"Kepergian seseorang bukan berarti kepergian impian. Disini masih ada yang akan mewujudkan impian itu menjadi sebuah kenyataan. Kamu, diatas sana, hanya perlu mengamati."
***
Siang itu matahari nampak muncul tanpa malu-malu. Sinarnya memberi kehangatan yang sangat dibutuhkan oleh bumi. Awan biru yang menghias langit, memberi pemandangan indah yang tak bosan-bosannya dipandang mata.
Jeep Wrangler Rubicon berwarna abu-abu tua dengan gradiasi warna hitam itu nampak melaju dijalan dengan kontur yang unik. Jalanan yang bergelombang dengan kondisi jalan yang belum diaspal, membuat jalanan itu menimbulkan debu dicuaca terik seperti ini.
Sejauh mata memandang, daerah perbukitan ini tak bisa membuat setiap mata yang memandangnya menjadi bosan. Mobil itu berhenti tepat didepan bangunan tua yang sudah terbengkalai. Seseorang nampak keluar dari mobil itu.
Baju kemeja hitam yang dipasangkan dengan celana dengan warna senada. Tak lupa, sepatu boot yang terpasang rapi dikaki sosok tersebut. Dia menarik syal yang menutupi sebagian wajahnya kebawah, hingga syal itu sekarang hanya tergantung dilehernya.
Jika dilihat, wajah yang tadinya ditutupi oleh syal itu nampak cantik dan tegas disaat yang bersamaan. Tak ada garis apapun yang menghias wajah itu, sebelum kedua bibir tipis itu tertarik keatas.
"Finish." Gumam perempuan berhijab hitam itu. Tidak ingin membuang waktu, perempuan itu nampak melangkahkan kakinya menuju tangga yang terbuat dari batu-batu unik khas budaya Eropa kuno. Bunyi peraduan antara batu dan sepatu boot terdengar jelas disetiap langkah yang diambil perempuan tersebut. Melewati beberapa anakan tangga yang dibuat melengkung, perempuan itu tidak bisa berhenti untuk memandangi keadaan disekitarnya. Bangunan tua yang tidak sedikit sudah hancur disekelilingnya memberikan kesan yang cukup ia senangi. Sepi, sunyi, dan tenang.
Bangunan ini dibuat dengan posisi yang tersusun rapi dilereng bukit. Tidak ada bangunan yang benar-benar masih utuh, kebanyakan sudah hancur dan rusak dibeberapa sisi.
Kaki jenjang itu terus melangkah menaiki tangga, sesekali masuk kedalam bangunan-bangunan itu yang menghubungkan dengan tangga berikutnya. Tujuannya hanya satu, bangunan berbentuk balok yang nampak menjulang menghadap langit. Gedung tertinggi yang berada tepat dipuncak.
Melelahkan memang, namun semuanya terbayar ketika melihat pemandangan yang terlihat sangat menakjubkan dari atas sini. Perempuan itu nampak merogoh sakunya, mengeluarkan sebuah spidol warna dari sana. Tak lupa, ia juga mengeluarkan sebuah stiker kecil yang merupakan kebanggan Indonesia. Tangan perempuan itu mulai menari pada dinding bangunan tua disampingnya.
Stella Putri Danuarda.
Nama itu tertulis indah dalam bahasa Italia kuno. Tangan perempuan itu beralih memasang stiker bendera Indonesia tepat disamping nama Stella. Kedua sudut bibirnya tertarik keatas membentuk senyum tipis.
"Semuanya selesai, Stella."
Beralih menatap pemandangan dari atas sini. Perempuan itu tak ingin melewatkan tempat terakhir dalam perjalanannya, perjalanannya selama lima tahun belakangan. Sekarang tidak ada lagi beban yang ia tanggung, ia sudah mewujudkan semuanya. Mimpi gadis itu telah ia raih.
Craco, ini mungkin tempat terakhir dalam impian yang Stella punya. Namun, bukan berarti tempat terakhir yang akan ia kunjungi. Impian Stella yang berusaha untuk ia wujudkan, nyatanya membuat ia malah tertarik dalam dunia impian gadis itu. Sekarang, ini bukan hanya impian Stella, tapi ini adalah kesenangan tersendiri bagi Za. Yaa, dia Za.
"Stella, selamat untuk semua mimpi yang udah lo raih." Za memberi apresiasi kepada gadis yang sudah lama pergi tersebut. Walaupun ia yang mewujudkan mimpi Stella, tapi ia sama sekali tidak menganggap ini sebagai pencapaiannya. Ini adalah pencapaian Stella. Itulah yang selalu ia katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Bad) Life-END
Teen FictionIni tentang Za. Gadis yang terkesan tidak peduli dan bodoamat dengan lingkungan sekitar tempat ia berada. Sengaja menarik diri agar kehadirannya tak disadari oleh banyak pasang mata. "Gue benci manusia. Tapi gue lebih benci fakta bahwa gue juga manu...