Kecelakaan

3.1K 226 5
                                    

"Ada konsekuensi yang harus diterima untuk semua keputusan. Waktunya sudah mulai berjalan, satu-persatu muncul mengucapkan selamat datang."

***

Tia memandangi Nada yang tengah sibuk dengan handphone nya. Ini melenceng dari perkiraan Tia, ia pikir Nada dan Tala tak akan repot-repot datang kesini. Namun nyatanya 2 perempuan itu datang kemarin malam ketika mendengar bahwa sidang masih diperpanjang.

Bukan itu yang ia pikirkan, namun Za yang tak pernah pulang dan memberi kabar. Ia harus bilang apa pada Nada? Perempuan itu tak akan mudah percaya.

"Jadi, Ka dimana Tia?"

Tia diam, pertanyaan itu entah sudah yang keberapa kali Nada tanyakan.

"Ada kok kak, dia kemarin cuma pergi keluar aja. Cari udara segar mungkin," tanpa gugup Tia menjawabnya. Namun jawaban itu jelas saja seperti sebuah kebohongan. Karena yang Nada tahu, Za tak akan membuang waktunya dengan hal seperti itu.

"Kakak gak minta kebohongan kamu Tia." tekan Nada.

"Tenang Nad, ini Ka." Tala menghampiri mereka, perempuan itu menyerahkan handphone nya pada Nada.

Loudspeaker handphone itu hidup.

"Ka, kamu dimana?"

"Di Amsterdam,"

"Ami tanya kamu dimana Ka?" geram Nada.

"Amsterdam. Ami sendiri kan yang ngirim Ka kesini? Lalu sekarang kenapa ami malah nanya?"

"Kebohongan yang keberapa ini Ka?"

Tak ada jawaban yang mereka dapatkan.

"Ami gak lihat kamu diapartemen Ka,"

"Oh, ami lagi di apartemen?"

"Kamu gak lakuin tugas kamu Ka?"

"Udah kok, buktinya Ka jemput gadis itu kan?"

"Jangan bertele-tele Ka, kamu biarin Tia yang selesai in kasus ini sendirian? Ami ngirim kamu supaya kalian bisa kerjasama!" suara Nada sedikit meninggi. Tala yang berada disebelahnya memberi kode agar Nada jangan terbawa emosi.

"Ka emang ikut, tapi Ka gak minat untuk bantuin mereka."

"Ini bukan sifat kamu Ka."

"Lalu yang mana sifat Ka?"

"Ka!" geram Nada, wajah perempuan itu sudah memerah.

"Bahkan tanpa Ka pun kasus itu bakal selesai kan?"

"Sekarang kamu jawab ami, kamu dimana?!"

"Gak penting ami. Tapi tenang aja, Ka bakalan pulang, seteleh kasus ini selesai."

Tut

Sambungan itu ditutup oleh Za.

"Nad! Lo mau kemana?" Tala berteriak melihat Nada yang berlari keluar.

"Nada! Tunggu gue!" Tala mengejar Nada, begitupun dengan Tia.

"Nada! Jangan gegabah! Nada!"

"Kak Nada!"

Teriakan mereka sama sekali tak digubris oleh Nada. Perempuan itu tetap berlari dengan cepat. Mengabaikan tatapan dari beberapa orang yang dilewatinya.

Brak

Hantaman keras itu terdengar.

"NADA!"

"KAK NADA!"

Tala dan Tia terdiam ditempatnya, mereka merasa ini seperti mimpi. Ini tidak nyata, itu harapan mereka. Namun sayang, ini nyata.

My (Bad) Life-ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang