"Perjalanan kita usai."
***
22 bus dari Antariksa sudah terparkir rapi di parkiran umum yang disediakan disekitaran tempat camping. Beberapa murid nampak berkeliaran diluar bus, begitupun dengan guru dan juga para pembina.
Namun ada juga yang lebih memilih didalam bus karena merasa kelelahan dalam perjalanan jauh yang baru saja mereka tempuh.
Gala dan Derren nampak berdiri dengan anggota OSIS yang lain. Tak hanya mereka, juga ada Gaven yang ikut bergabung.
Ini sudah 1,5 jam mereka disini. Namun belum ada arahan yang mereka terima. Tentu saja, pasti para guru dan juga pembina kelelahan dalam meng handle perjalanan jauh ini.
Beberapa anggota OSIS yang terdapat pada 22 bus itu nampak mulai mengeluarkan beberapa perlengkapan camping dari masing-masing bagasi bus. Tentu saja yang paling utama adalah tenda.
"Gal, tendanya dibikin sekarang atau gimana?" Raga yang baru saja selesai mengeluarkan tenda menghampiri Gala.
Gala menghela nafas, ia cukup mengapresiasi tanggung jawab anggotanya. Disaat murid-murid lain bisa beristirahat mereka harus lebih dulu mulai bekerja.
"Lo mending istirahat dulu. Tenang aja, tendanya bisa kita bikin nanti."
Raga mengangguk.
"Geo belum datang?"
"Belum."
"Mereka berangkat jam berapa?" tanya Gaven.
"Gue gak tahu pasti, tapi tadi Geo sempat bilang mereka baru berangkat jam sepuluh." jawab Gala dengan sopan.
"Jam sepuluh? Yakali, mereka sampai nya jam berapa njirr," sahut Kevin yang baru turun dari bus kelasnya.
"Jadi kita harus nunggu mereka dulu?" tanya Raga.
"Mungkin. Tapi kalo bisa nanti tenda yang ada aja kita diriin dulu," jawab Gala mengarahkan.
"Zela disana kan?" tanya Stella yang datang menghampiri kumpulan itu. Tak hanya dia, tapi hampir semua murid di bus yang dia naiki ikut turun.
"Iya, dia OSIS kalo lo lupa," jawab Gala.
Stella mengangguk. Zela adalah anggota kelasnya, jadi keselamatan gadis itu juga menjadi tanggung jawab semua murid 12 IPS 5. Sebesar itulah solidaritas yang mereka miliki.
"Gala." ucap Bu Feli.
"Iya bu,"
"Gimana teman yang lain? Udah ada kabar?"
"Belum buk, Geo belum ngasih kabar. Gak ada satupun dari mereka yang bisa dihubungi."
Bu Feli menghela nafas gusar. Beberapa guru juga nampak gelisah mendengar ucapan Geo.
"Coba hubungi lagi." perintah Bu Feli yang diangguki Gala.
Tak hanya Gala, tetapi beberapa siswa yang lain juga menghubungi anak-anak yang mereka kenal yang berada di bus nomor 23.
"Gak ada yang bisa buk." sahut Kevin.
Bu Feli juga sudah sibuk dengan handphone nya, ia juga ikut menghubungi beberapa nomor siswa yang ia miliki.
"Mungkin jaringan tempat mereka bermasalah buk." ucap Gaven menyuarakan pemikirannya.
"Kamu benar," jawab Bu Feli.
"Yaudah, kita tunggu dulu. Biarin yang lain istirahat. Kalian juga istirahat. Tendanya kita diriin pagi aja." Bu Feli mengarahkan.
Mereka semua mengangguk. Bu Feli menjauh, memeriksa satu persatu bus memastikan semua nya terkendali dan juga aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Bad) Life-END
Teen FictionIni tentang Za. Gadis yang terkesan tidak peduli dan bodoamat dengan lingkungan sekitar tempat ia berada. Sengaja menarik diri agar kehadirannya tak disadari oleh banyak pasang mata. "Gue benci manusia. Tapi gue lebih benci fakta bahwa gue juga manu...