan ia yang mentraktir seluruh teman kelasnya.
"Za lo seriusan gak pesan apapun? Lihat Stella aja udah setumpuk piring kosongnya." ucap Kinar heran saat melihat Za hanya duduk tenang tanpa berniat memesan apapun.
"Gue tadinya niat traktir lo, masa lo gak pesan apapun?" ucap Devan
"Gak minat." jawab Za.
"Lo gak suka makanannya atau gimana?" tanya Devan.
"Iya." jawab Za asal.
"Yaudah nanti pulang sekolah lo pada ikut gue deh" ucap Devan.
"Ayok lah, untuk gratisan apa yang enggak sih?" ucap Dara semangat.
"Setuju gue." timpal Delon.
"Lo berdua kalau soal gratisan baru cepat." cibir Kinar.
"Kayak lo enggak aja." sahut Stella.
"Yaa jaga nama baik lah depan Za, masa baru gabung sama kita dianya langsung illfeel?" ucap Kinar.
"Pencitraan lo." ucap Devan. Memang, diantara mereka yang paling sering berkorban uang jajannya adalah Devan, Delon, dan terkadang Stella. Padahal, uang mereka terus mengalir setiap bulannya. Tapi yang namanya gratisan tentu lebih enak bukan?
"Lo gimana Za?" tanya Stella.
"Gak bisa."
"Lah kenapa enggak coba Za?Nongkrong pertama kita loh ini?" ucap Dara.
"Gue gabung kelas olim." ucap Za yang berhasil menjadikan ia pusat perhatian teman-teman kelasnya.
"Seriusan lo?" ucap Delon tak percaya.
"Wow demi apa Za?" tanya Dara.
"Setelah pensiun 1 tahun lo gabung lagi?" tanya Stella.
"Iya."
"Semangat deh buat lo." ucap Kinar.
"Ay-" baru saja Devan hendak berbicara, sebuah teriakan langsung menghentikan aktifitas mereka semua yang berada dikantin.
"KALIAN! CEPAT BERDIRI DILAPANGAN!" teriak Bu Hakim selaku guru BK.
"Mati gue." lirih Kinar.
"Mampus." ucap Delon.
Dan sialnya bagi Za, ini adalah pertama kalinya ia bergabung dengan teman sekelasnya, namun juga harus menjadi kali pertama ia merasakan namanya hukuman.
"Sori Za." ucap Stella mewakili teman-temannya. Tentu saja ia merasa bersalah, Za yang biasanya tak pernah peduli sekarang harus terlibat dalam masalah mereka semua.
"Ga papa, gue juga pengen ngerasain berjemur." ucap Za.
"Gue pastiin lo bakalan nyesel Za." ucap Delon yang tak bisa diartikan Za.
"CEPAT! TUNGGU APA LAGI?!!" suara Bu Hakim menggema.
"Sabar dikit dong buk.." ucap Farel, playboy kelas yang sayangnya tampan.
"Tenang bu, nanti darah tingginya kumat loh?" ucap Delon.
Ia, Farel dan Devan adalah sahabat dekat, hanya saja terkadang Farel lebih menikmati dunianya dengan caranya sendiri, tapi tak pernah meninggalkan waktu untuk berkumpul bersama dengan Devan dan juga Delon.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Bad) Life-END
Teen FictionIni tentang Za. Gadis yang terkesan tidak peduli dan bodoamat dengan lingkungan sekitar tempat ia berada. Sengaja menarik diri agar kehadirannya tak disadari oleh banyak pasang mata. "Gue benci manusia. Tapi gue lebih benci fakta bahwa gue juga manu...