5

89 9 1
                                    

Suasana kelas begitu hening saat ini, tidak ada satupun yang bersuara karena saat mereka bersuara pukulan dari Mino menjadi resikonya.

Mino melamun dengan tenang, memikirkan kata kata yang Serin ucapkan terakhir mereka bertemu membuat Mino tidak bisa menemuinya lagi.

Sebenarnya Mino ingin sekali Serin berada didekatnya, tapi Serin terus menolak dan menjauhi Mino. Disekolah pun mereka tidak bertemu, dan itu membuat Mino frustasi dan melampiaskan amarahnya pada siapapun yang mengganggunya.

"Aku akan merokok diatap, jangan ganggu aku." Titah Mino pada anak buahnya dan semuanya menggangguk.

Ketika Mino keluar dari kelas, semua murid dikelas pun bernafas lega dan mereka akhirnya bisa berbicara.

Mino menaiki anak tangga dan berjalan menuju atap sekolah. Ketika sampai disana, dia langsung mengeluarkan sebungkus rokok dan menyalakan sebatang rokok untuk dia hisap.

Mino menghisap rokok itu dengan kuat, hingga dirinya terganggu karena teriakan dan tawa perempuan di pojok atap sekolah.

"Lepaskan aku."

"Dasar jalang , berani sekali kau mendekati Mino." Ucap sang wanita membuat Mino membuang rokoknya dengan kasar karena dirinya begitu sensitif saat ini, berani sekali seseorang memanggil namanya begitu lantang.

Mino berjalan kearah mereka, dilihatnya Serin yang tengah di pegang kuat dan hampir jatuh kebawah jika pegangan itu dilepas.

"Apa yang kau lakukan?" Mino bersuara membuat mereka menoleh kearah Mino dengan terkejut.

"Tarik dia." Ucap Mino menyuruh anak buah Yuri agar menarik Serin, tapi Mino masih diam ditempat dengan tangan yang masuk kedalam kedua saku celananya.

"Kau tidak mau menurutiku?" Tanya Mino mengangkat sebelah alisnya dan menatap tajam anak buah Yuri, mereka pun terpaksa menarik Serin dengan kasar dan membuat Serin tersungkur.

"Kenapa kalian selalu membuat gaduh hah?" Teriak Mino amarahnya benar benar tidak bisa dikendalikan.

"Mino dia berusaha merebutmu dariku." Bela Yuri membuat Mino menghampirinya lalu menjambak rambut Yuri dengan keras.

"Argh." Teriak Yuri kesakitan membuat semua temannya terkejut dan takut, sedangkan Serin menatap Mino tidak percaya.

"Sejak kapan aku menjadi milik seseorang." Ucap Mino tepat ditelinga Yuri dan itu membuat Yuri menangis.

"Tapi Mino aku mencintaimu." Ucap Yuri dengan isakan tangisnya.

Mino terkekeh pelan, lalu melepas jambakan itu membuat teman Yuri menahan tubuh Yuri agar tidak jatuh.

"Apa kau pernah melihat aku mencintai seseorang?" Tanya Mino dengan nada dingin dan menusuk.

"Bisakah kau mencintaiku?" Yuri melepas tangan teman temannya dan menarik kerah Mino agar mau menciumnya, membuat Mino benar benar muak.

"Lepaskan aku dasar jalang." Mino menghempas kasar tubuh Yuri hingga jatuh tersungkur dan tubuhnya lecet.

"Aku hanya miliknya, dan dia milikku! Berani kau menyentuhnya berarti kau siap mati ditanganku." Ucap Mino membuat Yuri menangis keras.

Mino membantu Serin berdiri, tapi tubuh Serin benar benar lemah membuat Mino akhirnya menggendong tubuh Serin dan membawanya ke UKS.

Banyak pasang mata murid lain yang melihat Mino menggendong Serin, dan Serin hanya menyembunyikan wajahnya di dada bidang Mino karena dia merasa malu menjadi pusat perhatian.

"Apa yang kau lakukan Song Mino?" Tanya kepala sekolah yang melihat Mino menggendong Serin membuat satu sekolah heboh.

"Minggir." Ucap Mino dingin, dia benar benar dalam mood yang buruk.

MINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang