"Kasih sayang kita sebagai manusia tidak ada apa-apanya dibanding kasih sayang yang pencipta limpahkan kepadanya."***
Za menatap Stella yang berada dihadapannya. Gadis itu memang terlihat santai, tapi Za mengerti bahwa ada pertanyaan yang memenuhi kepala gadis itu.
"Titip tugas gue." Za memberikan semua tugas sekolahnya kepada Stella.
"Sampai kapan lo di skor Za?"
Za mengalihkan perhatiannya pada Stella.
"Gak tahu." balas Za singkat.
"Gak lama lagi sekolah bakalan ngadain camping."
"Urusannya sama gue apa?" tanya Za.
Stella menghela nafas.
"Lo gak niat ikut gitu?"
Za tak menjawab pertanyaan Stella.
"Tapi katanya sih diundur. Rencana nya kan minggu besok. Tapi kata OSIS gak jadi minggu besok." Stella memaparkan.
"Diundur atau enggak, itu bukan urusan gue." Za kembali memasuki mobilnya dan meninggalkan pekarangan Danuarda. Ia tak menunggu balasan apapun dari Stella.
.
.
.
"Ada apa sih? Kok rame amat?" tanya Zola yang duduk dibangkunya.
"Lo gak tahu Zo? Ah parah banget lo.." serobot Giska menarik kursi disebelah Zola.
Pletak
"Sakit njir.." ringis Giska ketika Aurel memukul lengannya.
"Bego lo. Jelas-jelas Zola murid baru, mana tahu dia."
Giska cengengesan. Ia melupakan fakta itu.
Cici menatap kedua sahabatnya itu dengan tatapan jengah. Lalu tatapannya beralih kearah Zola.
"Hari ini kelas ini bakalan nambah satu anggota lagi." jelas Cici.
"Murid baru?"
"Bukan. Dia udah dari kelas sepuluh disini, cuma ya gitu, gak tahu kenapa dia lebih milih homeschooling."
"Oo.." Zola menganggukkan kepalanya mengerti.
Proses belajar mengajar sudah berlangsung di Antariksa. Namun kelas 11 IPA 1 belum kedatangan guru yang akan mengajar, jadi mereka masih bisa santai dan saling bertukar cerita dengan teman.
"Pagi anak-anak.."
Semuanya kembali ketempat duduk masing-masing. Fokus mereka kini beralih kearah depan, dimana guru perempuan paruh baya dan seorang pemuda tampan berdiri.
Zola menatap lekat pemuda itu. Bibirnya bergetar. Wajah itu masih sama, hanya saja wajah yang dulunya masih seperti remaja labil sekarang tumbuh menjadi pemuda tampan dan berkharisma diwaktu yang bersamaan.
"Ola..jangan tinggalin aku.."
"Ola..jangan pergi..."
"OLAA!!"
"Sepertinya wajah ini gak asing lagi bagi kalian. Walau menghilang hampir dua tahun saya yakin kalian pasti masih kenal dengan teman kalian yang satu ini."
"Pasti dong buk, yakali kita ngelupain teman sendiri,"
"Ah sibabang tampan makin tampan aja."
"Lama ngehilang, eh tahu-tahunya pas balik makin glowing aja lo Dra."
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Bad) Life-END
Teen FictionIni tentang Za. Gadis yang terkesan tidak peduli dan bodoamat dengan lingkungan sekitar tempat ia berada. Sengaja menarik diri agar kehadirannya tak disadari oleh banyak pasang mata. "Gue benci manusia. Tapi gue lebih benci fakta bahwa gue juga manu...